Kelulusan dan Euforianya

3 0 0
                                    

Duduk di tepi trotoar sekitaran gedung pertemuan yang sangat riuh bersama Bang Jiro.

Jika kata-kata "selamat dan sukses terus" bisa tampak wujudnya seperti di iklan yang ku tonton,  mungkin aku dan Bang Jiro tidak bisa duduk di trotoar ini lagi.

Setengah jam lalu, aku selesai dengan acara kelulusan dan resmi sudah ku tanggalkan rok abu-abuku.

"Bang, kenapa mereka sangat senang sekali ?", tanyaku pada Bang Jiro, sedang mataku tak lepas dari teman-temanku yang sebentar menangis, sebentar tertawa, sebentar menjerit saat ada kata selamat yang dilontarkan untuknya.

"Memang kamu gak seneng, Mie?"

"Yaa.., seneng."

"Terus ?"

"Ya bisa dilihat sama Bang Jiro kali, kayak pesta terakhir yang gak akan pernah berakhir". Dan setelahnya Bang Jiro hanya terkekeh jika mengutip penggambaran dari novel yang ku baca.

"Kamu ngerasa mereka berlebihan ?"

Aku hanya diam, tapi dalam hati membenarkan. Mereka bertindak seolah ini pesta terakhir yang tidak akan pernah berakhir.

"Setiap orang punya cara masing-masing untuk merayakan keberhasilan, Mie"

Ya, jawaban klasik yang sudah ku duga telingaku akan mendengarnya.

"Waktu kelulusan ada banyak euforia yang terjadi, ucapan terima kasih pada Tuhan, orang tua, guru dan teman. Tapi ada yang sering terlupakan diantara kelulusan dan euforianya." sambung Bang Jiro. Aku yakin Bang Jiro selalu punya hal untuk memuaskan pertanyaanku.

"Apa Bang ?"

"Kata terima kasih pada diri sendiri. Kadang kita lupa akan diri kita yang sudah berjuang untuk sampai di titik ini, tiga tahun loh Mie, dia berjuang, banyak drama yang dilewati, tapi dia mampu kan ? Sehari saja beri dia hadiah dan haknya, coba deh, that's amazing." kata Bang Jiro sambil menepuk pundakku.

Benar juga. Terima kasih untuk diri sendiri yang sering terlewatkan di antara kelulusan dan euforianya.

"Terima kasih sudah berjuang selama tiga tahun ini." lanjutku dalam hati sambil memejamkan mata dan meletakkan telapak tangan di dada barang 30 detik kurasa. Dan benar rasanya, that's amazing !

"Lakukan bukan hanya di antara kelulusan dan euforianya Mie, tapi di setiap penghujung hari juga bisa, sebagai tanda syukur kita kepada Tuhan."

Ya, akan ku coba.







29/10/19











MiedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang