6

14 2 2
                                    

Hari yang paling ditakuti oleh ara pun tiba yaitu tentang perjodohan dengan anak teman ayahnya. Dan hari ini adalah hari dimana diadakannya pertunangan ara dengan calonnya.

Oh iya, saya lupa memperkenalkan calonnya.

Dia Januar Muhammad Adlan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia Januar Muhammad Adlan. Cowok yang akan di jodohkan dengan ara, kelihatannya seperti om-om kan padahal mah cuma beda 2 tahun sama ara hehe. Dia kuliah di universitas paling bagus disini dan juga dia ngambil jurusan bisnis. Dia udah mapan gaess, maksudnya mapan tuh udah bisa ngurus kantor ayahnya. Katanya sih " daripada cuman kuliah terus leha-leha, mendingan nerusin perusahaan ayah sambil kuliah". Emang aneh sih anaknya wkwk. Tapi dia sayang banget sama ara, saking sayangnya dia rela nunggu ara sampai melupakan dion. 

--- ---

"raaa udah beres belum" ucap bundaku dari luar kamar dengan sedikit teriak

"iyaa udah bun" ucapku sembari keluar dari kamar 

"aduh cantiknya putri bunda hehe" ucap bundaku sembari terkekeh

"apasih bun, biasa aja kali. Orang aku cuma pakai dress gini juga" ucapku malu

"eh bener cantik kok" ucap bundaku 

" yaudah deh bun" ucapku pasrah

"ayo ah acara udah mau dimulai" ucap bunda sambil menarik tanganku

"eh ra kamu cantik banget banget hari ini, gak nyangka waktu cepat sekali ya" ucap ayahku dengan mata yang berbinar-binar

"apaansih gak ayah gak bunda sama aja deh" ucapku sembari cemberut dan malu

"hahaha udah jangan cemberut aja, ayo langsung duduk" ucap ayahku sembari tertawa

--- ---

Setelah acara pertunangan selesai aku dan januar memutuskan untuk berjalan-jalan keliling kota

"lan, kita mau kemana aja sekarang?" tanyaku. Emang hanya aku saja yang memanggilnya dengan panggilan lan, karna nama terakhirnya adlan jadi aku memanggilnya lan

"terserah kamu aja, yang penting kamu senang" ucap januar

Aku yang mendengar itu pun langsung tersenyun dan berkata 

"ke cafe deket sekolah aku aja yuk, udah lama gak kesana. Aku pengen minumannya" ucapku dengan bersemangat

"hahaha semangat banget sih. Yaudah kita kesana ya" ucapnya sembari fokus melihat jalan

--- ---

Sesampainya di cafe tersebut, banyak yang berubah dari warna dindingnya dan meja nya pun diubah. Aku pun langsung mencari tempat duduk dekat jendela. Saat aku melamun aku pun langsung teringat kejadian pahit, yaitu saat pisahnya dia dengan dion. Tapi, langsung ia hilangkan ingatan itu karna dia udah ada calon yang menemaninya sekarang

"kenapa kok ngelamun? ngelamunin apa?" tanya januar

"enggak kok cuma enak aja duduk disini udah lama hehe" ucapku sembari tersenyum

"ada-ada aja kamu" ucap januar sembari mengelus kepalaku

--- ---

Setelah lama di cafe itu. Mataku tak sengaja melihat seorang laki-laki mirip dion, tapi laki-laki itu sedang bermesraan dengan cewek. Aku yang melihat itu langsung menjelikan mataku, dan ternyata benar itu adalah dion. Dan mungkin cewek itu adalah pacarnya. Aku yang melihat itu tiba-tiba saja air mataku kelar begitu saja, sampai membuat januar keheranan

"ra kenapa?" tanya januar

" eh enggak kok ini kelilipan" jawabku sembari menghapus air mataku

"masa kelilipan kaya gitu sih" ucap januar tidak yakin. Saat januar melihat ke arah yang aku lihat barusan, dia pun akhirnya sadar

"pasti karena dion kan? benar tidak?" tanyanya 

Saat itu pun tangisanku tak tertahan lagi

"iy--iya lan. Maafin aku yaa, aku belum sepenuhnya melupakan dion" ucapku dengan sesegukan

"iyaa gapapa aku tau kok posisi kamu sekarang. Sabar ya ra, kamu bisa menyukaiku dengan perlahan kok. Jadi jangan nangis lagi yaa" ucap januar sembari mengelap air mataku dan tersenyum

"makasih lan, aku gak salah milih kamu. Kamu baik banget" ucapku yang masih menangis

Januar yang mendengar itu pun langsung tersenyum dan memelukku erat

Dalam hati ara pun berkata

"Dion walaupun kamu udah melupakan aku dan gak ingat sama sekali, ketahuilah tuhan maha mengetahui. Dia tau bahwa kita pernah bersama, dan dia pun tau bahwa kita itu 2 orang yang saling mencintai. Dan dia pun tau bahwa kita saling berbeda. Walaupun pada akhirnya Tuhan tidak mengizinkan kita bersama dan membuatmu menjadi hilang ingatan. Tapi percayalah bahwa Tuhan saat itu sedang menguji kita apakah dia akan memilih sang penciptanya atau makhluknya. Dan sekarang ini sudah waktunya aku melupakan semua kenangan yang kamu berikan, semoga kamu mendapatkan pendamping yang lebih baik dariku. Makasih dion untuk semua kenangan terindah yang kamu berikan."

Aku yang sudah berhenti menangis pun langsung menatap wajah januar lekat sambil tersenyum. Aku bersyukur telah mendapat laki-laki yang sangat baik kepadaku dan juga sabar.

Terima kasih ya allah dengan semua yang kamu berikan. Aku tau pasti engkau selalu memberiku yang terbaik









Bonus 😉

[Dion]

"Tidak ada yang tau Tuhan akan melakukan apa pada makhluknya, sebagai makhluknya hanya bisa menunggu kapan itu tiba"

"Maafkan aku yang belum bisa menjadi imammu di akhir kelak"

[Ara]

"Terima kasih untuk segalanya dion, tidak apa kamu belum bisa menjadi imamku. Pasti Tuhan sudah menyiapkan pendamping yang lebih baik dariku untukmu"

"Kita juga sebagai makhluknya hanya bisa menerima apa yang diberikan oleh Tuhan, dan janganlah kamu menyimpang dari apa yang Tuhan berikan"


Maafkan akhir ceritanya malah kaya gini :(

udah gak ada ide lagi soalnya :(

Tapi jangan lupa vote dan like nya ya

sama comment juga hayoo hehe


[Anders]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anders Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang