3

14 0 0
                                    

Di pagi hari

"Bun, ara pergi dulu ya" Ucapku sambil mencium tangan bundaku

"Sama dion?" tanya bundaku

"Iyaaa bun sama dion, kalau gitu ara berangkat ya" ucapku sembari melambaikan tangan ke bundaku

"iyaaa hati-hati ya sayang" jawab bunda ku yang sedikit berteriak

Sesampainya di depan motor dion. Dion pun memberi sapaan kepadaku

"Pagi tuan putri" ucap dion sembari menyampaikan senyumannya

"Pagi juga, udah lama nunggu? " tanyaku sembari memakai helm

"Enggak kok" jawabnya

Sembari dia menyalakan motornya, aku pun naik ke atas motornya.

"Kamu ada ekskul basket gak sekarang?" tanyaku

"Ada sih, tapi gapapa kan aku latihan basket sekarang?" tanyanya sambil fokus melihat jalan

"Iya gapapa sih aku gak pernah larang kamu juga, kalau gitu aku naik bus aja pulangnya" ucapku

"Eh-eh gak usah biar aku aja yang antar kamu sampe rumah" ucapnya

"Kan kamu ada ekskul sekarang" ucapku

"Kan ekskul basket mulainya rada sore, masih sempet lah nganter kamu pulang dulu" ucapnya

"Ohh yaudah asal kamu gak keberatan aja" ucapku

"Enggak kok, apa sih yang enggak buat tuan putri" Aku yang mendengar itu pun langsung terkekeh

--- ---

Sesampainya di sekolah
"Eh ra, kamu masih pacaran ya sama dion?" tanya sahabatku shasha

"Iya sha, emang kenapa gitu?" tanyaku balik

"kamu bilang kenapa? Kan kamu udah tahu kalau pacaran beda agama itu ga boleh dan kamu malah bilang kenapa" ucap shasha kesal

"orang tua kamu juga belum tau kan, kalau dion itu beda agama sama kamu" ucap shasha lagi

"Iy--iya sih emang ga boleh dan orang tua aku juga belum tau. Tapi aku gamau orang tua aku tau tentang dion itu beda agama sama aku, karna pasti mereka bakal marah besar sama aku" ucapku panjang lebar

"Ya Allah ra, tapikan bohong itu dosa ra kamu tahu itu kan ra. Sewaktu waktu kebohongan itu bakal ketahuan. Aku sebagai sahabat mu cuma mau ngasih saran ke kamu, sebelum kamu merasakan sakit yang amat dalam" ucap shasha

Setelah itu shasha pun meninggalkan ara yang sedang kebingungan

"Sampai kapan pun aku sama kamu ga akan bisa bersama, pasti sewaktu waktu kita akan berpisah" Ucapku dalam hati

Kemudian aku berdoa dalam hati
"Semoga Allah memberi aku yang terbaik, Amin"

--- ---

Tring... Tringg... Tringg

Bel pulang pun berbunyi, dan aku pun segera bergegas untuk pulang.

Saat hendak sampai pintu kelas. Tampaklah lelaki yang sangat aku cintai yaitu dion, ia sudah menungguku di depan pintu kelas

"kamu udah nunggu lama?" tanyaku

"enggak kok baru aja nyampe depan kelas kamu" jawabnya sembari mengelus kepalaku

"ayo kita pulang, aku antar" ucapnya

Anders Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang