PERTEMUAN

38 5 0
                                    

Raditya Rahman

Radit remaja tampan dan juga cool di sebuah kampus (UNIB) penampilannya yang rapi dengan kaos oblong berwarna merah dan jaket yang tersangkut di lengan bahu kanannya membuatnya di gemari  banyak gadis-gadi kampus, banyak yang datang untuk mengisi hari-hari kosongnya, tapi tidak semudah itu menyentuh hatinya yang tertutup rapat, sebab pengalaman cinta yang sempat membuatnya terhenti dalam studi belajarnya, semenjak hari naas yang merenggut nyawa kekasihnya membuat dia tidak mau lagi terbuka untuk setiap gadis yang datang mendekatinya, lucu ya, cinta memang buta sehingga buta lah hatinya untuk melihat bahwa masih ada banyak hati yang sedia berbagi hari  bersamanya,

Kebiasaan sudah seperti hari-hari sebelumnya, Radit selalu terlambat masuk kelas, bunyi alarm di kamarnya sudah seperti bunyi nyamuk yang senyap berbunyi lalu di abaikan, sepintas teriakan ibunya alarm alami, alarm terakhir yang tidak bisa ia abaikan, dengan sigap spontan Radit pun bangun dan melihat jam kecil di sampingnya, "oh my good aku terlambat lagi" teriaknya sambil lari ke kamar mandi, lima menit sudah sangat lama buat Radit dengan situasi semacam ini, tanpa sarapan ia pun langsung pamit pada ibunya dan meluncur berangkat ke kampus,

Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk setiap makhluknya, hari ini tiada disangka lembaran baru kembali dibuka untuk kisah yang baru dalam hidup Radit, keterlambatan masuk kelasnya hari ini membuat dia kenal sorang mahasiswi dialah kisah barunya, tuhan selalu punya cara mengetuk hati orang baik yang sedang berkabut dan tertutup rapat karena masa lalu, kali ini tuhan membuatnya merasa bersalah terlebih dahulu hingga ia mau bersapa dengan orang disekitarnya, tentu saja tuhan mempertemukan ia dengan wanita baik pula yang akan menjadi masa depannya, terketuk lah hatinya yang tertutup rapat bahkan sempat tidak mengenal cinta.

Jam 07:00 adalah jam kelasnya hari ini, dan Radit sudah terlambat 30 menit, tepat di depan perpus ia lari dengan kencang tanpa memperhatikan sekitar, ia pun menabrak seorang wanita dan sontak buku-buku bertaburan, Radit langsung mengambil semua buku itu dan memberikannya pada wanita tersebut tanpa memperhatikan kondisi dirinya.

"Maaf kan saya, apa ada yang sakit atau luka sungguh saya tidak sengaja" Dengan panik ia membangunkan Ara yang jatuh di tabrak nya.

Iya.. Iya.. Iya.. "Jawab Ara dengan  wajah kesal sembari menahan sakit" Saya tidak pa apa, lagian jalan gak liat ke depan kayak maling di kejar warga saja"

ADUHHHH.. " Sela radit di tengah  ocehan Ara yang tampak kesal itu, " Saya sudah terlambat kelas, makanya saya lari kayak di maling gitu, eh di kejar warga, sekali lagi saya minta maaf lah" Dengan wajah penuh penyesalan ia meminta maaf.

"Iya sudah" Sambung Ara, "lain kali jangan sampai ke ulang lagi yang kayak gini, awas kau, iya udah saya maafin" Dengan wajah sinis Ara meninggalkan Radit begitu saja.

"Bodoh amat lah" Sok cuek Radit pun berjalan pelan memasuki kelas.

Sesampainya dikelas Radit masih harus berhadapan dengan dosen yang sudah memberi penjelasan materi pagi itu, tapi sepertinya pak dosen sudah agak males memberikan sangsi dan Radit yang dengan sopan memberi salam memang sedikit merayu seperti biasa berharap ada belas kasih dari dosennya, dengan sedikit sinis pak dosen menjawab salam Radit dan membiarkannya duduk, syukurlah sambil menghela nafas Radit pun duduk dan mengikuti pelajaran, dalam pikirnya terlintas sosok gadis yang ditabrak sebelum ia masuk kelas, Radit merasa bersalah sehingga timbullah keinginan untuk meminta maaf pada gadis itu, pikirnya sesudah kelas ini ia ingin mencari gadis tersebut dan hendak meminta maaf.

Kantin adalah tempat Radit duduk santai sambil makan siang, dengan buku bacaan yang biasa ia baca, novel kesukaannya meski sudah berkali-kali khatam ia masih suka membaca, (QOIS & LAYLA) sambil menunggu nasi pesanannya ia asik sekali membaca bukunya itu tanpa peduli cewek-cewek yang sedang membicarakan kepribadiannya yang suka menyendiri tanpa peduli disekitarnya, dan tanpa di sengaja wanita yang tadi pagi ia tabrak hingga jatuh, lewat didepannya duduk dan spontan Radit berdiri dan memegang tangan gadis itu, niatnya ingin meminta maaf dan mengajaknya untuk makan bareng.

Radit: Hey...

Ara: Maaf  lepaskan tangan saya

Radit: Oh.. maaf  masih ingat sayakah

Ara: Sebentar.. kamu yang tadi pagi nabrak saya bukan

Radit: Humm, iya ini saya yang tadi pagi nabrak kamu hingga jatuh

Ara: Sudah, sebelum kamu minta maaf saya sudah memaafkan,

Radit: Duduklah dulu, untuk sekedar bincang dan temani saya makan siang

Ara: Tapi ... dalam hati " Ya Allah peliharalah sikap dan pandanganku terhadap lelaki ini"

Radit: Sudahlah, ohh iya, perkenalkan nama saya Raditya, nama kamu siapa.?

Ara: Humm, aku, aku...

Radit: bukankah tak baik menolak niat baik seseorang, anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya padamu

Ara: Humm... baiklah aku duduk, tapi dengan satu syarat

Radit: Apakah syaratnya ?

Ara: Jagalah jarak, sebab kita bukan...

Radit: Bukan muhrim kan.?

Ara: Iya ...

Radit: Baiklah.. dalam hati "Ya Allah siapakah gadis yang sedang berada di hadapan saya, dia sangat berbeda dengan yang lain"kmu  belum menjawab tanyaku, siapakah namamu.?

Ara: Panggil saja saya Ara, biasanya temen-teman memanggil saya seperti itu

Radit: baiklah Ara silahkan, mari makan,

Radit: dalam hati "siapakah dirimu yang sebenarnya kenapa hati ini bergerak memintaku untuk mengenalmu lebih dekat lagi,

Ara: maaf , tolong jangan menatap Ara seperti itu, tidak baik dan Ara merasa canggung

Radit: maaf.. maaf... dalam hati "kenapa ada apa ini, ini tidak benar"

Ara:  Kak, sekarang sudah waktunya masuk kelas, dan Ara harus ke kelas sekarang

Radit: oh.. iya.. iya.. silahkan biar saya yang bayar semuanya

Ara: tapi ..

Radit: sudah tidak mengapa, silahkan kalau Ara mau masuk kelas

Ara: iya sudah kak, Assalamualaikum.

Radit: iya.. iya.. Waalaikumsalam Ara..

Radit pun terdiam sejenak melihat Ara yang pergi meninggalkan tempat duduknya menuju kampus, kali saja Ara akan menoleh pikir dalam hatinya, tapi Radit kurang beruntung, karena Ara tidak menoleh sedikitpun Tanpa sepengetahuanRadit Ara menyelipkan selembar uang dua puluh ribu di dekat menu makan yang berada di meja tempat mereka berbicang, dan Radit pun tak bisa berkata apapun dengan tindakan nya ini, hal ini justru membuat membuat  Radit semakin penasaran padanya, yang baru saja makan bareng tapi menolak untuk dibayarin, "tapi sudahlah" ujar Radit dalam hati, dia berusaha menentang hatinya yang baru saja tersentuh oleh perangai seorang gadis, Radit pun memanggil ibuk Parmi penjaga kantin dan membayar semua makanan, tapi uang yang diselipkan Ara malah disimpannya, Raditpun masuk kelas kembali.

Dari sinilah kisah akan di mulai, cerita tentang hijrahnya  seorang insan kembali bangkit dari masa lalu yang menikam. Jangan pernah remehkan seorang perempuan sabab sesungguhnya ia lebih kuat darimu di balik fisik yang lemah lembut tersimpat jiwa sekuat baja, mari belajar lebih menghargai keberadaannya.

SELAMAT MEMBACA...

PEREMPUAN BERSORBAN IMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang