Part 2 👑

81 12 20
                                    

~Sahabat tidak mesti semua harus sama, yang terpenting bisa saling melengkapi dengan semua perbedaan~
~junita~


----------------------

Pagi ini, semua murid bersorak gembira karena jam kosong yang di karena kan adanya rapat guru mendadak. Ada yang nongkrong dikantin, ada yang main basket, ada yang berdiam di kelas dan ada juga yang ngerumpi kayak emak-emak arisan.

Sedangkan Rishel, kini ia tengah duduk di bangku koridor depan kelasnya sambil membaca Novel yang baru dibelinya kemarin. Tak lama, terdengar suara keributan di kelas seberang. Tepatnya di kelas 11 IPS 2. Yang membuat Rere harus memberhentikan aktivitasnya.

Suara murid-murid yang semakin keras dan ditambah suara tangisan seorang gadis semakin membuat Rere ingin tau apa yang sebenarnya telah terjadi. Katakanlah Rere kepo, tapi itulah yang sebenarnya.

Suara apaan sih, ribut beudd..ganggu orang lagi baca Novel- gerutu Rere dalam hati

Rere berjalan mendekati kerumunan murid, mata nya membelalak melihat seorang siswi JayaSakti menangis terduduk dilantai dengan seragam yang dipenuhi dengan cairan merah. Dan ia juga melihat seorang siswa, yang sepertinya Anak kelas 12 yang sedang tertawa sambil memegang botol minuman. Dan terlihat murid-murid lainnya tertawa.

Rere yang melihat itu , teringat akan kejadian 3 tahun yang lalu. Dimana dia pada saat itu dibulli habis-habisan oleh Reza, kakak kelasnya dulu.

Prokk...prokk...prok...

Suara tepukan tangan membuat murid-murid yang semula tertawa, menjadi hening seketika. Termasuk siswi yang menangis dan siswa yang membully itupun langsung terdiam.

Semua terfokus dengan siswi JayaSakti yang memakai jaket hoodie Navinya dengan tangan dimasukkan kedalam saku jaket.

"Kenapa?" tanya Rere datar ketika semua murid terdiam ketika ia datang dan bertepuk tangan.

"Kenapa pada diem!" sentak Rere dan dilanjutkan dengan seringaian.

"Pengecut! Berani cuma sama anak perempuan. Gak ada kerjaan lain ya?" ucap Rere dengan mnegaskan kata pengecut.

"Siapa lo? Heh" tanya Yugo dengan dengan wajah menahan marah.

"Gue?" tunjuk Rere ke dirinya sendiri.

"Gue adalah orang yang benci melihat orang yang suka membully. Apa lagi kalo seorang laki-laki membully perempuan." jawab Rere santai.

"Dan kalo gue fikir-fikir, laki-laki yang suka membuat keributan itu. Tidak pantas dikatakan sebagai Lelaki, tetapi BANCI!" lanjut Rishel menekan kata banci.

Yugo yang mendengar itu, terlihat semakin murka dengan perkataan Rere.

Rere yang melihat itu, tersenyum penuh kemenangan. Lalu Rere mendekati Yugo yang tengah menahan amarah.

"Kalo lo memang benar-benar bukan banci, nanti sore jam lima, gue tunggu lo di area balapan. Kalo sampe lo gak dateng, berarti lo pengecut!" ucap Rishel penuh penekanan serta seringaian iblisnya.
Yugo yang mendengar itu, hanya bisa terdiam sambil menahan amarah yang sejadi-jadinya. Dengan tangan meremas botol minuman yang ada ditangannya dan menghempas kannya ke sembarang arah.

Setelah mengatakan itu, Rere berlalu dan berjongkok didepan gadis yang tengah menangis dilantai segera Rere membantunya untuk berdiri.

"Ayo" ucap Rere lembut sambil membantu gadis itu berdiri.

Leader Tomboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang