Chapter 2 || Sandiwara

178 68 27
                                    

'Akan ada masanya seseorang itu bisa berdamai dengan rasa sakitnya.'

Mau nanya lagi dong!
Pernah suka sama seseorang yang gak kenal sama lo gak?
Gimana ngadepin nya?

Happy reading 💚



***


Sepuluh menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Seluruh murid di kelas Chika sudah sangat merasa bosan dan ngantuk seketika. Cuaca panas menjadi pendukung para siswa itu untuk bermalas-malasan mengerjakan tugas.

"Buk? Kenapa gak jadi pr aja sih? Tanggung banget ini, bel bentar lagi bunyi lho buk." Keluh Reyhan, ketua keamanan kelas.

"Iya nih buk, udah panas, haus tambah lagi ngantuk. Gak fokus ngerjain tugasnya buk." Ujar siswa yang lain ikut-ikutan.

"Saya atau kalian yang menjadi guru?" Tanya buk BuTik ketus. Nama guru itu sebenarnya adalah Bu Tika. Tapi karena waktu itu Chika pernah memanggil ibu itu dengan sebutan 'BuTik' teman sekelasnya pun jadi ikutan.

"Lah gimana sih Bu? Kan saya murid, ibu yang gurunya. Ibu anemia?" Tanya Reyhan polos.

"Reyhan! Tolong jangan membuat saya tambah kesal hari ini. Saya sudah bilang dari awal masuk tadi, kan?"

"Iya Bu, tapi kan panas banget. Lagian cuma sepuluh menit kurang, bel pulang udah bunyi. Jadiin pr aja ya Bu?"

"Kalau kamu pengen pulang, yaudah pulang sana, pintu selalu terbuka. Silahkan keluar!" Bentak BuTik membuat seisi kelas terdiam.

"Saya sudah bilang jangan buat saya makin kesal hari ini! Kalau memang malas untuk sekolah lebih kalian dirumah saja, bantu orang tua."

"Bu? Saya izin ke toilet bentar!" Kata Chika lalu berdiri dan keluar kelas.

"Kamu juga! Saya lagi marah ini."

"Ibu marah sama siapa? Saya? Enggak kan? Yaudah saya ke toilet dulu buk."

"Berani kamu keluar saya gak bakal izinin kamu masuk ketika jam pelajaran saya!" Bentak BuTik menahan amarahnya.

Chika mengernyit mendengar itu. Sebenarnya BuTik ini sedang kesal pada siapa? Kenapa dirinya juga ikut kena amukan guru itu.

"Kenapa gak boleh sih Bu? Saya mau cuci muka doang. Dari pada saya ketiduran mending cuci muka, kan?"

"Duduk kembali Chika!"

Chika mendesah kecewa. Dasar guru tidak tau tempat untuk kesal. Masalah di luar kenapa harus dibawa ke sekolah? Jadinya gini kan? Murid yang kena imbasnya.

Chika kembali duduk di kursinya. Nesa menatap gadis itu dengan tawa tertahan. Melihat Nesa yang terlihat bahagia, Chika melemparkan tatapan sinis. Sahabat macam apa ini?

"Kalian benar-benar membuat saya habis kesabaran, ya?! Setiap saya masuk ke dalam kelas ini, saya tidak pernah tidak emosi. Selalu saja saya naik darah dengan tingkah laku kalian!"

Murid di kelas itu hanya diam saja. Seolah mereka sudah biasa dengan kalimat itu, bahkan ada yang terlihat tidak peduli dan lebih memilih membaca buku.

BECAUSE SITUATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang