•
•
•
"Hidup itu bukan tentang siapa yang hebat, tapi tentang siapa yang menghargainya"
-arion caesar delton•
•
•
Cowok dengan tinggi sekitar 180 centi dengan iris mata coklatnya menatap lurus ke arah pria paruh baya yang tengah memandangnya marah. Terlihat dari rahang pria paruh baya itu yang mengeras, dan nafasnya yang naik turun tidak beraturan.
"Kamu bakal ayah pindahkan ke SMA Gala, jika kamu masih berbuat ulah ayah akan mengirim kamu jauh ke belanda bersama oma kamu disana. Mengerti rion"keputusan final dari reza tidak bisa di ganggu gugat. Pria paruh baya itu meninggalkan putranya itu yang tengah menatap lurus kedepan, Amira menghela nafasnya lalu menghampiri putra sematawayangnya yang tengah memendam amarahnya. Amira, wanita paruh baya itu tersenyum lembut mengelus kepala rion sayang mencoba membuat putranya itu mengerti dengan keputusan sang ayah.
"Rion kamu harus nurut nak sama ayah, ini semua juga untuk kebaikan kamu agar kamu gak salah terdidik"ucap amira lembut, jika tidak karena bundanya ini. Mana mau rion menuruti perintah ayahnya, kenapa tidak dia saja yang sekolah? Rion menggertak meninggalkan amira yang tengah memandangnya sabar.
Rion berjalan dengan matanya yang tersirat kemarahan, ini bukan pertama kalinya dia pindah sekolah ini sudah keempat kalinya dia dikeluarkan dari sekolah. Di sekolah pertamanya dia bermasalah karena membuat tiga orang murid masuk rumah sakit, kedua menghajar anak sekolah lain hingga sekarat di rumah sakit, dan kali ini menghajar seorang guru bahas indonesia. Seorang arion caesar delton si brandal yang sekarang menginjak bangku kelas XII ini akan memulai kehidupan barunya dua hari lagi, jauh dari orang tua nya.
Cowok itu menghela nafas berat berusaha meredam emosinya jangan sampai ia melukai ayahnya hanya karena sebuah masalah kecil. Arion bukan orang yang mudah sabar, dia tipe orang yang mudah marah walaupun hal sekecil apapun. Dulu saat menginjak bangku smp arion tidak pernah berbuat ulah bahkan dia di kenal sebagai anak emas guru karena nilainya yang selalu keluar sempurna bahkan dia selalu menang mengikuti lomba-lomba dan olimpiade, banyak yang terpesona dengan kepintarannya dulu walaupun sekarang tidak menampik bahwa masih banyak cewek-cewek yang berhamburan mengejarnya dengan sikap brandalnya sekarang. Tapi sampai sekarang arion belum pernah memiliki kekasih walaupuk dekat dengan seorang cewek dia akan berkata kalau mereka hanya berteman tidak lebih.
Arion di sekolah lamanya memiliki dua teman, geral dan karel. Kedua sohibnya yang sekarang harus ia tinggalkan. Dulu di sekolah sebelumnya arion tidak pernah serius memiliki teman karena ia yang cenderung tidak terlalu percaya dengan kata teman. Menurutnya semua orang sama saja, datang saat butuh kemudian berkhianat nantinya. Halah itu sudah buku lama, tapi setelah bertemu dengan geral dan karel sikap brandal rion sedikit mereda karena kedua temannya yang cenderung menasehatinya agar tidak terlalu terbawa emosi.
"Yon, kamu udah kemas barang nak?"suara amira mengintrupsi seisi kamar membuat rion yang tengah berdiam diri menoleh dan menatap bundanya sendu. Dia memang jarang terlihat manja dengan amira, tapi arion tetaplah arion si anak brandal yang jika sudah bersama bundanya akan berubah 180 derajat menjadi anak mami.
Rion menghampiri sang bunda memeluknya erat, "bun gak mau pindah"rengek rion seperti anak kecil.
Amira terkekeh melihat perubahan sikap anaknya itu, "udah umur berapa juga masa mau manja sih kamu, seminggu sekali bunda kan bakal ngejenguk kamu sama ayah"serunya penuh pengertian agar anaknya itu tau maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serigala Kelabu
Random"Hidup itu bukan tentang materi tapi tentang kasih sayang, brandal itu bukan kejahatan tapi kekelaman,serigala itu buas tapi hangat"-Arion caesar delton.