" Aku tak mau menyalahkan takdir atas bersatunya kita, jika memang padamulah Ridho Allah mengalir padaku. Insya Allah aku ikhlas"
.
.
.
Aku tidak bisa lagi berkata-kata, seperti biasanya aku selalu memilih diam, dan menangis dalam hati. Abi beranjak dari meja makan dan memasuki kamar. "Sudah, siapkan dirimu nak sedikit lagi keluarga mereka akan datang, umi sudah menyiapkan baju yang akan nisa pakai" kata umi sembari beranjak dan menuju ke dapur.
Aku masih duduk di tempat yang sama, aku merasa ingin berteriak saat itu juga. Dengan cepat ku langkahkan kakiku menuju kamar. Sesampainya di kamar aku menangis sejadi-jadinya, tidak bisa di pungkiri mata sembabku pasti bertambah bengkak.
Aku menangis bukan karena keputusan abi, tapi hatiku seperti menolak untuk menerima, aku masih saja menunggunya, menunggu dia yang entah telah melupakanku. Apakah aku harus menerima perjodohan ini ? gumamku sedih dalam hati.
Next ....
. . . . . . . . . . . .
Raja Pov
Aku sedang bersiap untuk acara Lamaran, sedari tadi aku terus berfikir bagaimana bisa gadis itu tidak menolak ? apakah itu hanya jawaban sepihak dari orang tuanya ? "ah sudahlah" aku terlalu rumit untuk mengerti keadaan saat ini. Jujur saja akupun pusing, bahkan kemarin malam tak sempat berkenalan dengannya, aku rasa dia begitu terpukul dengan perkataan abinya, tapi mau bagaimana lagi. Ini adalah keputusan orang tua.
Setelah selesai bersiap aku keluar dari kamar menuju mama dan papa yang sudah menunggu di ruang tamu, "Apa kamu gugup nak?" Tanya mama, "Sedikit" jawabku singkat.
Kami sudah menuju rumah dari calon istriku, aku begitu gugup tapi tetap menampakan sikap tenang karena tidak di sangka aku sudah akan menikah. Laju mobil tidak terasa sudah menunjukan kami hampir sampai.
Pukul 19:00 malam, kami tiba di rumah itu.
Aku dan keluargaku sudah keluar dari mobil, ada beberapa sanak keluarga dari calon istriku menyambut kami, ku lihat sekeliling rumah yang sudah terhias. Aku melangkahkan kaki ku sama persis seperti awal aku datang masih dengan suasana hati yang sama .
Mama dan papa lansung bersalaman dengan calon mertuaku, akupun bersalaman dengan mereka dan kami dipersilahkan duduk. Aku tau betul dia pasti sedikit lagi akan keluar. Dugaanku benar, aku melihatnya menuruni tangga, "Subhanawllah" hanya kata itu yang bisa aku lontarkan dalam hati kala melihat dia, kemarin aku tidak begitu melihatnya karena aku begitu gugup dan menghindari kontak mata dengannya, tapi saat ini sangat terlihat jelas betapa sempurnanya ciptaan Tuhan.
Dia duduk bersama keluarganya tepat di depan ku. Sekilas aku melihatnya tersenyum ke arah kami. Sungguh aku sangat menghindari kontak mata dengannya, setelah kami sudah terkumpul antara 2 keluarga , papa bersuara....
"Baiklah untuk mempersingkat waktu, lansung saja maksud kedatangan kami kesini untuk melamar Anisa putry untuk anak kami Raja saputra, semua keputusan kami kembalikan ke keluarga pak sutomo" ,
Mereka mendengarkan dengan baik apa yang barusan papa katakan, ada keheningan seperskian detik, "Kami menerima dengan sepenuh hati lamaran kalian, tetapi kami kembalikan kepada anisa untuk memberikan pendapatnya" kata abi .
Anisa yang tadinya diam cukup kaget mengapa ayahnya masih saja menanyakan pendapatnya, anisa memandangi uminya untuk mencari jawaban apa yang harus ia lontarkan , ada kebingungan di dalam hatinya. Dia memandangi abi dan uminya , dia tidak tega untuk mengecewakan abi dan uminya.
YOU ARE READING
TAKDIR
Romance[Sebelum baca, jangan lupa ikuti provil Wattpad@RiskiSoraya3 , Vote dan Comment yah guys, Gratis looh... Buat Author semangat dalam lanjutin ceritanya :) . Happy Reading Readers] Bagaimana jadinya jika kamu yang tidak mengenalnya sama sekali lanta...