Sudah setahun Naren menjadi pemandu wisata.
Profesi yang sebelumnya tidak pernah dicita-citakan oleh lelaki gagah itu.Hampir sama dengan pemuda pada umumnya yang ingin bekerja di kantor, berpakaian resmi, berpenampilan rapi, menaiki mobil pribadi, dan bergaji tinggi.
Namun, apa yang kini dikerjakan Naren?
Ia tidak memiliki kantor tetap, meski sebenarnya ada, ia lebih sering berada di alam bebas.
Busananya kasual, asalkan nyaman untuk perjalanan jauh.Tubuh Naren memang atletis, tapi kulitnya sawo matang.
Memang itulah warna kulit aslinya, ditambah kerap terpapar sengatan sinar matahari.
Ia lebih sering naik transportasi umum atau menumpang kendaraan milik rombongan yang menyewa jasanya.Penghasilan Naren?
Ah, tidak usah ditanya.
Yang pasti Naren bahagia karena bisa bekerja sambil berwisata.
Ia memang tidak mempunyai mobil pribadi, motor sport, dan harta benda untuk dibanggakan.Hingga suatu hari, seorang gadis yang berada di kelompok wisatanya menyadarkan sesuatu.
"Ini traveling pertamaku."
"Oh, ya? Kamu belum pernah ke mana-mana sebelumnya?"
"Pernah. Tapi, dulu nggak bisa lihat. Aku baru operasi cangkok kornea."
Naren menatap kedua mata itu dalam-dalam."Negeri kita sangat indah, ya? Aku kira ini di surga."
Senyum gadis itu merekah.
Ia tidak berkedip menatap air terjun yang mengguyur bagaikan hujan.Naren juga serasa bertemu bidadari.
"Lihat, ada pelangi."
Naren menunjukkan lengkungan berwarna akibat penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air.Tiba-tiba lelaki itu teringat lagu Pelangi di Matamu.
"Ya, Tuhan. Ini sangat menakjubkan," bisik sang gadis menggetarkan hati.
Naren baru menyadari, betapa selama ini ia kurang bersyukur.
Memiliki dua mata normal.
Bisa menyaksikan keindahan negeri khatulistiwa.
Seharusnya Naren bangga memiliki semua ini.Tanpa terasa, tur wisata yang dipandu Naren telah usai.
Pada hari terakhir sebelum berpisah, lelaki itu menghampiri gadis yang tampak ceria."Sepertinya, ini perjalanan kerjaku yang paling menyenangkan karena bertemu denganmu," ucap Naren jujur.
"Aku juga. Sampai jumpa, Naren."
Kini, Naren bangga dengan profesinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUU [RAWS FESTIVAL 2019]
Short StorySelamat datang di dunia sang perindu hujan. Tulisan berbentuk dribble, drabble, dan trabble by Riski Diannita. Kisah-kisah singkat di dalamnya ditulis untuk mengikuti RAWS Festival 2019. MoF Rindu Ujan-Ujanan ~ RAWS Community Kota kecilku Mojoker...