Hutan

30 13 0
                                    

Libur panjang sudah tiba. Dan juga merupakan hari ketiga sahabat untuk berkemah di hutan. "Baiklah, semua sudah bersiap. Aku memilih sebuah hutan yang bagus. Hutan lebat yang jauh dari sini. Kurasa kita akan berkemah 2 hari saja.". "Apa?! JAUH?". Reza dan Doni tentu kaget karena mereka biasanya hanya berkemah di hutan kemah, hutan yang sudah disiapkan dari awal untuk berkemah yang sudah dijamin keamanannya. Dan sekarang mereka berkemah di hutan lebat yang jauh dari rumah, dan merupakan hutan rimba yang jarang di tempati. "Kalau kita kemah di hutan kemah gak menantang. Makanya aku pilih yang 'agak' jauhan sedikit. Lagi udah di bilang, santuy aja, gak akan ada hewan buas kok."

Singkat waktu, ketiganya sepakat, walaupun ada rasa  khawatir dicampur terpaksa, juga tantangan hati.

Sore hari, mereka sampai di hutan tersebut. Kontras hutan mulai meredup, karena pohon yang menghalangi cahaya. Mereka langsung membuat tenda dan mencari kayu untuk api unggun. Saat api unggun menyala menerangi hutan, mereka memakan bekal mereka sambil berbincang-bincang.

"Ehm.. Anton, kita gak bakal kenapa-napa kan? Ya bukannya takut, sih. Tapi ya cuma memastikan aja.". "Betul tuh kata Doni. Hutan ini luas dan lebat. Apa kau yakin hanya kita bertiga disini? Bisa saja, ada 'orang lain' disini. Yang belum tentu senang dengan kehadiran kita.". "Hm.. Bilang aja takut. Udah tenang aja. Selagi kita gak merusak atau rusuh di hutan ini, gak akan ada juga yang mengganggu kita. Yang perlu diingat hanya satu, jaga sikap kalian disini. Karena apa-apa yang kita lakukan mungkin saja membuat 'mereka' marah.". "Ton, jangan aneh-aneh laah. Kayu banyak nih.". "Ehehe, bercanda Reza. Santuy."

Malam semakin larut, mereka pun bersiap untuk tidur, ditemani paduan suara yang dinyanyikan para jangkrik.

Inilah awal dari sebuah kejadian. Tetap dibaca dan jangan lupa vote :)

House in the ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang