Hujan Diawal November

42 1 0
                                    

Yang diharapkan semua orang sekarang telah datang menyapa dengan suara rintikannya yang sendu,
Menyapa dengan hangatnya suara yang begitu syaduh,
Menyapa rindu yang telah menggelebur yang belum sempat tersampaikan,
Menyapa tangis dan bahagia yang begitu penuh dengan sandi wara,
Ku yakin Kau datang untuk menghilangkan semua lelah ku
Ku yakin Kau mampu untuk itu :)

Dibawah derasnya air hujan yang mengalir,
Disitu aku banyak menghanyutkan segala rasa yang ku pendam selama ini,
Dan tidak satu orangpun yang tau tentang kesedihan yang ku rasakan,
Tangisan mengalir deras bersama dengan air hujan,
Setidaknya aku legah dengan datangnya kau untuk menghilangkan semua larahku,
Andai kau tau aku sangat mengharapkan dan merindukanmu selama ini,

Aku rindu tentang hujan
Rindu tentang hal yang seharusnya tidak aku rindu kan,
Tapi aku masih sangat-sangat merindukanmu
Merindukan hujan yang sempat membawa ku hanyut dalam kesunyian
Memecahkan keheningan dengan suaranya yang membasahi atap-atap rumah, tanah, dan tumbuhan

Dengan kehadiranmu kau membawa banyak senyuman di setiap orang
Banyak orang yang menyambut mu dengan hangat, dengan harapan kau dapat membawa sejuta kebahagiaan
Bahkan banyak sekali kebahagiaan,

Hujan...
Tolong ya jangan tinggalkan aku sendiri!!!
Aku takut terlarut-larut dalam kesunyian,
Tanpa ada suara rintikan air
Tanpa ada air yang membasahi daun
Tanpa ada tetesan yang menetesi seluruh hal yang berada di bumi

Hujan...
Kau mengundang banyak tawa dan senyum
Banyak orang yang menari-nari dibawah tetesan airmu
Kau mampu menghilangkan segala keluh kesahnya
Terimakasih Hujan..

____

Ketika hujan turun, aku masih melamun membayangkan orang yang disebrang jalan bermain hujan.
Mereka nampak begitu bahagia, tanpa berpikir dengan panjang aku pun ikut hanyut dalam aliran air hujan yang begitu deras.

"ahhh masah bodoh, biarin aku nantinya akan di marahin atau bahkan di omel-omelin" Gumangku.

"He kamu nggak dimarahin sama ibu kamu??? Nanti kalau kamu dimarahin sama ibu kamu gimana???" tanya temanku.

"ahhh diam aja deh, aku nggak apa-apa kok, kan yang nanti dimarahin kan aku bukan kamu" dengan nada bicara yang dikit jail menurutku.

"Nanti kalau kamu sakit gimana??? Kamu mau sakit, terus siapa nanti yang akan susah???" kata temanku.

Dia adalah teman laki-laki ku yah kadang sedikit lebay dan sedikit alay sih, kadang juga dia perhatian sih (Hehehe) namanya itu Andika.

Kita udah temanan mulai dari kecil dan bahkan mulai dari masih ingusan. Ya, sudah terbilang cukup lama sih berteman dengan Deandra. Bahkan Andika sudah menganggap Deandra sebagai adiknya sendiri dan begitu sebaliknya Deandra menganggap Andika sebagai kakaknya sendiri. Dan kebetulan Andika tidak mempunyai adik, dia adalah anak tunggal dalam keluarganya.

"kamu tuh kayak nggak kenal sama aku aja, kita kan udah lama berteman, masak kamu nggak kenal sama aku??? Aku kan kuat orang yang" cakap Deandra dengan nada yang sedikit mengeceh.

"Yaudahlah kalau itu mau kamu, tapi awas yah kalau kamu nantinya sakit" Andika melihat ku sambil meledek.

"iya iya, aku nggak bakalan sakit kok" jawab Deandra dengan memalingkan wajah.

Saat itu hujan telah berhenti, dan jalan masih basah karena tetes air hujan.
Aku masih terpaku dalam tetesan air hujan meskipun tak begitu deras tapi aku tetap menyukai itu.

Sesampai di rumah, ternyata dugaan ku sebelumnya itu benar kalau aku akan dimarahi oleh ibuku. Ya, aku tau kalau dia mengkhawatirkanku. Tapi, aku sudah besar dan bukan anak kecil lagi yang untuk di khawatirkan dengan hal yang sepeleh seperti, hujan-hujan.

Entah kenapa aku tidak di bolehi untuk hujan-hujan, pahadal hujan itu bisa menenangkanku, membuat ku lebih bahagia, membuat ku lupa akan masalah. Ya aku tau, masalah itu tidak untuk di lupakan ataupun dikenang. Cuman, masalah itu harus di inget supaya kita tidak melakukan hal yang sama untuk yang kedua kalinya.

"Yaampun Deandra kamu hujan-hujan an lagi???" kata ibu Deandra

"Maaf mam, Deandra hujan-hujan an lagi, abisan Deandra ndak kuat untuk nahan supaya ndak hujan-hujanan" kata Deandra dengan melihat ke kramik-kramik yang indah di lantai rumah ya.

"Ampun deh kamu Dean, jangan ulangi lagi, sana buruan mandi langsung ganti baju, supaya kmu nggak masuk angin, nanti mama siapin makanan, nanti kita makan sama-sama" kata ibu Deandra.

"ya mama ku yang bawel" saut Deandra dengan berlari kearah kamarnya dengan tersenyum.

Ya begitulah ibuku dia sedikit bawel tapi itu juga demi kebaikan ku juga.
Siapa sih ibu yang tidak mau anaknya bahagia??? Pasti semua ibu ingin anaknya bahagia.

Ya begitulah ibu. Dia rela memberikan apapun demi untuk anaknya bahagia sekalipun dia rela banting tulang hanya untuk melihat anaknya tersenyum.

Semoga kalian yang baca suka ya :)
Maaf ya kalau ceritanya agak nggak nyambung dan
Jangan lupa komen ya guys :)

Hujan di Awal NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang