4

25 2 0
                                    

Pukul 07.20 dimana abu dalam perjalanan menuju sekolah. Ia berjalan kaki dengan santai walaupun kenyataannya ia tengah panik karna kesiangan. Semua ini gara gara Cyan yang mengajak ia bermain game Online hingga pukul 4 pagi.

Saat dalam perjalanan Abu bertemu dengan seorang gadis berambut Coklat dengan semburat kemerahan karna terpapar oleh sinar matahari sedang duduk dikursi yang disediakan disekitar area pejalan kaki. Iris kuning keemasannya memandangi kendaraan yang sedang berlalu lalang.

Gadis itu memakai rok polos selutut berwarna Ungu lavender, dengan kemeja putih didalam dan Almamater berwarna merah maroon diluarnya. Rambut ikal panjangnya ia biarkan terurai, poni ratanya cocok dengan wajah tirusnya juga seutas pita berwarna oranye yang menghiasi kepalanya.

Nampaknya ia bukan murid Couleur. Jarak Abu dengan gadis itu hanya 3 meter, saat Abu hendak memutuskan pandangannya tiba tiba gadis itu menatap ke arahnya. Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan riang menghampiri Abu, iris kuning keemasannya berkilauan seperti seorang anak kecil yang pertama kali diberi manisan atau permen.

Senyumnya begitu tulus, dengan kulit wajah seputih susu dan terdapat semburat merah muda dipipinya menunjukan bahwa ia gadis yang periang.

"Bonjour" sapaan khas dari negara Prancis itu menyadarkan Abu.

"Êtes-vous étudiant à l'école de Couleur?"  tanya gadis itu diakhiri dengan senyuman

Abu menaikan sebelah alis matanya pertanda tidak mengerti.

Gadis itu sedikit tertawa kecil saat melihat reaksi Abu. "Maaf, aku terbiasa berbahasa Prancis saat disana" jelasnya lalu tersenyum kembali

Abu tertawa hambar lalu mengangguk ragu "tidak apa"

"Oh ya. Apa kau murid di Sekolah Couleur? " tanya Gadis itu

Abu kembai mengangguk  "Oh, dieu merci" ucap gadis itu dalam bahasa Prancis lagi.

Abu terdiam menikmati iris kuning keemasannya yang bak lembayung itu "cantik" ucap nya tanpa sadar

"Apa?" Abu terkejut saat gadis itu bertanya.

Abu menggeleng cepat, lalu ia merasakan ponselnya bergetar beberapa kali menandakan ada pesan masuk. Saat Abu membukanya terdapat notif dari Cyan yang berkata pelajaran pertama akan segara dimulai. Sial!  Abu memaki dalam hatinya lalu menyimpan kembali ponselnya dalan celananya.

"Maaf. Sepertinya aku harus pergi" ucap Abu lalu berjalan cepat melewati gadis itu.

"Kalo begitu izinkan aku ikut dengan mu" ucap gadis itu membuat langkah Abu terhenti. Abu berbalik lalu mendapatkan iris itu menatapnya lagi "karna tujuan kita sama" lanjutnya lalu tersenyum dan berjalan kesamping Abu lalu menggenggam tangannya.

Abu terkejut atas tindakannya yanh tiba tiba itu. Abu kembali menatap kearah gadis yang berada disampingnya itu. Lagi lagi iris matanya bertemu dengan iris kuning keemasannya lagi.

Senyumnya tidak pernah pudar membuat Abu terpesona kembali "Ku fikir kita harus cepat" ucap gadis itu menyadarkan Abu. Abu kembali terkejut tapi kali ini tidak ada ekspresi yang berarti dalam wajahnya.

Abu kembali meneruskan langkahnya dengan cepat diikuti gadis itu, tidak lupa dengan tangan Abu yang menggenggam tangan gadis itu. Nampaknya Abu lupa akan hal itu.

"Jingga" ucap gadis itu

Abu melihat sekilas ke arah gadis itu lalu kembali fokus berjalan.

.......

"Kau hebat bisa terbebas dari hukuman" ucap Cyan heboh sambil membawa nampan Stainlees yang berisi berbagai macam makanan itu.

Seperti biasa mereka duduk bertiga, kali ini mereka mendapatkan meja dekat jendela kantin. Dimana jendela itu dekat dengan taman Couleur yang terdapat berbagai macam bunga, mulai dari Mawar, anggrek, lili, bahkan Forshtya pun terdapat disana. Entah dengan cara apa pengurus Couleur ini merawatnya.

Couleur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang