Sudah hampir 2 hari tidak ada aktifitas diluar gedung pembelajaran, kecuali hanya untuk regu pengintai.
Selama 2 hari ini regu pengintai sudah berkali-kali melakukan penyisiran ke wilayah musuh. Entah itu pagi hari, siang hari, bahkan terkadang malam hari.
"Kapten, berikan perintahmu," ucap pemuda berambut putih yang sedang bersembunyi di balik sebuah pohon, dialah Fukuzawa.
"Itu, kemungkinan kelas A," balas lawan bicaranya. Keberhasilan pengintaian ini ditentukan dengan tingkatan kelas dari para Hito-gui. Mulai dari D sampai S, dan pengukuran kekuatannya dilakukan dengan memperhatikan gerak-gerik nya, jadi hasilnya masih 50/50.
"Jadi, bagaimana?" Tanya Fukuzawa.
"Untuk saat ini, kita hanya dapat melaporkan. Tugas kita bukan bertarung, lagipula banyak anggota kita yang bukan kelas petarung."
"Kita mundur," lanjut sang kapten.
'baik' seru anggota yang lain dan dengan bergegas mereka segera meninggalkan lokasi.
Sekali lagi, di pengintaian kali ini tidak ada korban jiwa.
Regu pengintai yang baru berjumlah 50 orang, jadi ada 5 regu yang berisi 10 orang di setiap regunya. Dan salah satunya adalah regu tempat Fukuzawa berada, regu itu dipimpin oleh murid kelas 12 yang bernama Yamada Akemi. Dia adalah pemuda dengan perangai yang tinggi sekitar 187 cm, rambutnya kuning dengan sedikit tambahan oranye dan warna matanya berwarna oranye.
"Tugas kita untuk hari ini cukup sampai disini, kita lanjutkan setelah makan siang," ujarnya dari depan barisan.
"Yamada-san, t-tolong! Tolong!!"
Setelah beberapa saat terdengar teriakan dari barisan belakang, seketika semua orang menoleh ke arah barisan tersebut termasuk Fukuzawa yang sekarang berada di samping Yamada.
"Ada apa?!" Tanya Fukuzawa.
'krekk, krekkk'
"Hahh....darah segar," muncul suara serak diiringi dengan bunyi tulang leher yang patah. Tangan dari orang itu sekarang sedang memegangi leher dari murid yang berteriak tadi, lehernya menjadi lebih fleksibel tanpa adanya tulang yang menyangganya.
Jika tangan orang itu tidak memegangi lehernya mungkin sekarang tumpukan daging itu tergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Sial, kau Hito-gui yang tadi!" Teriak Fukuzawa geram.
"Lari."
"Hah?"
Mendengar ucapan dari sang kapten membuat Fukuzawa kebingungan.
"Yang masih tersisa, lari!" Perintah Akemi kemudian menarik kerah baju Fukuzawa dan berlari sekencang angin diikuti oleh siswa lain yang masih hidup.
Perlu kalian ketahui, ragu pengintaian bukanlah kelompok yang membawa banyak persenjataan. Diketahui hanya beberapa orang yang membawa perlengkapan senjata yaitu kapten, dan beberapa orang yang diperintahkan oleh pemimpinnya.
"Yamada-san, bagaimana dengan orang itu?!?" Tanya Fukuzawa yang berlari mengikuti irama dari Yamada.
"Tidak ada harapan lagi baginya, jangan menoleh ke belakang!!"
Tapi, berlari menjauh Hito-gui bukanlah hal yang tepat jika kalian sudah berhadapan dengan mereka.
Dalam sekejap, Hito-gui kelas A tadi sudah berhasil menyusul regu Yamada. Dia melompat-lompat melalui pepohonan, lompatannya seperti kangguru. Sangat jauh dan kuat, bahkan batang pohon yang dia lalui hampir roboh, begitu pula dengan tanah yang ia pijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fujioka Death School
Детектив / ТриллерTerjadi sebuah teror yang melanda SMA Fujioka, Jepang. Ketika seorang murid mengamuk dan menghabisi temannya sendiri. Tak lama berseling, makhluk bernama Hito-gui muncul ke permukaan. Menyebarkan teror berdarah di sana. Apa yang akan terjadi pada me...