Kemarahan🌩-03

32 3 3
                                    

Sakit dihatiku lebih besar dari pada sakit karena tamparan

-Alisha Jeanne Rosalie-

🌨

"Liyla," panggil Eugene.

"Iya, bu," jawab Liyla sambil berdiri dari kursinya.

"Tolong ini bagikan hasil ulangan kemarin!"

"Baik bu." kemudian Liyla berjalan dan mengambil kertas-kertas ulangan yang ada di tangan Eugene.

"Alisha!" panggil Eugene tiba-tiba dengan tatapan mautnya yang membuat Alisha mengangkat kepalanya dari meja dan Liyla yang sedang akan mengambil kertas kaget dengan sentakan itu.

"Sudah berapa kali kamu dapat nilai nol terus setiap ulangan di pelajaran saya! Lain kali kalo kamu ngumpulkan ulangan dari saya nggak kamu kerjakan, saya nggak akan segan-segan hokum kamu berdiri sambil angkat tangan dan kaki di depan kelas, tidak ada ampun!" tegasnya melototkan mata horror. Alisha yang sedang mendengarkan gurunya ceramah malah terlihat santai dan datar, tak takut apa yang sedang terjadi.

"Kalau kamu enggak niat sekolah--" ia diam sejenak lalu melanjutkan kata-katanya lagi, "Sana, KAMU JADI GELANDANGAN AJA!!" pekik Eugene. Suaranya menggelegar sampai kelas lain mendengar dan menoleh mencari sumber suara.

Alisha hanya terdiam dengan perkataan yang menyakitan itu. Dan tentu saja meskipun gadis itu diam sebenarnya ia merasa hatinya sakit seperti ditusuk dengan ribuan pisau.

BRAKK!!

Evan memukul keras tangannya ke meja dan tangannya yang putih itu berubah menjadi merah karena saking kerasnya memukul meja.

Lalu Eugene menoleh perlahan ke arah Evan, "Ngapain kamu? hah?" bentak Eugene pada Evan yang wajahnya sedang memerah. Ia tak bisa menahan emosinya karena sudah memaki sahabatnya itu dengan sebutan gelandangan.

"Kamu mau berani sama saya?" lanjutnya sambil berkacak pinggang. Evan yang tak bisa menahan emosi membalas bentakan Eugene

"Seharusnya anda jangan bilang gitu dong ke Alisha! Dia kan juga punya perasaan! Emangnya anda juga mau jadi gelandangan yang tidurnya di bawah kolong jembatan itu?" ujar Evan. Ia masih mengepalkan tangannya.

"Iya, bu. Bu Eugene kan juga nggak tahu dia aslinya anaknya gimana?" kata Meysha yang juga tak terima dengan sikap Eugene yang dibilang tidak pantas karena sudah memaki muridnya.

"Saya nggak mau tahu, pokonya saya nggak pernah suka sama anak kayak dia di sekolah ini. Kalau kepala sekolah bisa lebih bijak mengurus sekolah, pasti dia bakalan keluar dari sekolah." seluruh kelas pun terdiam saat melihat aksi Eugene yang memang kurang ajar.

DAG!! pukulan meja itu terdengar lebih keras lagi.

"Dengar ya bu! Kalau sampai kepala sekolah di sekolah ini tahu, jangan harap anda menginjakkan kaki di sini lagi!" Akhirnya Alisha membuka pembicaraan yang sudah ditahannya dari tadi sambil menunjuk-nunjuk tangannya ke arah Eugene. Ia muak dengan hal ini.

"Apa? KAMU BARU AJA BILANG APA?" pekik Bu Eugene lagi sambil menampakkan senyuman sinisnya, lagi-lagi siswa dari kelas lain menoleh untuk mencari sumber suara itu, "Beraninya kamu ngomong gitu ke saya!!" Ia benar-benar marah pada Alisha dan melototkan matanya dengan tajam.

"Bu Eugene tahu diri dong, memangnya anda penguasa di sini? hah?" Amarah Alisha meledak-ledak tak tahan lagi, "Yang suruh saya jadi gelandangan kek, yang anda ingin saya keluar dari sekolah kek, kalau ngomong langsung aja di depan kepala sekolah sana, jangan ngomong di depan saya! perasaan anda sudah mati? mendingan saya nggak akan ngikutin pelajaran anda daripada nanti sakit hati."

Crying SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang