prolog

1.1K 70 26
                                    

Hari ini Hari Senin, dimana hari yang menyebalkan bagi sebagian siswa/siswi dengan alasan jauh dari hari libur dan ada juga yang beralasan karena harus mengikuti upacara bendera yang membuat mereka berpanas-panasan di lapangan.

Namun bagi Amanda Naura Alifia, Hari Senin tak menyebalkan seperti itu, dia malah senang berangkat sekolah kembali. Menurutnya dia bisa bertemu teman-temannya lagi dan yang paling dia senangi adalah bisa beraktifitas kembali, karena kalau hari libur waktunya sebagian besar di rebut oleh rebahan.

Sedangkan masalah Upacara Bendera tadi, Naura malah senang karena menurutnya dia bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan.

Selesai siap-siap untuk berangkat Sekolah,
Naura keluar dari kamarnya yang terletak di lantai dua lalu dia turun untuk ke ruang Makan.

Sesampainya di ruang Makan, Naura melihat keluarganya sudah berkumpul disana.
Ada Mamanya—Wulandari—  di samping Mamahnya ada Papanya—Mahendra—
dan yang terakhir ada Kakaknya
—RikoMahendra— yang sedang menarik kursi di seberang  Mamanya untuk dia duduki.

"Eh anak Mama sudah siap" Ujar Wulan, saat menyadari Naura berada di tangga ke-4.

"Iya Ma" Balas Naura.

"Sini Ra, duduk di samping Riko" Ujar Hendra.

"Siap Pak Bos" Balas Naura, sambil terkekeh.

"Dek gue nggak bisa nganter Lo"  Ujar Riko, saat Naura duduk di sebelahnya.

"Yah kok bisa sih Kak?" Tanya Naura.

"Iya soalnya gue mau ngambil fotocopy-an dulu" Balas Riko.

"Riko kan bisa nganter adek kamu dulu, lagian
Sma Bangsa sama kuliah kamu itu satu jalan"
Ujar Hendra.

"Aduh Pa, Riko itu fotocopy nya di depan pasar jadi nggak sejaluar dong sama sekolah Naura" Balas Riko.

"Kan depan sekolah Naura ada fotocopy-an kenapa nggak situ aja sih Kak?" Tanya Naura.

"Kemarin itu gue habis dari rumah temen, jadi pas lewat depan pasar eh ada fotocopy-an yaudah langsung aja" Jelas Riko.

"Yaudah Nanti Naura naik ojek aja deh" Ujar Naura.

"Nggak usah sayang, nanti biar kamu di antar Pak Mamat" Ujar Wulan.

"Nggak usah Ma, lagian kan Pak Mamat itu satpam buka supir" Balas Naura.

"Nggak Papa Ra, Pak Mamat bisa nyetir kok nanti gajiannya Papa naikin"Ujar Hendra.

"Yaudah Naura berangkat sama Pak Mamat"
Balas Naura.

"Pintar anak Mama" Ujar Wulan.

"Iya dong, kan keturunan" Balas Naura.

"Ma,Pa Riko berangkat dulu ya" Pamit Riko,
kepada kedua orang tuanya sambil menyalami tangan mereka.

"Iya Hati-hati" Balas Wulan dan Hendra, hampir bersamaan.

"Ma,Pa Naura juga berangkat ya takut telat"
Pamit Naura.

"Iya Hati-hati" Balas Wulan.

"Nanti pulang nya di jemput Riko ya Ra,
Hati-hati" Ujar Hendra.

"Iya Pa" Balas Naura.

Setelahnya Naura menyalami tangan orang tuanya.

~~••~~

Sesampainya di SMA BANGSA—tempatnya bersekolah—, Naura langsung bergegas memasuki gerbang takut terlambat.

Karena tadi saat setengah jalan ke sekolah tiba-tiba ban mobilnya bocor, jadi dia harus menambal ban mobilnya.

Sebenarnya tadi Pak Mamat sudah menyuruh
Dia untuk memesan ojek online agar tidak terlambat, namun Naura menolak karena
kasihan dengan Pak Mamat yang harus menunggu sendiri di bengkel. Alhasil dia harus cepat-cepat masuk ke dalam sekolahnya
sebelum gerbang di tutup.

Saat Naura sedang buru-buru, tiba-tiba dia menabrak laki-laki berperawakan tinggi di depannya. Dia pun langsung cepat-cepat meminta maaf kepada laki-laki tersebut,
belum selesai dia meminta maaf, laki-laki tersebut langsung pergi dari hadapannya.

"WOI KOK PERGI GITU AJA?" Teriak Naura.

"Dih ngapain dia langsung nyelonong aja coba, tanpa dengerin gue ngomongnya selesai lagi" Ujar Naura, dengan kesal.

Tanpa mempedulikan laki-laki tadi lagi, Naura langsung  menaiki tangga lantai dua dimana kelasnya berada. Tepatnya kelas XI.IPS 1.

MAKASIH UDAH BACA:)))
SEMOGA SUKA SAMA CERITA INI YA.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SEBANYAK-BANYAKNYA.
LANJUT BACA YA:)

NAURA(Akan di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang