Kami duduk bersebelahan dalam sebuah selimut yang hangat. Sofa yang kami tempati menghadap lurus ke arah sebuah jendela besar, menampakkan langit malam yang tampak kosong karena cahaya bintang yang dikalahkan oleh lampu-lampu kota.
Perlahan, ia menyenderkan kepalanya ke bahuku. Membiarkan sebelah lenganku merangkul pundaknya.
Televisi yang sedari tadi menyala tanpa ditonton sama sekali tak mengganggu suasana mesra ini. Seseorang di dalam sana mengumumkan bahwa hitungan mundur pergantian tahun akan segera dimulai.
Ia menggenggam tanganku yang merangkul pundaknya. Telapak tangannya begitu halus dan hangat.
"... tiga ... dua ... satu."
Sebuah ledakan terdengar, disusul cahaya bagaikan bunga-bunga bermekaran yang mewarnai langit malam.
"Apa rencanamu untuk tahun ini?" Ia bertanya dengan suaranya yang selalu terdengar begitu manis di telingaku.
Aku berpikir sejenak, tetapi tak kudapati apa pun melintas di pikiranku.
"Entahlah, menurutmu apa yang sebaiknya kulakukan, sayang?"
"Sayang?"
Satu kata itu membuatku menoleh, menatap sepasang netranya. Ia balas menatapku sembari tersenyum begitu manis.
"Sadar woi, lo itu jomblo dari orok."
Kenyataan menamparku.
Ah, benar juga.
Sebaiknya tahun ini aku berusaha mendapatkan pacar, agar di tahun depan aku bisa menghitung mundur pergantian tahun bersama kekasihku, bukannya bersama dakimakura.
End
Tema: Hitungan mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019
Historia Corta"Ada banyak hal yang ingin kukisahkan padamu. Meski hanya sesaat, kuharap cerita ini mampu untuk membuatmu tersenyum." - 30 Daily Writing Challenge NPC Ditulis pada tanggal 1 sampai tanggal 30 November 2019.