SIAPAKAH DIRIMU

28 3 0
                                    

Setelah dua tahun berlalu hati yang begitu keras sepertinya hari ini lunak kembali, cinta kembali bersemi dan menhancurnya egonya, hari baru semangat baru itu mulai terpancar dari senyum lebarnya, "Khumairah siapakah dirimu" gumamnya sambil menatap cermin, rasa penasaran terus membayangi pikiran Radit yang mulai bertanya-tanya siapakah seorang Khumiroh, Nama itu terus terngiang dalam pikiran Radit.

Radit bukan orang yang gemar nongkrong di perpus alias bukan kutu buku, hari ini rupanya perpus kedatangan tamu tidak diundang, hahaha seorang Radit duduk di perpus, perlu dipertanyakan apa yang dia lakukan, baca buku atau apa, Hemz tapi darimana Radit tahu bahwasanya perpuslah tempat Khumairoh berada, percayalah ketika seorang laki-laki sudah ingin tahu satu hal, maka dari hal-hal kecil yang terjadi akan menjadi arah petunjuk buat nalurinya, iya.. kejadian kemaren buku yang berserakan itulah satu-satunya petunjuk yang ia miliki dan tuhan mempermudah ia menemukan apa yang ia cari ( Khumairoh ).

Demi apa saya bersaksi wahai tuhan

Jika bukan demi engkau

Hati yang sepi kembali bernyanyi dalam elegi

Pelangi bersahaja mengeja mimpi

Kembali rekah kusam kemaren sore

Lembayung lambayan takdirmu

Jumpa puan berikhtisar akhlakul karimah

Salahkah saya ingin mengenal

Hingga terbesit rasa nyaman

Teman bersujud dihari esok padamu

Mungkinkah ini salah

Khumaroh yang sedang asik membaca buku hukum keluarga dan mempelajari hadits-hadits kekeluargaan, tidak menyadari Radit sedang termegu memandanginya sedang berimajinasi dengan hayalnya sesekali tersenyum tpis, Raditpun mengumpulkan keberanian untuk menhampirinya, tapi dengan apa kepentingan apa yang bisa ia jadikan alasan untuk bisa mendekatinya "ahhh budu amet" gumamnya, keinginan untuk menghampiri Khumairoh sudah di puncak rasa penasarannya itu, dengan basa-basi Radit menghampirinya.

Tentu untuk menyentuh benang halus mesti dengan pelan dan ketika hati di sentuh dengan hati maka semua akan indah pada akhir kisahnya, cinta memang butuh pengurbana tapi bukan dipaksakan dengan kehendak rasa yang teramat, jadikanlah rasa itu mengalir lembut dengan sendirinya, buktikan dengan tindakanmu sekonyol apapun itu, selama itu kamu lakukan dengan percaya diri dan kejujuran semua akan kamu capai dengan ridho tuhanmu.

Radit; Assalamualaikum.. Ara..

Ara; Ehh.. iya Waalaikumsalam, Kamu!

Radit; Bolehkah saya duduk disini

Ara; Silahkan, disini tempat umum bukan, dan siapapun boleh

Radit; Buku apa itu Ara ?

Ara; Buku,? Owh ini buku tentang Wanita Muslimah

Radit; Hemz.. suka sekali baca buku seperti itu ?!

Ara; Bukankah setiap wanita muslimah wajib hukumnya belajar bagaima menjadi seorang muslimah yang baik, ini bagian dari usaha saya untuk lebih baik sebagai muslimah, mengenal kewajiban dan larangan tuhan saya (Allah).

Radit; Sehabis Kuliah ada waktu luang tidak ?

Ara; Kenapa memangnya?

Radit; Kenapa yah, kok saya nanya seperti itu,, hehe,, " Ya Tuhan kenapa saya ini"

Ara; Biasanya saya langsung pulang

Radit; Kalau Ara tidak keberatan, saya mau ngajakin Ara jalan, tenang saya janji gak bakalan aneh-aneh kok

Ara; Maaf saya tidak pernah jalan sama laki-laki sebelumnya

Radit; Berarti Ara tidak mau ya ?

Ara; Bukan begitu maksud saya,, tapi.. " Ya Allah sebenarnya saya mau tapi benarkah tindakan saya jika menerima ajakannya".

Radit; iya sudah tidak apa kalau memang Ara tidak mau, saya paham kok, maaf kalau saya sedikit lancang.. "Dasar begok kenapa jadi seperti ini, kenapa dengan saya".

Dengan wajah malu dan sedikit kesal atas tindakanya yang blak-blakan, Radit berdiri dari tempat ia duduk perlahan meninggalkan Ara, tanpa ia sadari novel kesayangannya yang tidak pernah lepas kemanapun ia pergi terkecuali ia tidur, novel itu tertinggal disana, iapun pulang dengan kecewa atas ketidak sopanannya mengajak seorang gadis yang baru satu hari yang lalu ia kenal tanpa sengaja.

Seandai lorong-lorong jalan dapat bicara

Ia mungkin tertawa melihat pekat dalam diri saya

Berharap dapat memetik bunga dengan mudah

Rupanya duri lebih tajam meski sebenarnya bukan salah bunga

Berlamun sahaja kaki melangkah tergontai lemah

Hati bernyayi dengar syair asmara

Lewati tapak jalan beraspal

Tampak dalam ingatan setiap ucapan

Perempuan bersorban iman

Begitulah hati menafsirkan gadis berperangai

Oh.. Tuhan.. jalan manakah hendak sampai dihati

Sungguh saya kembalikan semua padamu ilahi

Yang terbaik akan diri ini

*****


Saya masih sangat pemula, jika ada kata yang salah atau typo mohon koreksi dan sarannya, atau terdapat kesalahan yang lain2 ..

PEREMPUAN BERSORBAN IMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang