PART 4 : Perdebatan Kecil

25 3 0
                                    

Tanggal update : Jumat, 29 November 2019.

Budayakan vote dan komen sebagai tanda bahwa kamu sudah membaca cerita ini:) biar gak sider melulu:)
————————————————

"Aku menyesal telah meninggalkan mu sendirian. Seharusnya, aku tetap berjalan disamping mu, mendampingi mu disaat kau membutuhkan seseorang untuk membantu menopang tubuhmu yang rapuh."

Gatra Ibrahim—

"Kunci mobilnya sama papa, bentar gue ambil."

Gatra berlari memasuki kembali rumah Aira. Dan kembali sambil bersiul. Aira mengernyit, ia tak melihat keberadaan kunci yang di ambil Gatra.

"Kunci nya mana?" Tanya Aira.

"Kunci nya?" Beo Gatra.

Ia tampak berfikir, "kalo jalan aja gimana?" Ia meringis takut Aira akan kecewa. Karena sewaktu ia meminta kunci mobil pada papa nya, papa nya tidak mengizinkan Gatra untuk mengendarai mobil. Karena Gatra baru satu Minggu belajar menyetir, ditambah lagi Gatra belum cukup umur untuk itu.

"Gue lagi mager buat jalan."

"Ya udah, gue aja yang gendong."

Aira mendelik, terkejut mendengarnya. "Nggak! Gue bisa jalan sendiri!"

Gatra terkekeh melihat Aira yang berjalan mendahului nya.

Aira menggemaskan,bukan?

****

Setiap langkah kecil Aira, Gatra selalu memperhatikan gadis itu. Entah kenapa matanya tak bisa untuk berpindah ke objek lain selain wajah gadis itu.

"Lo pake skincare apa sih?"

Aira mengernyitkan dahinya, "skincare? Lo tau skincare-an? Gue aja belom tau."

"Gue tau dari adik sepupu gue yang lebih muda setahun dari gue. Katanya, kalo pake skincare itu membuat wajah jadi lebih cantik, lebih bersih, dan glowing-glowing gitu katanya. Lo pake gituan?

"Ngerti aja nggak, mau pake gituan." Ujar Aira. Ia menatapi kedua kakinya yang melangkah itu yang dibaluti oleh sandal jepit.

"Kok bisa cantik sih?" Sayangnya pertanyaan itu hanya ia biarkan mengganjal di tenggorokannya. Tak ingin membuat Aira merasa kesal lagi saat sedang bersamanya.

Hening menyelimuti. Kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya menjadi objek pengamatan Aira. Sedangkan, Gatra masih saja mengamati wajah Aira secara diam-diam.

Aira menoleh ke Gatra, "Kok bokap gue bisa kenal sama bokap Lo? Awalnya sih gue sedikit terkejut liat Lo ada di rumah gue, eh ternyata bokap Lo tamu ayah gue."

Gatra mengedikkan bahu nya, "gue juga gak tau sih, tiba-tiba papa gue ngajakin pergi. Karena gak biasanya dia mau pergi bareng gue, perginya sama mama terus. Gue juga kaget sih waktu liat Lo turun dari tangga."

"Mungkin jodoh kali ya." Celetuk Gatra.

"Jodoh gak ada yang tau kecuali Tuhan." Aira tersenyum.

"Jadi kalo gue jodoh lo, lo– gak bakal marah-marah kan?" Ucap Gatra setengah polos.

"Kenapa harus marah? Jika itu takdir tuhan."
Jawaban Aira membuat senyuman Gatra terukir.

Aira menoleh ke Gatra, menyadari omongannya tadi ia langsung berdehem, takut Gatra salah mengartikan ucapannya. "tapi gue harap bukan Lo."

Diary AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang