Prolog

144 16 2
                                    

Mentari, gadis berparas cantik dengan kulit putih pucat yang memiliki masa lalu semendung awan ketika akan terjadi badai. Namanya berkebalikan dengan sifatnya. Mentari selalu menunjukan sisi dimana ia selalu terlihat muram dan tak pernah tersenyum di hadapan semua orang. Ia hanya tersenyum ketika sedang sendirian, menguatkan dirinya untuk bisa terus bertahan dengan kepahitan yang dialaminya. Satu-satunya teman yang Mentari punya hanya Bulan teman kecilnya, gadis ceria yang selalu bersikap apa adanya.

Mentari adalah anak dari hasil perselingkuhan ayahnya. Ayahnya bernama Daniel dan ibunya bernama Sarah. Ia tinggal bersama Sarah karena Daniel harus tinggal bersama istri sah nya. Mentari kecil tak pernah mendapat perhatian dari kedua orang tuanya, Sarah sakit-sakitan dan meninggal saat usianya masih 7 tahun. Daniel memutuskan untuk merawat Mentari, akan tetapi tak disangka saat usia Mentari menginjak 14 tahun Daniel yang sedang mabuk hampir memperkosa Mentari dan membuat Mentari hilang kepercayaan kepada ayahnya. Mentari kabur dari kota kelahirannya dan hidup sebatangkara di ibu kota.

"Jangan dengerin omongan jelek temen-temen tentang Tari. Bulan janji Bulan bakal selalu ada disamping Tari, jadi jangan ngerasa sendirian lagi ya"
Ucap gadis kecil bernama Bulan dengan lugu. Bulan mengelus punggung Mentari dengan pelan, berharap kesedihan sahabat baiknya itu bisa sirna dan bisa mengabaikan ejekan teman-teman sekolahnya yang mengatakan Mentari anak haram dan kotor.

Mentari tersenyum mendengar penuturan Bulan yang terdengar tulus. Ia mengulurkan jari kelingkingnya dan tersenyum manis.

"Janji?" Ucap Mentari dengan ceria.

"Janji!" Bulan mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Mentari yang sedari tadi sudah menggantung di udara. 

Mentari tersenyum tipis melihat foto terakhirnya bersama Bulan. Ia tak marah karena Bulan mengingkari janjinya, karena itu sebuah takdir dan murni bukan keinginan Bulan sendiri. Bulan harus pindah ke luar kota yang entah dimana karena perintah kedua orangtuanya. Bulan meninggalkan Mentari sebelum Mentari berada di titik terendahnya, saat ibunya meninggal kemudian ayahnya yang hampir memperkosanya hingga kehidupannya suram seperti sekarang.

"Jangan nyerah Mentari! Kamu kuat!" Ucapnya penuh semangat.

Mentari mengambil tasnya lalu pergi dari kos-an nya untuk pergi bekerja agar ia bisa tetap hidup dan mampu mengejar mimpinya. Mentari tidak melanjutkan sekolahnya, ia berhenti sekolah di jenjang SMP karena tak sanggup membiayai sekolah. Tapi Mentari tetap belajar, ia belajar sendiri di rumahnya karena Mentari masih mempunyai separuh dari buku-bukunya ketika masih sekolah.

"Ketika kamu menyerah pada dunia, sama saja seperti kamu kalah dengan berlomba lari dengan hewan selambat siput. Jalani dan tekuni apa yang kamu sukai, kejar mimpi dan buktikan kamu mampu!kamu bisa! Semangat selalu, Mentari" Gumam Mentari di dalam hati. Setidaknya kata-katanya itu yang selalu bisa membuat dirinya kuat hingga sampai saat ini. Mentari menggoes sepedanya dengan cepat dan penuh rasa semangat.

______________________________________

Mohon maaf jika ada penggunaan tanda baca yang tidak tepat atau kalimat yang salah 🙏

Jangan lupa Vomentnya:)

My Star Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang