'ggreet..dukk..dukk' suara barang-barang yang menghalangi pintu depan asrama telah disingkirkan. Kali ini, pintu yang menjadi pelindung para murid di asrama siap dibuka lebar-lebar.
Siswa berjumlah sekitar 50 orang keluar dari asrama, 10 orang dari tim pengintai yang dipimpin oleh Fukuzawa dan 40 orang tim pembunuh yang dipimpin Matsuyama.
Semuanya bersenjata lengkap. Mulai dari senjata jarak jauh sampai jarak dekat dimiliki para siswa. Matsuyama memilih katana sebagai pelindungnya, Fukuzawa membawa sniper, orang yang paling bersemangat dalam ekspedisi ini Amakusa Fukue dia membawa senjata kesayangannya gergaji mesin dan 2 buah shotgun diletakkan di punggungnya, dia juga terlihat membawa 2 buah pisau. Yahh, senjataku tidak sekuat yang mereka bawa, aku hanya membawa 2 buah kapak dan beberapa pisau.
Setelah barang-barang yang menghalangi pintu disingkirkan 'kletek...nggiiittt' akhirnya kami dapat keluar.
"Uweh, cahaya mataharinya sangat silau" ucap Fukue sambil mengangkat tangannya kemudian melebarkan telapaknya.
"Ya, jika diingat kembali, memang seharian kemarin kita sudah berada di dalam asrama" balas Matsuyama atas ucapan Fukue tadi.
Semua murid bersemangat, entah apa yang membuat mereka yakin dapat membunuh 'Hito-gui' ini. Aku hanya merasakan kalau membunuhnya bukanlah hal yang segampang merobek kertas.
"Arah jam 3, aman. Asrama kelas 12 aman" ucap Fukuzawa di walkie talkie yang sudah satu paket dengan senjata yang ada di dalam lemari setiap kamar asrama.
'arah jam 5 aman'
'arah jam 12 aman'
Setiap arah diperiksa satu-satu. Semuanya dinyatakan aman. Namun.
"A-arah jam 8. A-asrama kelas 11. Hito-gui, terlihaaat!!"
Semua orang kaget. Mereka semua langsung menyiapkan senjata masing-masing. Matsuyama langsung menarik keluar katana dari sarungnya, Fukue juga langsung menghidupkan gergajinya. Kedua kapak yang kubawa juga sudah menunjukkan ketajamannya.
"Semuanya!! Majuu!!" Teriak Matsuyama dia menodongkan katana-nya kedepan lalu berlari ke arah yang akan dituju, diikuti Fukue, kemudian semua murid termasuk aku sendiri. Aku mengikuti Fukue tepat di sampingnya. Dia benar-benar seperti gorila berotot, maksudku ketika sudah membawa gergaji mesin apa kalian bisa membawa Shotgun yang ukurannya cukup besar?
Kami menempuh waktu 1 menit untuk sampai di asrama kelas 11. Di halamannya tergeletak beberapa murid. Semuanya sudah..semuanya adalah mangsanya. Kakak kelas yang berusaha melawan namun gagal. Jika kuhitung ada sekitar 15 orang, semuanya dalam kondisi yang sangat parah. Ada yang matanya tercongkel, ada yang isi organ dadanya sudah habis, dan yang menurutku paling parah kondisinya terduduk di tangga menuju pintu asrama. Kepala dari kakak kelas itu hilang, organ perutnya hilang, dan tangannya sudah terlepas. Tangan itu diletakkan di atas kaki korban.
Namun, dari semua itu ada satu hal yang penting dan jadi pusat perhatian. Target kami. Hito-gui, ada di depan pintu asrama. Tangan kirinya memegangi kepala dari kakak kelas yang kehilangan kepalanya. Darahnya masih menetes dari urat nadi yang ada di sisa lehernya. Dan di tangan kirinya ada seseorang, perempuan. Kakak kelas perempuan yang jadi korbannya, kondisinya belum separah para kakak kelas yang diluar. Perut, wajah, tangan dan kakinya terluka hanya itu, belum ada yang hilang.
'hiiih, yang benar saja'
'eghhhh'
Mental para murid langsung ciut. Sialan! apa kalian hanya berani bicara saja tapi saat menghadapinya secara langsung kalian malah ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fujioka Death School
Tajemnica / ThrillerTerjadi sebuah teror yang melanda SMA Fujioka, Jepang. Ketika seorang murid mengamuk dan menghabisi temannya sendiri. Tak lama berseling, makhluk bernama Hito-gui muncul ke permukaan. Menyebarkan teror berdarah di sana. Apa yang akan terjadi pada me...