- 7 Not for long, help

8 0 0
                                    


"who know's? You know? You don't, i know dont"


_____

Sejak tadi charisa memandangi kursi kosong milik Mahesa, pelajaran begitu membosan kan tanpa diri nya.

Gadis itu menenggelamkan wajah nya, sampai suara teguran dari guru membuat nya terpaksa kembali memperhatikan.

"Ada apa?" Bisik Berlin yang sejak tadi merasakan teman nya bersikap aneh

Charisa menoleh, berfikir sejenak dan tak menjawab pertanyaan teman nya barusan, gadis itu malah beranjak pergi seraya meminta izin ke toilet.

Di Sepanjangan koridor, charisa benar benar tidak tenang, ntah lah apa penyebab nya, tapi dia masih berfikir kalau semua ini karena dia tidak melihat Mahesa sejak pagi

Ponsel nya berdering, charisa mengecek nya dan langsung saja menerima panggilan itu

Dari kejauhan Mahesa yang tak sengaja menangkap sosok charisa mulai memperhatikan gelagak perempuan itu.

Telpon yang masih menempel di telinga nya, langsung terjatuh begitu saja. Seluruh tubuh gadis itu lemas, mata nya berair, dan dada nya sesak

Mahesa yang masih memperhatikan dari jauh, hendak mendekati nya, tapi gadis itu sudah berlari sejauh mungkin dengan sisa tenaga nya.

Tentu saja Mahesa sedikit bingung, cowok itu kembali ke kelas dengan seribu pertanyaan di kepala nya.

Mahesa menatap bergantian kursi kosong charisa dan ponsel nya. Cowok itu hendak mengirim kan pesan tetapi selalu saja di delete nya kembali.

Sampai ponsel yang dia pegang bergetar, menandakan ada pesan masuk.

Ayah

Kemarilah, ibu charisa mengalami serangan jantung

Mahesa menatap ponsel nya nanar, kemudian kembali menatap kursi kosong milik charisa

Tak berlama lama, Mahesa beranjak keluar kelas dengan tas yang ikut serta di bawa tanpa meminta izin kepada guru yang sejak tadi berada di depan

"Anak itu benar benar tidak sopan" tegur guru yang sedang mengajar

Bara dan Reno saling menatap di tempat nya, kedua nya sama sama menunjukan ekspresi bertanya tanya, ada apa?

Selang beberapa menit, Mahesa kembali ke kelas hanya untuk mengambil tas milik charisa, dan setelah itu pergi tanpa meminta izin kembali.

"Charisa dimana? Kenapa belum kembali dari toilet?" Tanya Bu Rini bingung

Murid di dalam kelas hanya menggeleng tak tau, termasuk Berlin.

Mahesa berlari kencang dengan berharap secepat nya dapat sampai ke parkiran sekolah.

Mobil nya melaju setelah meninggalkan sekolah, kendaraan yang menghalangi nya pun tak segan segan Mahesa lewati atau bahkan mengklakson nya berkali kali.

Sesampai nya di kediaman charisa, Mahesa menghampiri ayah nya yang sedang mengobrol dengan ayah charisa, lalu ia membungkukkan badan untuk memberi salam.

"Turut berduka cita" ujar mahesa

Pak Broto -Ayah charisa- tersenyum dan mengelus elus punggung milik Mahesa

"Terimakasih nak, ibu nya charisa pasti senang melihat tunangan anak nya disini" Mahesa hanya diam di tempat nya

"Tunggu sebentar, masih banyak tamu lain" pamit pak broto kemudian melenggang pergi

Pak Hisyam -Ayah mahesa- mendekat dan sedikit berbisik
"Ibu charisa sudah tiada, ini kesempatan mu, jangan sampai mengecewakan Broto"

Mahesa menarik nafas nya dalam, tangan nya terkepal kuat, mau sampai kapan? Pikir nya

"Ayah tolong... Tidak bisakah kau menjadi manusia di hari ini? Tolong, hari ini saja" ujar Mahesa parau

Pak Hisyam menarik kerah baju milik Mahesa, kalau saja dia tidak sadar sedang berada di tempat rame, mungkin Mahesa sudah babak belur saat ini

"Ingat perkataan ayah, jangan sampai mengecewakan pak Broto, ini kesempatan terakhir mu" kemudian mendorong badan Mahesa dan beranjak pergi ntah kemana

---

Mahesa bersandar di dinding dengan tangan yang terlipat di depan dada nya, mata nya terus menatap charisa yang terus menangis di depan foto ibu nya.

Kemudian Mahesa mendekat, dengan obat dan segelas air yang baru saja di ambil dari dapur.

"Minum obat lu cepat" ujar Mahesa seraya menyodorkan 4 butir obat yang berbeda bentuk dan warna nya

Charisa menoleh dengan mata sembab dan wajah yang masih basah karena air mata, dia menatap Mahesa lalu beralih menatap obat nya yang berada di tangan Mahesa

"Diliatin doang, pegal nih, buruan di minum" ujar Mahesa kembali

Tanpa aba aba, charisa langsung memeluk Mahesa, tangis nya kembali terdengar.

"Sebentar saja, tolong.." pinta charisa saat Mahesa hendak memisahkan tubuh nya

Mahesa hanya diam di tempat nya, tak membalas pelukan charisa, mungkin sebentar saja tidak masalah.

:)
_____

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SenoritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang