Mati?

124 11 4
                                    

Happy Reading guys🌙

“Oi bro!” Teriak seorang lelaki jangkung. Namun Riele hanya mendengus lantas pergi begitu saja.

Riele yang merasa dirinya di panggil hanya mengabaikannya saja. Ia merasa tak perlu repot-repot berbalik arah, karena pasti mahluk yang memanggilnya itu akan menyusulnya. Sedetik kemudian ia merasakan ada tangan kekar yang merangkulnya.

“Udah 2 tahun tapi lo masih aja irit ngomong sama gua,untung gua udah kebal .” Ucap lelaki itu yang hanya di balas dengan tatapan tajam nan dingin oleh Riele.

“Berisik lo.” Balas Riele, “Lo bisa cariin gua makan?” Tanya Riele.

“Udah laper aja lu, yang tadi pagi begimana?” Tanya Jovin, ya lelaki itu bernama Jovin. Riele sudah berteman dengannya dari awal SMA. Jovin sudah sangat mengerti tentang seluk beluk kehidupan Riele.

“Bosenin.” Balas Riele seadanya.
Jovin hanya bisa mendengus dan menggelengkan kepalanya.

sahabatnya ini memang ajaib. Setelah semua yang Riele lakuin, ia bahkan tak menunjukkan sama sekali kesedihan. Ah, dia lupa kalau Riele itu memang iblis berkedok manusia.

Flashback on

Riele yang sedang kebosanan setengah mati di kamarnya merasa sangat lapar, ia pun menelefon sahabatnya untuk mencarikan ia bahan makan yang bisa ia makan. Riele pun menelefon sahabatnya.

“Cariin gua makan .”Ucapnya setelah telefonnya di angkat oleh orang di seberang telefon.

“Ha? Ini masih pagi woi, gua masih ngantuk setan !” Balas orang itu marah. Bayangin aja masih jam 3 pagi, dan lu ditelefon sahabat lu buat nyariin makan. Sangat tak tau keadaan pikirnya.

“Cariin gua makan.” Ucapnya lagi dan  ia langsung mematikan telefonnya. Setelah 1 jam, Riele mendengar ada pintu diketuk.

“Maaf tuan, Miss. Rina mencari anda. Saya sudah mempersilahkannya diruang tamu.” Ucap pelayannya.

“Katakan padanya aku akan segera datang.”

“Baik tuan.” Ucap pelayan itu sambil menunduk.

Riele pun merasa senang karena sahabatnya sudah mengantarkan makanannya. Apalagi orang itu adalah salah satu penghianat di perusahaan miliknya.Ya, Riele memang memiliki perusahaan di bawah pimpunannya yang telah ia rintis sejak awal SMA . Ia merasa akan bersenang- senang dulu dengan sekretarisnya itu. Dia pun menghampiri sekretarisnya itu.

“Ah Tuan Riele, maaf kalau kedatangan saya mengganggu anda.” Ucap perempuan bermake up menor itu.

“Ada apa?”

“Tuan Jovin meminta saya untuk menemani anda, ia bilang kalau anda sedang merasa bosan.” Ucapnya sambil mengelus tangan Riele tanpa rasa malu.

Apa-apaan wanita ular ini,menjijikan sekali.Dasar sampah penghianat, Ku pastikan kau akan mati di tanganku. Batin Riele geram

“Hm, saya memang sedang bosan. Bisakah kau menemaniku diruang bawah tanah?” Tanya Riele.

Riele pov on

“Hm, saya memang sedang bosan. Bisakah kau menemaniku di ruang bawah tanah?” Tanyaku.

“Um memangnya anda ingin melakukan apa di sana?“ Tanya Rina.

“Saya ingin kamu Rina.” Ucapku sambil menarik tangannya.

“Tuu-aan apa maksud anda?” Tanya Rina.

Aku pun membawanya ke ruangan di bawah tanah milikku tempat aku biasa mengeksekusi korbanku. Rina mengernyitkan alisnya saat ia mulai mencium bau darah di dalam tempat ini. Ia pun mulai panik saat aku mendudukkannya di atas meja dan mulai mengikat tangan serta kakinya.

“Akh...kumohon lepaskan aku.“ Pintanya dengan suara yang bergetar.

“Ayolah bahkan aku belum bermain denganmu.“  Balasku dengan tersenyum manis dan menunjukkan sebuah foto.

“Hiks...Hiks…kumohon tolong lepaskan aku. Aku berjanji tak akan melakukan kesalahan seperti ini lagi.“ Ucap Rina saat merasa sudah ketahuan karena menghianati tuannya

“Berisik,aku tak butuh penghianat sepertimu.” Ucapku itu sambil memainkan pisau kesayanganku.” Ada yang ingin kau sampaikan sebelum mati?” Lanjutku.

Belum sempat Rina berbicara, ia sudah mati secara mengenaskan ditanganku. Aku secara tak manusiawi, mendorong dan melemparnya ke mesin penggiling daging. Sehingga hanya teriakan dan raungan kesakitan yang terdengar dari Rina.

“Meyebalkan sekali wanita itu.” Ucapku sambil berjalan kembali ke kamar. “ Zoe dimana kau !” Teriakku.

“Ya tuan Riel, ada apa anda memanggil saya?” jawabnya.

“Bereskan ruang bawah tanah .”
“Baik tuan.” Jawab pelayanku.

Riele pun masuk ke kamar mandi dan mulai bersiap untuk ke sekolah.Setelah di rasa siap, ia pun berangkat ke sekolahnya yaitu SMA Kesatuan Garuda tempatnya belajar.Sesampainya ia di  halaman sekolah, ia disambut oleh teriakan histeris para fansnya. Dalam hati ia terkikik geli, ia merasa semua orang mudah sekali di bohongi. Ia hanya diam dan menatap dingin kerumunan manusia yang menurutnya tak berotak itu.

Kyaaaa sumpah si Riel ganteng anjirrr

Hoooh pengen deh sama dia

Anjerr keringetan aja ganteng

Anjing mimisan nih gua

Budayakan vote dan comment okay✌
Jangan lupa share cerita gajelas gua

Dead or Dead [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang