"Haechan jangan tinggalin gue.." ucap Ryunjin sambil memegang erat tangan Haechan.
"Enggak akan, Sabar ya jin mamah lo pasti sembuh."
Siang tadi mamah Ryunjin terkena serangan jantung dan keadanya mengkhawatirkan, Ryunjin mendapat kabar dari tantenya dan langsung izin ke rumah sakit untungnya ada Haechan yang selalu menemani Ryunjin, sama halnya dengan Ryunjin, Haechan harus izin juga agar tidak di anggap bolos sekolah.
Mereka diluar ruang ugd menunggu keluar dokter untuk mendapatkan kabar baik maupun kabar buruk. Harapan Ryunjin hanya satu, mamahnya sembuh dan kembali kerumah.
'Mamah satu-satunya alasan Ryunjin hidup, kalau mamah gak ada siapa yang nyemangatin Ryunjin hidup lagi?' Pikirnya setiap kali mamahnya sakit dulu.
Ryunjin jarang sekali menangis, dia hanya perlu seseorang disampingnya dan harus menggenggam tanganya tatkala Ryunjin sedih seperti sekarang.
Dokter keluar, perasaan Ryunjin sudah tak karuan dia langsung menghampiri dokter itu.
"Mamah saya sembuh kan dok ia kan?!" Haechan yang disampingnya mengusap punggung tangan Ryunjin menenangkan gadis itu.
"Maaf mba."
"Dok ngapain minta maaf.. bilang aja mamah saya sembuh dok!"
Ryunjun mengeratkan genggaman tanganya yang masih bertautan dengan tangan Haechan."Maaf mba, bu shin tidak terselamatkan."
"BOHONG!!" Ryunjin melepas gengngamanya dari Haechan.
"Dokter pasti bohong kan!"
"Maaf."
"Dokter jangan minta maaf! aku, aku, aku butuh mamah.." Ryunjin membalik kan badan menatap tantenya yang terisak di bangku lalu melihat Haechan.
Haechan langsung memeluk Ryunjin ketika gadis itu hendak jatuh karena tidak percaya dengan hal yang ia dengar hari ini.
"Nangis aja gak papa jin nangis.." ucap Haechan pelan.
"Gue gak bisaaa.." lirih Runjin membalas pelukan Haechan.
"Mamah harus hidup kalau mamah gak ada gue sama siapa..." Haechan malah yang terisak, Ryunjin yang mendengarkan isakan Haechan lalu ikut menangis keras.
"Nangis jin yang kerass." Ucap Haechan lagi.
Ryunjin makin mengeratkan pelukanya.
"Gue masih butuh mamah.. kenapa tuhan ngambil orang yang gue sayang semua." Bisik Ryunjin disela tangisannya
Dunia Ryunjin hancur, sehancur- hancurnya sekarang alasan dia hidup sudah hilang, dan dia harus meujutkan mimpi yang sering dia ucapkan pada mamah dulu kalau dia sudah dewasa nanti untuk siapa? Kalau bukan untuk mamahnya.
"Jin..." Haechan menggerakan badan Ryunjin yang lemas bahkan hampir jatuh jika Haechan tidak menopang tubuhnya.
"Tante Ryunjin gak sadarkan diri!" panik Haechan.
BERSAMBUNG....
Maaf kalau gak Jelas Chapter awalnya keritik dan saran sangat diperlukan terimakasih. 😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup
Fanfiction"ulet aja butuh peroses buat jadi indah. sama aja kaya hidup " cast Ryunjin Haechan dll