LDR

2.1K 291 28
                                    


***

“Iya,ini baru selesai,guru Wang juga baru keluar."

Jiang Cheng menjepit ponselnya dengan pundak.Tangannya sibuk memasukkan buku pelajaran yang baru saja usai.

“Umm..tapi aku harus ke klub gambar dulu.”Tangannya melambai pada Nie Huaisang yang pamit duluan,lalu mendecih pelan karena bolpennya jatuh.

“Kenapa sih?”kali ini Jiang Cheng mengernyit sambil jongkok,mencari bolpennya di kolong meja.

“Astaga,Lan Huan,sudah kubilang kan aku jadi wakil ketua,jadi aku harus bertanggung jawab pada kelangsungan club."

Jiang Cheng mengambil bolpen yang ternyata terjatuh sampai bawah kolong meja Wei Wuxian di depannya.

“Iyaaa....sebentar saja terus pulang,oke.Udah ah kamu berisik."

“Apalagi sih?”Jiang Cheng bersungut kesal tapi sedetik kemudian mukanya memerah.

“Um.....semangat kuliahnya."

Dia terduduk lagi di kursi dan menyurukkan badannya menimpa tas di atas meja.

Kesal,Lan Xichen itu selalu meneleponnya pas jam pulang sekolah,seperti sekarang,bahkan Jiang Cheng belum sempat memberesi buku,ponselnya sudah berdering tanda panggilan dari sang pacar.

Lan Xichen itu meneleponnya minimal 3 kali sehari,belum puluhan pesan yang dikirim dari pagi sampai malam yang agaknya dilakukan di sela aktivitas kuliah.Dan malam sebelum tidur,pria itu akan mem-video call nya minimal 1 jam.Jiang Cheng bahkan tak lagi mau menghitung sudah berapa kali dia ketiduran karena Lan Xichen tak kunjung mau menutup panggilannya.

Dan selalu setiap pesan dan panggilannya selalu diselipi keluhan atau nasehat.

‘Aku kangen Wanyin.'

‘Makan yang benar.'

‘Aku ngga bisa konsentrasi belajar,kebayang Wanyin terus.'

‘Wanyin,langsung pulang,jangan main terus.'

‘Wanyin kamu ngga mendua kan?'

Dan masih banyak lagi.Akhir-akhir ini Lan Xichen mengeluh terus karena mengira Jiang Wanyin ada main dengan anak kelas satu,juniornya di klub seni rupa.

“Lan Huan menyebalkan!”Jiang Cheng menghantam pelan mejanya,melampiaskan kesal.

Jiang Cheng mengira menjalani long distance relationship dengan Lan Xichen adalah hal yang mudah tapi nyatanya Lan Xichen yang nun jauh di sana lebih menyebalkan daripada saat raganya dekat.

***

Jiang Cheng duduk di tempat biasanya,sudut ruangan klub seni rupa.Sesekali matanya menyapu pandang,melihat ketiga juniornya yang anteng membuat komik.Ya,meskipun namanya klub seni,nyatanya sebagian besar kegiatan di klub ini bukanlah menggambar lukisan dan sejenisnya yang strata tinggi.Kebanyakan mereka menggambar komik,fanart dan sebagian lagi untuk menggosipkan charater anime favorit.

Mungkin lebih tepat harusnya di sebut klub otaku.

Matanya terhenti pada juniornya yang dicemburui oleh Lan Xichen.Bocah tampan dan agak berisik itu bertemu pandang dengannya.Ia tersenyum canggung dan buru-buru mengalihkan pandang ke kertas di hadapannya.Jiang Cheng heran,tak biasanya bocah bernama Lan Jingyi itu bersikap aneh.

Sampai selesai kegiatan pun Lan Jingyi tak pernah mau benar-benar menatapnya.Dia bahkan hanya menunduk saat Jiang Cheng bicara padanya,tak seperti hari-hari lalu yang biasa menyimak apapun yang dikatakan Jiang Cheng dengan antusias.

Bocah itu baru menghampirinya saat Jiang Cheng keluar dari gerbang sekolah.

“Kak Jiang Cheng."

"Apa?"

“Uhhh...aku minta maaf.”Lan Jingyi membungkukkan badan.Jiang Cheng mengingat-ingat.Rasanya Lan Jingyi tak pernah berbuat salah padanya.

“Aku baru tau kalo kakak pacarnya kak Xichen,”Lan Jingyi mengangkat wajahnya,tersirat raut tak enak.

'Huh?'

Melihat Jiang Cheng bermimik bingung,Lan Jingyi melanjutkan.

“Kak Xichen itu sepupuku.Semalam dia memborbardirku dengan pesan wechat,bilang kalo aku ngga boleh mendekati Jiang Cheng,pacarnya.."

Jiang Cheng reflek menepuk dahinya.

Tak perlu bertanya dari siapa Lan Xichen tahu tentang Lan Jingyi.Wei Wuxian pasti sudah ember bilang kalo Lan Jingyi lah bocah kelas satu yang dekat dengannya.Ya,Wei Wuxian memang menjadi informan untuk Lan Xichen tentang kelakuan Jiang Cheng di rumah atau di sekolah.

Sepupu kurang ajarnya itu memang tak bisa diajak berkompromi.

“Maafkan aku,Kak,karena udah sok dekat dengan Kak Jiang Cheng.Aku merasa nyaman karena kakak baik padaku,juga Kak Jiang Cheng itu tipeku banget upss....”Lan Jingyi langsung menutup bibirnya dengan tangan.

Juniornya itu tersenyum pahit.”Tolong bilang pada Kak Xichen kalo aku udah ngga akan dekati Kak Jiang Cheng lagi.Bilang untuk jangan mengirin foto itu pada ibuku.Tolong ya,Kak,aku masih belum mau mati."

Lan Jingyi langsung berbalik pergi,meninggalkan Jiang Cheng yang masih kebingungan.

Kenapa?Apa yang sudah dilakukan Lan Xichen pada bocah itu?

***
Teman-temannya bilang,berpacaran dengan Lan Xichen yang kaya raya itu menyenangkan.Kamu tinggal menyebut apa yang kamu mau dan dia akan mengabulkan dengan satu jentikan jari.

Memang royal,tapi bagi Jiang Cheng itu menyusahkan.

Jiang Cheng bangun tengah malam.Perutnya melilit minta diisi.Dia pulang sekolah jam 6 sore tadi dan langsung tepar kelelahan usai ulangan 3 pelajaran.
Diluar sedang hujan lebat dan seingat Jiang Cheng kulkasnya kosong,maklum akhir bulan.Dan tak mau delivery order karena jelas pasti bakal ditolak disituasi sekarang.

Jiang Cheng berguling-guling di atas ranjang dengan bodoh berharap bisa menghilangkan lapar.Lelah,dia meraih ponselnya dan layaknya anak alay jaman now dia menulis status di akun weibonya.

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang