Chapter 06 [Wrong]

45 9 0
                                    

HEY!






























































"Shawn menyelamatkanku dari terkaman polisi yang mengejar kami. Dia menyerah diri, dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya setelah itu."
[Niall Horan.]


















































••••••••

"Ngghh... Ahhh... Mphh... Niiii..."

"So tight, shit!"

"Fuck me harder, Ni!"

"My pleasure babe.."

Pria berambut pirang itu bergeridik ngeri ketika melihat sepasang polisi tengah memadu kasih pada ruang kerja. Dia melihat sang wanita yang duduk dengan rok terbuka dipangkuan sang pria yang terus menekan pinggang sang wanita. Mereka terus mendesah, meneriakan nama masing- astaga, mata sucinya ternodai!

Niall berbalik dan bersandar pada dinding. Nafasnya terengah-engah ketika mengingat kejadian yang baru saja terekam oleh matanya. Niat awal hanya ingin berbelanja kebutuhan pokok untuk kehidupannya bersama The Boys ke depan di flat. Namun entah mengapa setelah terpaksa mencuri makanan dari supermarket, tiba-tiba pikirannya tertuju pada kantor polisi yang ia lewati. Hatinya bergerak masuk ke dalam untuk mencuri beberapa senjata sebagai pertahanan hidup nantinya. Dia mengendap-endap seperti pencuri-memang dia ingin mencuri-layaknya di film action. Hampir beberapa kali dia tertangkap oleh beberapa polisi yang berlalu-lalang disekitar dirinya. Ketika melewati sebuah ruangan, dia mendengar suara seperti memanggilnya.

"Nii... More! More, Ni!"

Rasa keingintahuannya lebih besar daripada rasa takutnya. Jadi, begitulah kira-kira kejadian hilangnya kepolosan mata bermanik biru milik seorang Niall Horan. Sekarang dia menjadi lupa akan misinya masuk ke dalam kantor polisi. Dia mengabaikan kedua polisi tadi dan melanjutkan perjalanannya dengan tetap mengendap-endap.

"Hah, ternyata ajaran yang diberikan oleh Zayn ketika aku ingin mencuri pisang dari Harry berguna juga," gumamnya pelan.

Niall terus melangkah sampai kakinya berhenti pada sebuah pintu besi yang sedikit terbuka. Dia sedikit mengintip dari celah yang diberikan, gelap. Dengan ragu-ragu, dia mencoba memberanikan diri memasuki ruangan tersebut. Langkahnya tertahan, tubuhnya ikut menegang. Seketika matanya membulat.

"Ini? Ini.. ini ruang tahanan!"

Sialan. Dia salah masuk kamar. Ruangan ini dibuat seperti lorong yang memiliki sisi kanan dan kiri sebagai sel tahanan. Di balik jeruji besi yang hanya memiliki luas tak lebih dari kamar mandi hotel itu terdapat satu sampai dua orang tahanan. Mereka semua memiliki wajah yang menyeramkan bagi Niall. Matanya mengedar pada sekitar. Keluar atau tetap bertahan?

"Semoga ini pilihan yang terbaik," ucapnya ketika menemukan pintu pada ujung lorong tersebut. Dia yakin, itu adalah gudang persenjataan.

Kakinya mulai melangkah melewati lorong gelap itu. Tak sedikit dari mereka yang bertanya tentang sosok berambut pirang memasuki wilayah kumuh ini. Ada yang melempar batu kecil pada kepala Niall hingga membuat lelaki itu mempercepat langkahnya, bahkan ada yang berteriak maling ketika Niall berjalan melewatinya. Hey! Pencuri mana yang mau masuk jebakan yang ia buat sendiri? Niall, itu kau_-

Namun saat akan mencapai gagang pintu tersebut, Niall mendengar sebuah teriakan memanggil namanya. Oh, tidak. Jangan adegan itu lagi. Kali ini dia tidak akan tertipu. Dia tetap berusaha membuka pintu sampai teriakan itu menghentikan seluruh kerja tubuh Niall; mematung.

"NIALL! INI AKU SHAWN!"

"Shawn?" Dia menoleh dengan cepat dan melihat seorang pria dibalik jeruji yang sedang melambaikan tangannya. Dia segera menghampiri pria itu setengah tidak percaya.

"Bagaimana kau bisa di sini, Shawn?" Tanyanya ketika mereka sama-sama saling menatap.

"Aku tidak ingat apa yang terjadi hingga ketika aku terbangun, aku sudah berada di sel tahanan ini."

"Apa kau mau keluar?" Niall bodoh. Tentu saja!

Sementara itu..

"Jadi, kau dan Shawn yang mencuri semua senjata ini? Lalu dimana Shawn?" tanya Liam ketika Niall mengeluarkan seluruh isi tasnya di atas meja.

Dia menghela nafas sebentar, "Shawn menyelamatkanku dari terkaman polisi yang mengejar kami. Dia menyerah diri, dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya setelah itu." Niall memilih menundukkan kepalanya. Dia merasa sangat bersalah pada Shawn. Harusnya dia tidak membiarkan temannya ini tertangkap. Harusnya dia juga ada di sini merencanakan misi bersamanya, Liam, dan Harry untuk mencari Louis dan Zayn. Harusnya dia juga ikut pada rencana yang mereka buat untuk mengusir The Others dari muka bumi ini. Dan semua itu hanya terhenti pada kata 'Harusnya' dan tidak akan pernah kembali dan terulang lagi.

Harry melihat kesedihan itu di mata Niall. Bagaimana pun juga, dia tahu Niall dan Shawn memang sangat dekat. Mereka sering menciptakan lagu bersama walau tidak pernah dipublikasikan pada dunia. Dia merasakan bagaimana kehilangan orang terdekatnya hanya karena kesalahan diri sendiri. Seperti Louis. Astaga, Harry akan berlutut jika Louis tidak mau kembali pada mereka. Dia merindukan Louis.

"Li, apa yang kita lakukan setelah ini?" tanya Harry sesaat setelah dirinya tersadar dari lamunannya.

"Kita panggil bala bantuan kita. Mike, Luke, Ash, dan Calum."

"5sos?! Are you kidding me?!" Itu adalah teriakan dari Niall dan Harry atas rencana tidak masuk akal Liam.

Maksudnya, 5sos itu sama gilanya dengan mereka. Tidak ada waktu untuk serius bagi mereka sendiri. Bagaimana mungkin mereka bisa menjalankan misi ini dengan baik?

Hey! Bukankah kalian juga patut diragukan.

"Benar juga. Tapi setidaknya, aku tidak tergila-gila dengan anjing," gumam Niall bermaksud menyindir member 5sos.

••••••


























































BYE!




























































Picture as Niall Horan.



















"Aku benar-benar tidak mengenalmu. Jadi berhentilah seolah kita pernah bertemu dalam waktu yang cukup lama, bajingan."
[Louis Tomlinson.]


























































Love,
Mrs. Cliffrod.
ZASTYLINSON.

End Of The Day [One Direction & Zayn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang