Dia

38 4 2
                                    

"Teruntuk takdir baik yang selalu aku pinta dalam Do'a, jika kehadirannya adalah balasan dari setiap do'a yang selalu ku panjatkan dalam hening dan sepiku. Maka aku ikhlas menerimanya Ya Rabb"

Anisa Putry_

.

.

.

.

Raja Pov...

Aku sedang duduk bersama keluarga calon istriku nanti, dia sedang di perjalanan dari Bandung ke Jakarta, ku rasa sedikit lagi ia tiba.

Aku tidak bisa membayangkan ekspresinya ketika tau dia akan di jodohkan denganku, belum lagi dia baru saja lulus sekolah dan yang ku dengar dari uminya dia berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya. Sedari aku tiba di rumah mereka, aku begitu gugup untuk bertemu dengannya, bukannya apa-apa , hanya saja aku merasa dia akan menolak perjodohan ini mengingat kami sama-sama tidak saling mengenal.

Awalnya ketika mama meberitahuku tentang perjodohan ini, aku agak sedikit terkejut dan sempat menolak karena aku merasa cukup mampu mencari sendiri pilihan dalam hidupku, namun aku sangat tidak sanggup menolak keinginan mama, dan aku juga percaya bahwa pilihan orang tua adalah pilihan dari Allah. Aku mencoba untuk ikhlas menerima perjodohan ini.

Di tengah lamunanku, suara klakson mobil terdengar pertanda orang yang kami sedang nantikan sedari tadi akhirnya sampai juga. Jantungku berdegup kencang, "Ya Allah tenangkanlah perasaanku ini" gumamku dalam hati.

Bi iyam tiba-tiba datang menghampiri Umi anisa,

"Bu, Non anisa sudah tiba"katanya.

"Alhamdulillah" Jawab umi dan juga kedua orang tuaku.

Tidak lama kemudian aku melihat sepasang kaki yang melangkah memasuki rumah.

Anisa Pov...

Aku memasuki rumah yang begitu ku rindukan, masih dengan kebingungan ada apa sebenarnya di rumah ini, begitu banyak yang berlalu lalang , karna aku cukup letih aku tak banyak bertanya kepada mereka yang sedang sibuk mendekor rumahku. "Ada apa ini" gumamku.

Umi menghampiriku dari arah sekumpulan keluarga yang memandangku, aku langsung saja memeluk umi .

"Umi nisa rindu....." , kataku sambil memeluk umi dengan erat

"Umi juga sayang". Kata umi sambil membalas pelukanku

"Ayo, kita kesana sebentar" kata umi sambil mengajaku untuk bergabung dengan sekumpulan keluarga yang sedari tadi berbicara dan tertawa bersama Abiku, kecuali si pria yang sedang duduk sambil menundukan kepalanya, dia sepertinya sedang melamun.

Aku duduk dan bergabung dengan keluarga ku dan juga keluarga yang akupun tidak tau. Walaupun bisa dibilang badanku ingin segera rebahan dan istirahat setelah sudah melewati perjalanan yang panjang, tapi karena Umi aku sekarang duduk di sini. Tidak lama dari aku duduk, Abi bersuara...

"Anisa..." panggil abi dengan lembut.

"Yah, ada apa Bi ?" balasku sambil memandangi abi yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu yang penting padaku.

"Abi ingin menjelaskan sesuatu yang begitu penting, abi tau kamu pastinya lelah dengan perjalanan panjangmu hari ini, tapi ini harus segera katakan padamu agar kamu sudah dapat menentukan pilihanmu sendiri". Kata abi dengan serius.

Aku tidak bergeming, hanya menunggu kelanjutan dari apa yang ingin di katakana abi, aku cukup tidak mengerti entah kemana arah pembicaraan abi, selain itu semua yang berada di ruang tamu menatap abi sama halnya denganku.

TAKDIRWhere stories live. Discover now