Prolog

25 3 2
                                    

Aliran hujan itu membasahi baju Lucas. Untuk sesaat Lucas termenung, tak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini.

Melihat gundukan tanah di depannya, membuat Lucas hampir memuntahkan makanannya pagi ini.

Mual, itu yang dirasakan. Sejenak rasa itu berhasil menggantikan kengerian yang terus menghantuinya.

Namun Lucas adalah Lucas. Kengerian yang hampir membuatnya mati tetaplah salah satu list wajib dalam hidupnya.

Lucas mundur dari gundukan itu, mencari beberapa bunga-bungaan yang tumbuh di sekitar tembok perbatasan. Memetiknya lalu membuat bunga-bunga berwarna keunguan itu menjadi karangan bunga yang biasanya menghiasi pemakaman.

Gundukan itu adalah mayat, mayat orang-orang yang baru saja di bunuh oleh Lucas. Dibunuh karena mereka diduga terjangkit virus, virus yang menyebabkan dunianya berubah.

Tetasan hujan sedikit membuat baju tentara milik Lucas kotor. Dirinya melipat tangannya, sambil berdoa untuk mayat didepannya itu.

Setelah berdoa, Lucas meletakan karangan bunga kematian di samping gundukan.

Dirinya perlahan berjalan menjauh, membiarkan bawahannya mengurus pembuangan gundukan mayat yang kemungkinan akan dibuang di wilayah yang sudah terisolasi.

Sebelum kakinya melangkah masuk, Lucas dikejutkan dengan wanita cantik berjas putih yang tak lain dan tak bukan adalah kakak kandungnya.

"Dia sudah bangun!" Ucap kakaknya dengan suara bahagia.

Lucas membelalakkan matanya, lalu tersenyum berterima kasih.

"Sudah waktunya untuk kembali!"

Mistaken AwakeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang