part 14

15 3 1
                                    

END
“Satu lagi....!” tambahnya.
“Lu sama kayak Bokap gue. Gara-gara obsesinya untuk punya anak cowok, kakak gue yang
kebetulan lahir sebagai anak pertama harus ngejalanin semua ini. Sekarang lu udah kayak
pesulap aja, minta sebuah perubahan yang instan.”
Cerita Ditha langsung membuat dahi Ando berkerut.
“Maksud lu apa sih? Gue masih nggak gitu ngerti.”
“Maksud gue, keputusan lu untuk balik mudah-mudahan aja keputusan yang bener dan gue
berharap lu nggak usah balik lagi ke kehidupan Alendra. Lu Cuma buat sebuah kesalahan untuk
dateng lagi ke kehidupannya dan membuat dia lebih menderita!”
“tapi gue nggak pernah bermaksud untuk membuat Alendra jadi menderita”,bela Andro.
Mungkin begitu, tapi lu melakukan semua itu dengan nggak sadar,” potong ditha.
Sepulang dari rumah Andrew, pikiran Andro jadi tambah kalut. Apa memang benar selama ini
dia hanya menjadi perusak di kehidupan Alendra. Hampir sama dengan Ryan yang pernah ia
maki atau ayahnya Alendra yang membuat Alendra mengubah dirinya seperti sekarang? Itu sama
artinya kalo dia salah satu orang yang nggak pantas untuk meminta jawaban atas perasaannya,
karena ternyata dia termasuk salah satu orang yang merusak kehidupan Alendra. Itu juga berarti
kepergiannya memang sebuah hal yang tepat dan harus dilakukan. Dalam kalutnya, Andro
memacu motornya dengan kecepatan yang semakin tinggi....
Di tempat lain, tepatnya di rumah sakit kamar nomor 206, Andrew sedang duduk menemani
Ryan yang masih terbuju dengan balutan luka di tubuhnya.
“ryan....,”ucap Andrew waktu melihat ryan menggerakan tubuhnya.
Begitu membuka matanya, ryan langsung menangis histeris.”Liana.... Liana... Dian udah nggak
ada, Len!”
Andrew nggak menjawab apa-apa, dia hanya berusaha di sisi ryan saat dia membutuhkan
spiritnya. Andrew hanya mengangkat kedua bahunya.
“Hari ini harusnya gue sama Liana sudah balik ke Ausie, tapi kecelakaan ini harus terjadi.
Padahal nggak ada yang mengira... Apa ini yang namanya karma karena gue udah nyakitin
perasaan lu?” ceritanya dengan nada menyesal.�
“nggak ada yang tau,ryan.”
“tapi gue merasa ini memang yang namanya karma,Len. Lu...Lu begitu tulus sampai lu masih
mau nungguin gue. Sedangkan gue begitu jahatnya melukai perasaan lu meskipun gue masih
sayang sama lu.”
Andrewmasih nggak menanggapi ucapan ryan.
“Yah, gue tau lu pasti nggak percaya sama ucapan gue. Ucapan gue yang bilang kalo gue masih
sayang sama lu. Gue ngelakuin itu semua karena uang. Demi uang...! Hanya demi uang. Len!
Betapa rendahnya gue. Karena ingin melanjutkan kuliah di Ausie, gue harus nemenin Liana
kemana-mana,” ucapnya sambil menatap Andrew dalam.
“Len, lu masih mau maafin gue kan?” pintanya.
“Melihat lu sekarang, nggak mungkin gue bilang kalo gue nggak maafin lu.”
“Apa lu mau nerima gue lagi? Cuma ini satu-satunya cara yang bisa gue lakuin untuk menebus
kesalahan gue. Apa pun yang akan lu lakukan ke gue,bakal gue terima. Bahkan kalo gue disuruh
jadi pembantu lu, gue juga mau Len.” Genggaman tangan ryan semakin erat. Air matanya
menetes lagi mengiringi permintaan maafnya.
“Gue... Gue....” Andrew menunduk, menatap ryan tanpa tahu jawaban yang harus diucapkan.
Di balik pintu sana, Andro baru saja melangkahkan kakinya. Sudah lama dia mendengar
percakapan Andrew dan ryan. Dengan memakai jaket hitam, dia berjalan menunduk
meninggalkan mereka.
...............
Andro sudah berada di ruang tunggu bandara. Dia duduk di barisan kursi dekat jendela sambil
menunggu pesawat yang akan membawanya ke Banjarmasin. Setelah menyaksikan sendiri
kejadian tadi, Andro sadar kalo Ryan lebih baik dari dirinya. Semua yang dilakukannya nggak
ada yang lebih baik dari yang pernah dilakukan Ryan. Di tengah-tengah waktu menunggunya,
Andro baru teringat dengan sepucuk surat yang diberikan Ditha tadi siang. Dia lalu mengambil
surat beramplop biru dari tas kecilnya.
Dear Andro,
Maaf kalo gue nggak bisa nemuin lu di hari perjanjian kita terakhir. Lu boleh aja menganggap
gue ini seorang pengecut. Dan itu mungkin udah terbukti jelas dengan sikap gue yang nggak
berani menunjukkan siapa jati diri gue yang sebenernya. Itu karena gue merasa belum siap.
Thanks untuk semua yang udah lu berikan sampai lu mau melakukan sesuatu yang berarti buat
gue. Hari pertunjukan itu nggak akan pernah gue lupakan. Terima kasih juga lu udah mau datang�

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tergapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang