7

4 0 0
                                    

"huwaaaa akhirnya kelas fisika selesai juga" ucap Magenta sambil menggeliat. Lalu tatapan nya beralih pada dua lelaki yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Yang satu sibuk bermain game, sedangkan yang satu lagi tengah merapikan alat tulis dan buku buku nya untuk dimasukan ke dalam ransel miliknya.

Magenta mendengkus "Abu! Kau lama sekali sih" protesnya

Abu mengalihkan pandangan sejenak kepada Magenta lalu kembali sibuk merapikan buku-bukunya.

"Nanti kita mampir di cafe dekat stasiun ya, aku dengar mereka sedang promo selama 3 hari, dan hari ini hari terakhir" ajak magenta

Cyan mengangguk sambil mengutak Atik ponselnya "maksud mu cafe ini?" Tanya Cyan sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Magenta.

Disana terdapat poster mengenai cafe tersebut dan terlampir beberapa menu andalannya.

"Tunggu.. bagaimana rasa mengkudu?" Tanya Magenta entah kepada siapa. Iris nya masih fokus melihat layar ponsel milik Cyan.

"Kau serius ada rasa mengkudu?" Tanya Cyan lalu kembali menarik tangannya dan memperhatikan dengan teliti layar ponselnya.

Raut wajah Cyan terheran "aku baru tau ada rasa ini. Abu, kau tahu rasanya?"

Abu menggeleng pelan, lalu mulai menatap Cyan dan Magenta bergantian "Hei Cyan! Kau masih berhutang penjelasan kepada ku" ucap Abu. Cyan mematung "Penjelasan apa?" tanya Magenta bingung. Cyan mengehembuskan nafas pasrah "Abu melihat kemampuan ku" cicit Cyan. Ia tidak berani menatap Magenta. Magenta mengangguk paham "itu bukan hal yang aneh Abu"

"maksud mu ?" tanya Abu tidak mengerti. "kau tahu? Sekolah ini pun bukan sekolah biasa seperti pada umumnya. Disini rata-rata muridnya bisa melakukan hal yang sama seperti yang Cyan lakukan" jelas Magenta. "bahkan ada kelas khusus untuk melatih kemampuan itu sendiri disini"

"maaf baru memberitahu mu sekarang. Omong-omong kau tau tentang Aura ?" tanya Magenta. "ya, aku tahu" jawab Abu. "itu sumber utama energi untuk mengeluarkan kemampuan kita. Lihat ini" Magenta mengangkat tangan kanan nya, lalu ia mulai focus mengalirkan energi ke telapak tangannya. Muncul pusaran angin kecil di telapak tangannya, setelah itu Magenta melemparkannya pada kursi hingga membuat kursi itu terpental.

Abu yang melihat hal itu cukup terkejut, karna dia pikir manusia tidak bisa melakukan hal seperti yang terdapat dalam film. "nah Abu, sekarang kita harus pikirkan bagimana cara agar kau bisa melakukannya" ucap Cyan. "kita perlu melihat warna Aura nya Cyan" kata Magenta "aku bisa melakukannya" lanjutnya. Magenta mulai mendekati Abu, lalu jari telunjuk dan tengahnya menyentuh perlahan dahi milik Abu.

Abu hanya terdiam dia tidak bergerak sama sekali. Magenta mulai menutup matanya, ia mencoba merasakan Aura milik Abu. "eh rasanya hampa sekali" Magenta berbicara dalam hatinya. Magenta Kembali membuka matanya, lalu melihat ke arah Cyan "Aku hanya bisa merasakannya, apa kau bisa melihat warnanya Cyan?" Cyan berdiri dari duduk nya lalu menghampiri Abu dan Magenta.

Ia mengambil alih lalu mulai meletakkan jari nya sama seperti yang Magenta lakukan. Cyan mulai menutup matanya, sedangkan Abu masih diam tidak bergerak. "Hitam.. tapi agak pudar" setelah mengatakan hal itu Cyan Kembali membuka matanya. "kita lanjutkan besok ya, aku sudah lapar" ucapnya sambil terkekeh karna perutnya bersuara. "apa itu warna yang bagus?" kali ini Abu mulai bertanya. "aku kurang mengerti Abu, aku tanyakan pada kepala keluarga ku dulu ya" jelas Cyan.

"baiklah" ucap Abu, lalu setelah itu ia berdiridan mengambil tas nya. "ke café atau tidak ?" tanya nya pada Cyan dan Magentayang bersiap-siap pulang. "Tentu, aku masih penasaran bagaimana rasa mengkudu"jawab Cyan. "oh ya Abu aku lupa, kau diundang makan malam oleh Kepala keluarga kami nanti" ucap Magenta. Merekaberjalan beriringan. Abu mengangguk "tentu, kalau tidak ada kesibukan aku akandatang". Setelah itu mereka pun berangkat Bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Couleur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang