Di pagi hari ini, Nabilla turun dari angkot yang mengantarnya ke sekolah. Cukup 10 menit ia sudah sampai tepat di depan gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Angkasa.
"Makasih Pak, semoga hari ini rezeki bapak lancar." Seperti biasanya, ia memberikan ongkos kepada bapak bemo sambil mengucapkan terima kasih dan tak lupa untuk tersenyum, tipis.
Kini ia berjalan memasuki gerbang sekolahnya. Banyak tatapan tertuju pada dirinya, namun Nabilla tetap berjalan tanpa memperdulikan tatapan murid-murid lain. Bahkan bukan hanya tatapan yang ia dapatkan, banyak pula bisikkan-bisikkan yang sedang membicarakannya.
Bisik-bisik kok kedengeran.
Namun, tiba tiba sebuah suara klakson memenuhi indra pendengarannya. Bahkan, bukan hanya dirinya saja, melainkan semua murid yang sedang berjalan memasuki sekolah.
Nabilla menghela nafasnya, "Kebiasaan, ini pasti ulah si curut bengek itu." Desisnya sudah tidak kaget dengan suara klakson yang familiar di telinganya.
Nabilla menoleh ke arah parkiran sepeda motor. Tidak salah sangka, ia melihat banyak cewek yang sedang mengelilingi temannya itu. Ralat doi nya.
Ia melihat dari jauh, bahwa doi nya sedang melambaikan tangan ke arahnya untuk meminta pertolongan agar terbebas dari cewek cewek itu.
"Stop, jangan rebutin temen gue Adit." Ucap Nabilla dengan menekankan kata "temen" saat Nabilla sudah berada di parkiran, ia segera menarik temannya itu agar keluar dari zona cewek gatel.
"Huft, capek juga direbutin cewek cewek." Katanya sambil merangkul Nabilla.
"Idih, malah sombong kuadrat." Cibir Nabilla.
"Ya, secara kan gue emang the most wanted boy di sekolah ini." Katanya lagi menyombongkan diri. "Tapi gue gak pernah terpikat sama cewek lain, selain cewek disebelah gue."
"Mulai lagi nih?"
"Gak usah ngeles lo, dalem ati juga seneng." Adit tertawa setelah berucap.
"Harus lo tinggalin, apapun alasannya."
"Brengsek."
Nabilla menolehkan kepalanya mendengar Adit berdesis. "Ha? Lo ngatain gue?"
"Eh? Enggak, lo salah denger kali. Hehe." Ucap Adit tertawa paksa.
Sorry Bil.
Nabilla tidak menanggapinya dan malah mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya.
"Buset dah, serius banget ngelihatin layar ponselnya sampe gue di kacangin." Sindir Adit, tapi Nabilla tetap tidak meresponnya. "Apaan sih Bil, kok gue kepo." Sontak, Adit merebut ponsel itu dari tangan Nabilla. Tetapi justru ponselnya jatuh ke lantai.
"ADIT!" teriak Nabilla refleks. Saat ia ingin mengambil ponselnya yang terjatuh, ada sebuah kaki beralaskan sepatu menginjak ponselnya.
Entah itu sengaja atau tidak, yang jelas sekarang Nabilla menggeram kesal dan hampir melontarkan kata kata indahnya apabila cowok yang menginjak ponselnya tadi tidak menoleh.
Nabilla langsung mengatupkan bibirnya saat cowok itu menoleh kearah nya. Ia menelan susah payah air liurnya ketika ditatap intens. Tatapan yang dingin dan kejam. Seakan akan Nabilla adalah musuh yang siap diterkam.
Tidak sampai 5 detik, cowok itu melangkah pergi meninggalkan Nabilla tanpa mengucapkan minta maaf terlebih dahulu.
"Sorry Bil, hape lo nggak papa kan?" Tanya Adit, "Sumpah gue gak sengaja, kalo rusak nanti gue ganti ya??"
Nabilla mengelus dadanya. "Sabar pake banget gue."
***
"Ada anak baru ya ampun baday cetar membahana alamahoy bangetttttt!!!" Meilany masuk menghambur kelas sambil berteriak kegirangan seperti gadis yang baru saja di lamar direktur perusahaan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADILLA
JugendliteraturSuka sama doi, eh doi juga suka. Saling suka tapi ga mampu buat nyatain perasaan masing-masing. Terus gimana tuh?