Tak bisa dimaafkan⛈-05

20 4 2
                                    

Pelukanmu sudah tak pernah berarti bagiku

-Alisha Jeanne Rosalie-

🌨

Kringg! Kringg!

Waktu istirahat telah tiba. Semua siswa bergelombolan tak mau mengalah memberi jalan. Suara tawa dan obrolan mereka menggema di seluruh ujung kelas. Tetapi lain cerita dengan gadis beriris coklat yang sedang duduk di sofa kantor kepala sekolah sambil menyelipkan bolongan telinga dengan earphone yang memutarkan lagu Location Unknown milik honne. Itu adalah salah satu lagu favoritnya.

"Travelling places i ain't seen you in ages
But i hope you come back to me
My mind's running wild with you faraway
I still think of you a hundred times a day"

Begitulah apa yang dirasakan oleh seorang gadis yang lukanya masih membekas di hati. Meskipun seseorang yang telah lama hilang dari hadapannya itu, ia masih sempat memikirkannya seratus kali. Tetapi kenyataannya terbalik, karena apa yang diharap-harapkannya itu tak pernah kembali lagi stelah sekin lama menunggu.

"My location unknown tryna find a way back home to you again
I gotta get back to you
Gotta gotta get back to you..."

Ia tak tahu harus berbuat apa untuk kembali padanya. Tetapi ia hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan.

Sambil memejamkan mata menikmati alunan musik yang berputar, seseorang menepuk pundak Alisha pelan dan perlahan matanya terbuka.

"Sha istirahat!" ucap seorang pria dengan rambut yang sudah beruban.

Alisha tak mendengar suara kakeknya barusan. Lalu ia mencopot earphone dari telinganya.

"Apa Grandpa?" tanya Alisha datar.

"Istirahat!" sahut Marco. Kemudian ia berjalan menuju tempat duduknya.

Gadis itu langsung menggunakan earphone-nya lagi. Lalu beranjak dari sofa dan keluar ruangan. Saat ia hendak meraih knop pintu, tiba-tiba seseorang ada yang mendahului membuka pintu yang membuat Alisha otomatis mundur.

"Assalamualaikum!" sapa seorang guru perempuan.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah!" sahut Marco.

"Eh ada Lisha di sini, ada orang salam nggak di jawab, jawab dong nak!" ujar guru yang bernama Sarah sambil mencubit pipi Alisha dengan centilnya. Lalu ia melihat telinga Alisha yang terdapat earphone sedang menggantung. "Pantesan nggak di jawab." Sarah mencopot earphone Alisha.

"Lepas dulu dong, kan salam Ibu tadi nggak kejawab!" suruhnya sambil mengernyitkan dahi dan memperlihatkan senyum manisnya.

"Wa'alaikumsalam," Jawab Alisha tanpa menunjukkan ekspresi apapun sambil membungkukkan tubuhnya 45 derajat.

"Nah gitu dong anak ibu. Itu namanya Alisha yang sesungguhnya," kata Sarah dengan PD-nya.

Sarah merupakan guru IPS di kelas Alisha sekaligus wali kelas. Selain guru yang baik dan sangat sabar menghadapi murid-muridnya ia juga memiliki paras yang cantik.

Kemudian Alisha keluar dan membiarkan mereka berbicara di dalam tanpa menutup pintu.
🌨

"Sha.." teriak seseorang memanggil nama Alisha. Ia tahu suara siapa itu.

"Duduk sini gih, wey kulkas" teriak seseorang lagi sambil melambaikan tangannya kali ini pemiliknya memiliki suara berat.

"Bukan kulkas lagi, kutub selatan! Sahabatnya sendiri aja di cuekin," sahutnya sambil mengerucutkan bibir.

Crying SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang