Budidayakan sebelum baca vote dulu ya guys!
"Penyesalan slalu datang terakhir, kalau diawal namanya pendaftaran"-aditya
Aditya menatap lekat iris coklat terang itu, ntah itu Adisty ataupun Nara yang jelas wanita dihadapannya ini adalah kembaran nya,adiknya.
"Ayo gua antar ke Apartemen lu" ia menggenggam tangan kecil itu lembut dan membawanya ke mobil sport hitam miliknya.
"Oma udah siapin semuanya buat gua dit, lu gak perlu khawatir" adit hanya mengangguk dan mulai mengemudi.
Setelah bertahun-tahun menunggu Adisty pulang akhirnya terjadi juga, ia tahu seberapa besar luka yang diberikan oleh keluarganya sampai mengubah seorang Adisty menjadi Nara?
Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju Apartemen Oma yang berada di Jakarta, Oma juga sudah mengurus semuanya, dari sekolah Adisty yang sama dengan Aditya karena permintaan Adis, mobil untuknya, dan uang yang setiap bulan dikirim Oma nya untuk biaya hidup Dijakarta.
Sesampainya diruang tamu Adisty langsung merebahkan tubuhnya disofa, ia sangat lelah dengan perjalanan Amerika-Jakarta, berbeda dengan Aditya yang tour ruangan di Apart.
Aditya menatap kembaran nya itu tertidur tenang, jangan kalian fikir mereka tidak bertukar kabar, aditya slalu memvidio call Adisty, kapanpun ia dan didamana pun aditya tak pernah merasa jauh dari Adisty, tapi baru sekarang ia bisa menyentuh kepala adiknya ini tanpa dibatasi layar handphonenya.
Aditya mengelus pelan puncak kepala Adisty, "Besok lu sekolah"
"Iya gua tahu" jawab Adisty dan membuka matanya
Ia tidak tidur, hanya memejamkan matanya saja supaya lebih tenang,mungkin.
Adisty duduk dan bersandar dibahu Adit, "gak sabar kenalan sama Vagos"
Vagos, keluarga kedua Aditya, rumahnya untuk pulang, alasan keduanya untuk hidup setelah Adisty, yang isinya orang-orang yang akan maju paling depan jika terjadi sesuatu padanya, dan Adisty tahu itu
Sudah dibilangkan kalau aditya slalu menceritakan semuanya pada Adisty, ia tak ingin menyembunyikan apapun.
Jika kalian tanya keluarga? Mungkin itu urutan terakhir dalam list kebahagiaan aditya, bahkan jauh dari kata keluarga. Semenjak adis yang dibawa pergi Oma nya, aditya merasa sangat kesepian, hanya berteman dengan satu orang, lalu ia bertemu anak-anak Vagos. Mami dan Papi yang jarang pulang karna sibuk bisnis sudah tak jadi masalah untuk Aditya.
Aditya bangkit, "Kamarnya ada tiga, kamar gua satu"
"Enak aja lu punya kamar di apart gua" ketus Adisty.
Aditya bersidekap, "jadi lu gak ngebolehin kembaran terganteng lu ini nginep? Oke gua balik"
Adisty berjalan ke arah kamarnya, "Baperan! sana tidur lu" lalu ia menutup pintu kamarnya.
Aditya hanya terkekeh melihat tingkah cewek itu, sangat menggemaskan.
Tapi jika dilihat sekilas, Adisty lebih seperti tomboy.
∆∆∆∆∆
Matahari berhasil ngusik tidur cewek berpiama kepala minion ini, dan satu orang yang menarik selimutnya.
"Bangun woy kebo!! Gua tunggu dibawah 5 menit lagi.." Ucap Adit
"....Kalau lu gak bangun juga, jangan harap bisa tinggal disini" sambung Adit lalu pergi ke meja makan, ia sudah siap dengan seragam SMA Merak yang lengkap, karna Aditya bukan seorang yang suka dengan seragam acak-acakan, walaupun ia Ketua Geng Vagos.

KAMU SEDANG MEMBACA
VAGOS
Teen FictionBesar dengan dipenuhi dendam, sesuatu yang membuat seorang gadis manis itu menjadi tak tersentuh Gadis yang dari kecil sudah dicampakan oleh keluarganya bukan berarti ia terpisah jauh dari kembaran nya. Akankah semuanya berubah? Menjadi lebih baik...