Stage Three; Denial #2

875 116 30
                                    

Kita nggak pernah tau kapan waktu terbaik di hidup kita berhenti, 'kan?

==Tryin' to be Loved==

"Apa yang malu-maluin dari jadi seniman, Pak?" Redza berkata dengan nada rendah. Mungkin lelah, mungkin juga putus asa.

Jeda tercipta sejenak, hanya helaan napas yang menggema di udara. Redza menggenggam ujung bajunya kuat-kuat. Tidak mendengar jawaban sama sekali untuk pertanyaannya jauh lebih menyakitkan dibanding mendengar pernyataan yang merendahkan.

"Jadi Bapak benar-benar malu sama aku." Lelaki itu mengusap wajah dan menegakkan tubuh, bersiap untuk keluar dari mobil mewah yang terasa pengan itu.

Helaan napas sang ayah terdengar. "Apa yang kamu dapet dari karya senimu itu? Apa kamu bisa hidup tenang tanpa uang bapak?"

Redza tersenyum miring. Tertampar dengan keras di dalam hati. Belum lagi kenyataan ia harus menggunakan uang ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ia membuka pintu mobil, langkahnya limbung. Menunduk sekali untuk menatap wajah sang ayah seraya berkata lirih. "Pak, aku nggak pernah ngerasa malu sampai usir bapak karena bapak koruptor."

***

Tryin' to be Loved (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang