Kelas taeyong mengadakan tur singkat ke Busan dalam rangka penelitian. Taeyong telat saat pengambilan kursi, mau tidak mau ia harus duduk di sebelah lelaki yang ia sukai sejak dulu secara diam-diam.
Hari ini adalah hari yang sangat indah bagi taeyong karena kelasnya akan mengunjungi Busan untuk penelitian walaupun ini sebenarnya hanya sekedar kunjungan.
Taeyong masuk ke dalam bus dengan penuh semangat lalu mencari jok kursi yang belum ditempati dan matanya yang tajam itu mendapat ada jok kursi bus yang tidak ditempati di paling belakang, hanya ada satu kursi tersisa. Taeyong menghela napas lega.
Tapi saat matanya melirik orang yang nantinya duduk disampingnya, taeyong membelakkan matanya.
Sial.
Kenapa harus dia? Taeyong menelan ludahnya kasar.
Taeyong menghela napasnya kasar sambil berjalan gontai ke jok paling belakang, tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia akan duduk disebelah orang yang ia sukai.
Biasanya soal percintaan hidup taeyong sangat lancar dan akan selalu menang karena hampir semua yang taeyong taksir akan jatuh cinta kepada taeyong.
Tapi kali ini taeyong harus mengaku kalah.
Taeyong menyukai teman kelasnya sendiri.
JUNG JAEHYUN!
Bukannya lebih mudah jika menaksir teman kelas? Tidak bagi Lee taeyong satu ini. Karena pertama-tama, Jaehyun itu adalah tipikal orang introvert.
Kedua, tidak ada yang berani berbicara dengannya karena dia akan memberikan tatapan sinis kepada murid yang mencoba mendekati dirinya.
Ketiga, Jaehyun lebih gemar duduk menyendiri belajar atau membaca novelnya sambil mendengarkan lagu melalui headphone.
Dan itulah ketiga hal yang membuat Jaemin jatuh cinta kepada sosok Jaehyun.
Tipe ideal taeyong buruk, bukan? Sangat tipikal seperti di fiksi yang ia pernah baca.
Benar-benar bodoh seorang lee Taeyong pernah bermimpi untuk berpacaran dengan Jaehyun yang memiliki sikap seperti itu.
Selama ini, taeyong hanya dapat mengagumi Jaehyun dalam diam dan biasanya taeyong hanya menulis nama Jaehyun berulang kali hingga memenuhi setiap halaman akhir bukunya.
Taeyong biasa memandangi Jaehyun dari jarak yang terbilang cukup jauh atau lebih tepatnya aman. Tapi kali ini, ia akan duduk disamping Jaehyun.
Bukankah semakin menarik, jika bisa melihatnya lebih dekat?
"Per..permisi, apa tempat ini masih kosong?"
Taeyong ingin memukul dirinya karena tiba-tiba jadi gagap sebodoh ini.
Hari ini Jaehyun sangat tampan.
Kemeja putih menghiasi tubuhnya, celana jeans denim yang begitu ketat melingkari pahanya dan kacamata yang selalu ia pakai setiap belajar atau membaca. Di pundaknya ada headphone yang selalu ia gunakan.
"Hm" Dehem Jaehyun.
"Kalau begitu, aku duduk disini"
Setelah itu tidak ada respon dari Jaehyun.
Taeyong menelan ludahnya gugup dan tangannya basah karena keringat dingin.
Taeyong sungguh gugup.
Padahal, taeyong itu dikenal salah satu orang yang cerewet di kelas. Taeyong akan mengajak siapapun untuk berbicara dengannya, entah itu siapa. Dan sekarang, taeyong mati-matian berpikir mencari cara untuk tidak berdiam bodoh dengan Jaehyun sepanjang Jalan.