Talita segera mengambil benda yang jatuh dari rak mejanya, terdapat sebuah kotak merah yang didalamnya berisi sebuah kertas dan sebuah coklat warna-warni, Talita segera membuka kertas tersebut dan mendudukkan posisi tubuhnya.
Ia membaca tulisan tersebut tersontak kaget dengan isi yang tertulis
"Dear Talita, kau seperti bunga matahari yang selalu tersenyum indah meski selimut malam melayukan dirimu,desir ombak membangunkan khayalan rasaku dengan alunan nada biolamu yang menusuk ragaku From: Penggemar sang matahari"
Talita menutup kembali isi surat tersebut dan memilih keluar dari kelasnya, akhir-akhir ini cukup aneh karena mendapat kiriman-kiriman yang super aneh,ia juga tidak mengerti apa maksud dari surat itu.
"Hello Talita"
Talita segera melihat kebelakang ia tersontak kaget dengan suara pria di belakangnya
Pria tersebut membawa seikat bunga dengan senyum picik di wajahnya, Talita menghela nafas pelan ia mencubit pipinya ia sangka sedang bermimpi sekarang.
"Ngapainlu bawa bunga? "
"Buat lu lah"
" Buatt paan gue bunga? Dirumah gue gada yang meninggal " ketus Talita
Kemudian pria ini menurunkan kakinya dan berlutut di bawah Talita, semua siswa melototi mereka seakan sinetron Sctv live streaming disana.
"Talita, gue emang tak setampan Arli tapi gue mulai sadar klo gue tuh suka sama lu, lu mau gak jadi bunga matahari gue? Jadi pacar gue maksudnya? "
Tiba-tiba suasana kelas hening, kemudian serentak teman-temannya berteriak
" Terimaaa-terima" sambil menepuk kedua tangannya.
"Talita" ucap Asrul
Kemudian Talita beranjak pergi dari sana, dia keluar kelas dan tidak sengaja bertatapan dengan Arli yang sedang melihat kejadian itu disana
" Terima aja dia" bisik Arli
Talita mendengarnya meski hanya sekilas, ia menuju ke kamar mandi dan berfikir keras disana.
" Kenapa malah si Asrul yang nembak gue,gue kira surat-surat selama ini, itu dari kak Arli makanya gue selalu berharap ke dia" ucap Talita sambil mengaca di cermin
"Uluh uluh ada si cewek cantik angkatan sekarang sekarang nih"ketus ketua geng girl
" katanya sih lu abis di tembak ama Asrul"
Talita tak menghiraukan perkataan geng girl tersebut dan beranjak pergi dari sana, tetapi salah satu anggota girl tersebut menyandung Talita sehingga membuatnya jatuh lalu meninggalkannya.
"Apasih salah gue, gue janji semester dua gue bakal pindah dari sekolah ini" ketus Talita berdiri dan menuju ke kelasnya
Ia sangat kesal dengan wajah cemberutnya, pelajaran akan segera di mulai ia pun memyiapkan pelajaran pertamanya dan melupakan kejadian beberapa menit yang lalu.
Kringgggg.........................
Suara bel pulang pun berbunyi ia segera bergegas pulang agar Asrul tidak menanyakan jawabannya.
"Bruk"
Buku Talita berjatuhan ia lagi lagi bertatap muka dengan Arli
" Apa kau sudah menerimanya?"
Ucap Arli dengan perkataan dinginnya" Apasih kak"
" Terima aja"
Disana Talita di buat bingung dengan Arli, dia seperti memaksanya untuk menerima Asrul, entah kenapa ada yang aneh dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis waktu
Teen Fiction" Jika waktu tak ingin, garis pun tak berdetak untuk apa perasaan di ciptakan" Jangan lupa baca ya✨