5

54 7 0
                                    

Setelah mereka pergi ke ruang BK, mereka mendapat hukuman untuk hormat mengehadap ke tiang bendera selama 2 jam pelajaran. Peluh keringat membasahi pelipis Tania, sesekali dia mengusap pelipisnya yang basah karena panasnya terik matahari. Di lain sisi banyak sekali kaum hawa yang memuja ketampanannya Deva, bagaimana tidak terpesona coba. Bayangkan seragamnya dikeluarkan, kancing baju yang atas dibuka, rambut acak-acakan, keringkat membasahi tubuhnya. Dan di sana ada Tama yang mengawasi mereka agar tidak lari dari hukumannya.

'Duh Kak Deva ganteng banget anjirrr'

'Nggak kuat aku  bundaaa'

'Ih siapa sih cewek di sampingnya pangeranku'

'Loh itu bukannya murid baru ya'

'Devaa ya ampun pujaan hatiku'

Banyak sekali pujian kaum hawa yang dilontarkan untuk Deva, tapi Deva tidak peduli sama sekali dengan ucapan siswi tersebut. Sedari tadi Tama memperhatikan Tania dengan intens tanpa mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Tam udah dong hukumannya, tangan gue pegel nih" kata Deva dengan melas.

"Ini baru setengah jam," jawab Tama dengan santai.

"Huhhhh," sebal Deva.

"Tan lo kuat?" Tanya Deva memastikan bahwa Tania baik-baik saja.

"Gue oke kok," jawab Tania dengan tenang. Selang beberapa menit, kepala Tania menjadi pusing sekali dan tanpa aba-aba Tania langsung pingsang di tempat, untung saja dengan cekatan Deva langsung menyanggah badan Tania.

"Tam tolongin dong, bawa dia ke UKS," pinta Deva.

Dengan cekatan, Tama langsung membopong tubuh gadis mungil ke UKS dan membaringkan di sana.

"Penjaga UKSnya mana ini? Tolong cepet obatin anak ini," pinta Tama dengan wajah khawatirnya.

"I..iya kak.." jawab salah satu murid dengan takut.

Selang beberapa menit, Tania sadarkan diri, dan dia menemui salah satu cowok yang membuatnya sebal hari ini, karena dia, Tania harus dihukum.

"Lo udah sadar?" Tanya Tama dengan khawatir tetapi dia langsung menutupi kekhawatirannya dengan wajah cueknya.

"Udah, lo ngapain di sini? Terus kak Deva mana?" Tanya Tania dengan bingung.

"Lo itu baru sadar seharunya lo itu diem malah banyak tanya lagi," omel Tama dan dia langsung bangkit dari duduknya.

"Lo mau kemana? Lo marah ya sama gue?" Tanya Tania dengan khawatir.

"Ke kantin mau beli makanan," jawab Tama dengan cuek.

"Oh o..okee" jawab Tania dengan gugup. Seolah ada desiran hebat di hatinya.

'Kok gue seperti punya perasaan yang aneh sih dengan tuh cowok nyebelin'

'Nggak gue gak boleh suka sama dia'

Setelah beberapa menit, Tama kembali ke UKS dengan membawa kantong kresek.

"Nih makan," titah Tama.

"Loh yang beli kan lo bukan gue,"

"Seharunya lo makan, tadi pagi lo nggak sarapankan?" Tanya Tama.

"Iya hehe," jawab Tania dengan cengirannya.

Dan saat itu juga ada seseorang yang langsung masuk ke UKS tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.

"Tan lo gapapa?" Tanya Deva dengan khawatir.

"Tenang kak, gue gapapa kok," jawab Tania dengan senyum tipis di bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senior And JuniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang