"Sebrengsek nya cowok, kalau dia benar benar sayang, dia nga akan tega buat nyakitin Lo"
______
Aku bergelut dengan kasur hanya untuk menemukan posisi nyaman untuk rebahan, ku regang kan tubuh ku yang sedikit pegal, dan tidak lupa bernafas secara perlahan agar tidak cepat sesak
Aku kembali teringat dengan perkataan Mahesa siang tadi di lapangan futsal, sangat sulit untuk melupakan hal hal seperti itu, perkataan menyakitkan itu seperti bergentayangan di pikiran ku.
Aku tenggelam disana sampai aku kembali tersadar setelah ibuku masuk ke kamar sembari membawa roti keju dan susu kesukaan ku.
Ibu ku ikut duduk sambil tersenyum melihat ku makan "anak bunda makin besar makin cantik aja"
Aku pun tertawa dengan roti yang masih penuh di mulut ku "bunda gombal banget sih"
"Habis nya dari tadi bunda liat kamu sedih banget, emang nya ada masalah di sekolah tadi?"
Aku tidak langsung menjawab, malah melanjutkan menghabis kan roti yang sisa setengah dan meneguk susu
Setelah selesai meneguk susu sampai menyisakan gelas kosong, aku mulai bercerita dengan semangat
"Suka duka nya anak sekolahan banyak loh bunda, makin kesini materi nya makin sulit, mana fisika makin parah rumit nya, kadang kalau udah pelajaran fisika langsung mules gitu Lo" bunda tersenyum, tentu saja dia tidak mudah di bodohi, bunda lah orang yang sangat peka di dunia ini
"apalagi bahasa Inggris beh tambah skak dibuat Bun, terus Bun.." belum sempat melanjutkan nya, bunda langsung memeluk ku dengan erat
"Kenapa nga nyeritain semua yang bikin kamu sakit selama ini? Biar kamu bisa sedikit lebih lapang" ujar bunda dengan sangat lembut
Tentu saja, sudah aku bilang kan, ibuku itu orang yang sangat peka sedunia, sejak tadi aku masih bisa menahan semua nya, tapi saat ini benar benar pecah, tangis ku mulai terdengar
"Kamu tau nga perjuangan bunda buat dapetin ayah mu dulu?" Ibu kembali menatap ku yang sudah terisak sejak tadi
"Ayah mu dulu orang yang paling sering bikin bunda nangis di sekolah, dia memperlakukan bunda seenak nya karena dia tau, bunda suka sama dia" lanjut nya
Aku menatap bunda, ia hanya tertawa kecil melihat wajah bingung ku itu "iya dulu ayah mu se menjengkel kan itu"
"Kalau menjengkelkan kenapa masih suka?" Tanya ku yang sangat terdengar tidak ngaca banget
"Nga ada alasan, hanya saja bunda nga pantang menyerah... Eh eh kenapa malah jadi curhat begini"
Aku tertawa melihat ibuku, sampai lupa kalau tadi aku sedang menangis
"Sekarang kamu tidur besok sekolah, tapi ingat besok harus punya semangat baru, semangat!" Ujar ibuku antusias sembari beranjak keluar dengan piring dan gelas kosong di tangan ku
Hati ku sedikit lebih lega sesudah menangis tadi, aku pun sangat bersyukur hidup di keluarga yang sangat menyayangi ku, apalagi ibuku, aku dan dia sudah seperti bersahabat saja.
Aku kembali melihat album kesayangan yang tidak pernah bosan kulihat. Aku selalu tersenyum melihat foto foto Mahesa dengan ku, walaupun di album itu tidak ada satupun senyum Mahesa.
_____
Bara mondar mandir nga jelas sejak tadi, membuat Reno dan juga Mahesa ikutan pusing melihat nya.
"Ngapain sih Lo anjir" ujar Mahesa kesal sembari mengisap rokok di tangan nya
"Udah stres kali" lanjut reno
Bara menatap sinis ke mereka, lalu melanjut kan kembali aktivitas mondar mandir nya
"Lo nga tau aja, gue lagi bimbang ini" ujar bara cemas
Akhir nya bara berhenti mondar mandir lalu kembali duduk di tempat nya, ia merangkul teman nya agar mendekat, Reno juga Mahesa pun mengikut seperti nya cukup rahasia
Sebelum mengeluarkan suara nya, bara melirik kanan kiri untuk memastikan tidak ada yang menguping "gue pengen deketin cewek"
Reno dan Mahesa ter pelongo mendengar nya, kemudian dengan bersamaan mereka langsung melepaskan lengan bara dengan kasar
"Lucu Lo!" Reno menjitak kepala bara
"Kok gue dijitak anjir, gue kagak ngapa ngapain"
Mahesa ikut ikutan menjitak kepala bara dengan keras, dobel kill
"Kalian ngapa sih bego! Main jitak pala orang" sahut bara tak terima
Tentu saja Reno dan Mahesa kesal kepada bara, bagaimana tidak, tadi mereka sudah kelewat serius, seperti ada hal yang sangat penting dan rahasia, tapi bara melucu seakan akan baru pertama kali dia akan menggaet cewek.
Dimana mana bara terkenal playboy, beda hari beda cewek pokok nya. Dan dengan sangat dramatis nya dia barusan bingung mau mendekati cewek? Pantas kan bara mendapat dua jitakan.
"Kata kata Lo barusan, kayak habis di brojolin lu" ujar Reno
"Insaf Lo sekarang, padahal api neraka udah bersahabat sama lu" tambah Mahesa
Bara mendesah pelan "Gue serius ini, nga main main gue kali ini"
Reno dan Mahesa bersamaan menatap bara dengan takjub, dapat hidayah apa semalam teman nya
"Emang Lo mau gaet sapa ha?" Tanya Mahesa
Bara tersenyum miring, lalu pandangannya menangkap sosok cewek di ambang pintu, sangat pas timing nya
"Tuh!" Tunjuk bara dengan dagu nya
Reno dan Mahesa pun langsung ikut menoleh ke ambang pintu, bara yang melihat wajah kedua teman nya saat ini, tersenyum puas
Reno menganga lebar, sedangkan Mahesa langsung menatap bara dengan penuh tanda tanya besar
"Charisa?"
Dan
bara pun mengangguk yakin:)
________
KAMU SEDANG MEMBACA
Senorita
RomanceStart : 30/okt/2019 Finish : - Manusia itu rumit. sedih tapi tersenyum, marah tapi terdiam. kata yang keluar dari bibir mereka pun kadang ga sesuai sama isi hati mereka. Tapi mereka tau bagaimana cara nya keluar, dan setiap orang mempunyai caranya...