Jangan lupa vote,
klik tanda bintang di pojok kiri bawah ☆yang mau komen silahkan, tapi dilarang mengomentari cerita lain.
Terimakasih atas kerjasamanya 🙏🙏
____________________________________________
¤¤¤ HAPPY READING ¤¤¤
"Sebaik-baiknya penerimaan adalah menerima masa lalu,
berdamai dengan ikhlas dan berani membuka lembaran baru"____________________________________________
Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik berjalan anggun menghampiri sang suami, yang tengah sibuk memeriksa beberapa berkas. Wanita itu bergelayut manja di bahu kekar suaminya, membuat sang pria mengalihkan atensi nya.
“Ada apa hmm.” Tanya sang suami lembut. Matanya menatap sang istri penuh kasih.
Mereka adalah pasangan suami istri, Louis Wellington dan istrinya, Merry Wellington. Pemilik perusahaan raksasa LC group, yang cabangnya tersebar di beberapa negara.
“Pi, jangan terlalu membebankan urusan kantor pada putraku.”
Louis menggenggam lembut tangan istrinya, menatap Merry dengan teduh, lalu tersenyum.
“Dia mampu melakukannya, sayang.” Suara lembut Louis kembali mengalun.
“Mami tahu, tapi dia tidak harus menetap disini.”
Paham kemana arah pembicaraan sang istri, Louis mengeratkan genggaman tangannya. Mencoba menyalurkan kekuatan untuk menghalau kekhawatiran sang istri. Ia paham tidak ada orangtua yang rela anaknya tersakiti, terlebih seorang ibu.
“Dia tidak ada di negara ini, jika itu yang kamu khawatirkan.”
“Tapi pi__ “
Louis mengecup singkat bibir Merry membuat wanita itu bungkam. Pria paruh baya itu merengkuh sang istri dalam pelukannya.
“Jangan meragukan putra kebanggaanku, istriku.” Ucap Louis, yakin.
Sebagai seorang ayah, ia paham jalan pikiran sang putra. Pria boleh saja bergelung dalam duka, tidak ada yang salah dengan hal itu. Namun ketika waktu memberinya kesempatan untuk kembali bangkit, maka jangan harap ia mudah ditumbangkan.
“Tugas kita cukup mendukung dan mendoakannya.” Lanjutnya, dibalas Merry dengan anggukan samar.
♡♡♡
“Rumahmu dimana?” Layv bertanya pada Alisa yang duduk di sampingnya.
Hampir setengah jam gadis itu duduk dengan anteng setelah mendapat bentakan Layv karena mulutnya terus mengoceh.
“Heh kau budeg, katakan kemana aku har__rus.”
Layv mendesah. Merepotkan. Alisa tidur dengan pulasnya.
Ia menepikan mobilnya lalu turun untuk mengambil kotak P3K di bagasi. Kembali duduk dibalik kemudi, dan atas nama kemanusiaan ia meraih pergelangan tangan Alisa yang terluka. Dengan telaten ia membersihkan luka itu, memberikan cairan antiseptik lalu membalutnya.
“Beres.” Gumamnya.
“Benar-benar gadis ceroboh, bahkan kau jatuh tertidur di dalam mobil bersama orang yang tidak kau kenal.” Layv tersenyum tipis, mengingat betapa cerewetnya gadis ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/198904920-288-k69346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES
RomanceAku adalah rasa yang membelenggu dari masa lalu yang memilukan.