PART 18 (Korban Hutan Timur)

34 10 9
                                    

    'sial, sial bagaimana caranya lolos?!' batin Fukuzawa.

     Jarak ketiga murid itu dengan Hito-gui nya semakin dekat. Nafas yang tersengal-sengal menjadi suara pelengkap untuk keadaan ini.

     Kaki yang kelelahan juga menjadi semakin sulit untuk digerakkan. Seakan mempunyai pikiran sendiri langkah kaki mereka menjadi semakin lambat.

    "Kapten, bagaimana?!?" Tanya seorang murid yang masih tersisa bersama mereka berdua.

    "Terus, lari," jawab Yamada sambil mengatur nafasnya.

    Tapi, sejauh dan secepat apapun mereka berlari, mereka bukanlah tandingan monster ganas yang sedang berada di belakang mereka.

     'ini dia, pintu gerbang menuju gedung pembelajaran' batin Fukuzawa setelah melihat pintu berkerangka besi berwarna putih yang menjadi ciri khas pintu kedua sisi hutan yang ada di sekolah ini.

     'akhh akhhh' sudah terlambat, mereka tersusul. Murid yang bersama mereka berdua sekarang hanya bisa pulang dengan membawa namanya saja.

     Yamada yang menyaksikan kejadian yang berlangsung tidak jauh darinya segera menghindar dan mengeluarkan katana yang dia bawa.

     Diiringi dengan Fukuzawa yang sekarang berada beberapa senti dari pintu gerbang tadi.

     "Sial, kenapa harus sekarang!? Fukuzawa larilah!" Ucap Yamada. Memang benar satu-satunya cara untuk mengalahkan makhluk ini adalah dengan bantuan persenjataan di atas gedung pembelajaran.

     Dan juga banyaknya artileri senapan mesin yang akan memudahkan Fukuzawa untuk membunuh makhluk ini.

     "Tapi, Yamada-san."

      "Tidak ada penolakan, jika kau selamat informasi pengintaian dapat dilaporkan. Kita tidak dapat mati berdua di tempat ini."

       "Kau, jangan coba untuk lari. Setelah aku bermain dengan temanmu ini, aku ingin bermain denganmu," ucap Hito-gui itu sambil mematahkan tulang leher murid malang tadi.

      Dia sangat terobsesi dengan penyiksaan, beberapa korbannya tadi juga dihancurkan total oleh dirinya. Entah itu kepala, badan atau yang lain.

      "Tch, baiklah. Tahanlah dia sampai bantuan datang, Yamada-san," ucap Fukuzawa dan langsung berlari keluar dari hutan tersebut.

______________________________________

     "Aaa, ah. Dia lari. Kalau begitu hiburlah aku, Yamada, bukan?" Hito-gui yang merasa kecewa berbalik badan dan bertatapan langsung dengan Yamada.

     Jarak mereka berdua tidak terlalu jauh, jika salah satunya melompat pasti lawannya dapat terkena serangan langsung.

      'cepatlah, Fukuzawa' batin Yamada yang masih berharap akan bantuan yang dijanjikan Fukuzawa.

     "Ayo, majulah!" Gertak Yamada. Meskipun seluruh tubuhnya gemetaran karena takut, itu tidak membuat semangat Yamada pupus.

     "Baiklah baiklah," dengan semangat, Hito-gui itu melompat menuju Yamada.

     'bukkk' dia melakukan serangan, kuat dan terkoordinasi. Dengan sekuat tenaga Yamada berusaha menahannya dengan katana-nya.

     "Heeh, boleh juga."

     "Kau, juga eghh cukup kuat."

      Gertakan demi gertakan dilontarkan Yamada untuk membuat monster itu melepaskan tinjunya.

     Memang terlihat seperti tidak apa-apa, tapi kenyataannya tangan Yamada hampir patah karena serangan itu.

     'jadi, ini kekuatan kelas A. Monster bajingan' batinnya.

Fujioka Death School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang