Chapter 1

897 87 14
                                    

Botol itu berputar dengan kencang lalu lama kelamaan putarannya menjadi pelan, semakin pelan, hingga akhirnya berhenti tepat di depan salah seorang siswa. Teman-temannya yang lain, yang duduk mengelilingi meja kantin tempat diletakannya botol itu, berseru dengan senang.

"YES ELANG!"

"AKHIRNYA ELANG!"

Kantin yang tadinya sepi mendadak ramai akan sorak-sorakan gembira. Hanya satu orang yang duduk diam di tempatnya tanpa berekspresi apapun kecuali menghembuskan nafas berat.

"Jadinya apa nih, Bos?"

"Bentar," jawab Edwin, siswa yang dipanggil Bos itu, sembari memindai seisi kantin yang nyaris kosong. Bel sudah berbunyi sekitar 30 menit yang lalu, harusnya semua siswa sedang berada di lapangan upacara untuk mengikuti apel pagi. Harusnya.

Semua orang yang ada di meja itu menatap Edwin dengan penuh semangat sekaligus penasaran dengan apa yang akan Bos mereka katakan, kecuali Elang. Ia memandang Edwin dengan tatapan was-was. Memikirkan hal gila apa kiranya yang akan Edwin katakan.

Tepat saat akan mengatakan sesuatu, lengan Edwin tiba-tiba saja disenggol oleh seseorang. Edwin pun menoleh kepada seseorang yang telah menyenggol lengannya. Awalnya ia berniat memberi orang itu 'pelajaran' namun urung dilakukannya ketika ia melihat seorang siswi dengan muka pucat menatapnya takut-takut.

"Ehh...sorry, Kak," kata siswi itu lalu buru-buru melangkah menuju lemari pendingin tempat disimpannya minuman di sisi kanan kantin, mengambil sebotol air putih dan sekotak susu, lalu membayarnya di kasir dan segera meninggalkan kantin.

Edwin memperhatikan semua kegiatan siswi itu sejak meninggalkan mejanya setelah mengucapkan maaf. Ia lalu menyeringai, tiba-tiba saja mendapatkan ide.

"Ekhm," Edwin berdehem guna mendapatkan kembali fokus 'anak buah'-nya yang menatap pintu kantin, tempat keluarnya gadis tadi. Mereka semua ternyata memperhatikan gadis itu. Bagus, pikir Edwin. Seringai kembali menghiasi bibirnya.

"Jadi, untuk taruhan lo kali ini, Lang, lo harus pacarin cewek tadi dan putusin 6 bulan kemudian."

"HAH?????" adalah kata-kata yang kompak mereka semua ucapkan, tak terkecuali Elang. Mereka semua kaget akan perkataan Edwin. Namun tak lama kemudian, mereka bersorak heboh, meledek Elang.

"Anjir, enak banget lo Lang, ikut taruhan malah dapet pacar."

"Anjay, Elang gak jomlo lageeee."

"Alhamdulillah ya Allah sobat hamba akhirnya punya pacar juga," kalimat terkutuk ini diucapkan oleh Ibas, salah satu sahabat kecil Elang yang langsung dihadiahi tatapan galak oleh Elang. Yang ditatap hanya terkekeh sembari mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah.

Belum selesai kehebohan kumpulan cowok itu, Edwin kembali menjatuhkan bomnya, "kalo lo gak mau atau lo gagal jadian sama cewe tadi, motor lo buat kita-kita."

Kantin kembali dilanda kehebohan, malah lebih heboh dari sebelumnya. Namun Yudhis dan Ibas—yang sebelumnya ikut dalam kehebohan teman-temannya— terdiam dan saling tatap ketika mendengar ucapan Edwin barusan. Mereka lalu menatap sahabatnya, Elang, yang berusaha keras menahan amarahnya.

Edwin lalu dengan santai bangkit dari duduknya dan menepuk pelan lengan Elang dan berujar, "good luck bro." Kemudian pergi meninggalkan kantin diikuti oleh teman-temannya yang lain. Hanya tersisa Elang, Yudhis, dan Ibas di kantin saat ini.

ELANG [Lee Jaewook  X Kim Hyeyoon AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang