- 2 Don't care

18 1 0
                                    


"terimakasih kamu tetap terlihat baik baik saja, meski tidak"


_____

Aku mengedarkan pandangan ku sesaat bel baru saja berbunyi menandakan waktu nya istirahat.
Buru buru aku merapikan buku ku dan menyusul Mahesa yang akan akan keluar kelas.

"Car tungguin gue napa" omel Berlin teman sebangku sekaligus sahabat ku

Aku menghiraukan nya dan segera meraih tangan kekar milik Mahesa, walau selalu di tepis nya kembali

"Mau ke kantin ya?" Tanya ku lembut yang hanya di balas dengan tatapan datar "bareng ya sa, kebetulan gue juga mau ke kan.."

Belum sempat meloloskan kata kata ku, Rendi cowok berkacamata berteriak dari ambang pintu "Betsi nyariin Lo sa!" Dan sesaat setelah Rendi berhenti berteriak, Mahesa mendorong bahu ku agar tidak menghalangi jalan nya

Aku mengerucut kan bibir ku, dan membuang nafas secara kasar, tidak sampai situ aku di buat kesal, tadi Betsi sekarang cowok tinggi yang sok ganteng ini, melihat ku secara intens

Aku melengos "apa liat liat!" Hardik ku ke cowok jangkung itu, tidak lain Bara Novaldo, sahabat Mahesa

"Siapa yang liatin Lu si" jawab nya dengan santai

"Jelas jelas lu liatin gue! Gue tau gue cantik tapi ga usah gitu juga kali liatin nya, ingat gue ini tu.."

"Tunagan nya Mahesa Mahendra, sahabat gue iyakan? Udah tau kelesss" sambung bara setelah dia berhasil memutus ocehan ku barusan

"Aish, nyebelin Lo"

Reno yang jengah melihat ku dengan bara mulai menengahi "berisik amat kayak topeng monyet lu bedua, mending kita langsung kantin" ajak nya

Bara menganggukan kepala nya, dan aku menoleh kebelakang untuk mengajak Berlin ke kantin juga.

Aku memang sudah akrab dengan sahabat Mahesa, selain mereka sahabat Mahesa, mereka juga teman sekolah ku dulu maupun sekarang, walau mereka berdua benar benar sableng otak nya.

Sesampai nya di kantin, aku kembali mengedarkan pandangan ku untuk mencari keberadaan Mahesa, dan aku menemukan nya, di bangku pojok dengan sebatang rokok di tangan nya dan Betsi yang berada di samping nya. Dua hal yang tidak aku sukai.

seperti menyadari arah pandang ku, Bara merangkul pundak ku dengan sangat kasar "kalau udah di kantin pandangin aja tuh cake keju kesukaan lo sampe kenyang" ujar nya sembari menuntun ku ke bangku yang kosong

Aku melepas kan rangkulan nya dengan kasar lalu menatap nya sinis "itu mulut emang ga bisa diam ya!"

"Lagian dimana mana orang liatin yang bikin dia senang, nah ini Lo malah ngeliatin yang... Ah sudah lah"
Bara meletakan kedua tangan nya di saku celana "kalian mau makan apa? Biar gue yang pesan"

"Mie ayam sama kopi, ingat kopi nya kagak pake gula" ujar Reno bossy sembari memainkan game di ponsel nya

Berlin menjawab dengan sedikit canggung "Mie ayam juga, minum nya air mineral aja bar"

Bara melirik ke arah ku tanpa suara "Gue bisa pesan sendiri!" Ketus ku lalu kemudian beranjak pergi

" Dih, geer banget Lo! " Teriak bara

Dari kejauhan, Mahesa sudah memperhatikan mereka sejak tadi, dengan sebatang rokok yang sisa setengah. Saat makanan kedua nya datang, Mahesa mematikan rokok nya dengan menginjak nya di ubin Kantin.

Mahesa berdiri dari tempat nya dan membawa makananan nya beserta Betsi ke tempat teman teman nya berada.

Berlin menyadari kedatangan kedua orang itu, dan Reno yang ikut menyadari menoleh sebentar lalu kembali fokus ke ponsel nya "udah gue bilang, lebih nikmat makan rame rame daripada bedua doang" ujar nya santai yang masih fokus dengan ponsel nya

Betsi tersenyum menyapa Berlin, dan Berlin membalas senyum nya. Walau berbeda kelas, mereka sudah saling kenal karena kedua nya berada di satu ekskul yang sama, chers.

"Lo sendirian?" Tanya betsi memastikan

"Nga kok, tuh Charisa masih disana" jawab Berlin sembari menunjuk Charisa menggunakan dagu nya

Betsi hanya tersenyum kecil, kemudian mulai memakan makanan nya.

Mahesa menoleh kebelakang dan kembali memperhatikan dua orang yang sejak tadi menjadi pusat perhatian nya. Cekcok antaran bara dan Charisa.

Betsi yang menyadari itu sejak tadi sedikit kesal dengan nya kemudian ia menyikut lengan Mahesa "nga makan?" Tanya nya

Mahesa melirik Betsi "iya ini mau makan" ujar nya sembari mengacak rambut betsi

Dari jauh, aku tersenyum melihat kebaradaan Mahesa disana, langkah ku kupercepat agar cepat sampai kesana, tapi....

Brukkkk

Kaki ku tidak sengaja menyenggol kaki meja dan alhasil aku terkapar di lantai dengan seragam yang sudah kotor karena kuah bakso yang ku bawa tadi. Itu sangat panas tentu saja

Seketika aku menjadi pusat perhatian, semua nya menatapku dengan berbagai ekspresi, ada yang ikutan terkejut, dan lain sebagai nya

Aku berdecak kesal sambil mengelus lutut ku yang terhantup lantai "Aish!"

Reno yang ikut terkejut, melirik Mahesa "tunangan Lo jatuh nga di bantuin?" Walaupun Reno emang rada cuek, tapi dialah yang punya rasa kepedulian paling tinggi di antara mereka bertiga

"Gue nga peduli" ujar Mahesa singkat, kemudian melanjut kan makan nya.

Berlin langsung menatap sinis Mahesa kemudian langsung berlari membantu ku.

Betsi tersenyum puas, dan Reno hanya menggeleng melihat kelakuan sahabat nya itu.

Berlin membantu membersihkan seragam ku dengan tissue walaupun noda yang sudah menyebar itu tidak akan hilang kalau dengan tissue saja

kebetulan bara yang berada di dekat ku langsung melepaskan seragam nya, untung saja bara memakai kaos putih kalau tidak sudah terekspos itu badan bara yang sangat kekar, bisa bisa siswi disana pada pingsan semua.

Kemudian bara memakai kan seragam nya ke badan ku untuk menutupi seragam ku yang kotor. Lalu mereka berdua membawa ku pergi dari kantin.

Masih dengan sendok di mulut nya, Mahesa melirik ke pergian ku.



:)
______








SenoritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang