Assalamualaikum.
My Memory - Winter Sonata 🎵
...
"Ngapain lo disini?" tanya Sains, Rania menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bangun, dilantai dingin." ucap Sains lalu melenggang pergi begitu saja.
...
Seorang cowok tampan nampak sedang bersenandung ria ditengah koridor. Ia adalah siswa pindahan baru namun sialnya pelajaran hari ini--hari pertamanya masuk disekolah ini adalah pelajaran sains, pelajaran yang masuk kedalam daftar bencinya, alasannya singkat yaitu membosankan.
Semua hal yang membosankan akan dibencinya, dibenci oleh Sains Brilian. Sains beralasan pada Bu Dria bahwa dirinya merasa kepalanya pusing.
Sains berjalan-jalan mengelilingi sekolah barunya ini. Tiba-tiba langkahnya terhenti didepan pintu ruang musik.
"Ruang musik." gumamnya saat membaca papan ruang, langsung saja Sains masuk kedalam ruangan itu dan melihat alat-alat musik seperti gitar, drum, piano, biola dan lainnya.
Mata Sains berbinar kala melihat biola usang tersimpan dilemari kaca, ia segera mengambilnya dan mengusap-usap benda tersebut.
"Wah, udah lama juga nih ngga main biola." ujar Sains lalu mulai menggesek-gesekkan senar biola menggunakan busur biola dan menciptakan sebuah dawai klasik dari lagu My Memory.
Sedang asyik-asyiknya menghayati alunan nada-nadanya, tak sengaja mata Sains menangkap sosok cewek berkacamata yang tengah menelungkupkan kepala dilututnya sambil meringkuk dicelah-celah pintu yang sedikit terbuka.
Mau tak mau Sains menghampiri cewek itu dan menyadarkannya dengan menendang-nendang kecil tubuh mungilnya.
"Heh!" sentak Sains.
"Sains?" Sains tergugu beberapa saat setelah mengetahui cewek itu, cewek yang sempat menolongnya. Ya, si cewek membosankan.
"Ngapain lo disini?" tanya Sains dan dijawab gelengan kepala oleh cewek itu.
"Bangun, dilantai dingin." Sains juga tak paham mengapa dirinya mengucapkan kalimat yang terkesan peduli. Tapi Sains tetap acuh dan meninggalkan cewek itu dengan langkahnya yang angkuh.
...
"Itu Sains kah?" Rania terbengong-bengong, melupakan segala sesak didadanya.
Entahlah, namun bagi Rania, Sains adalah cowok yang berbeda. Mungkin sebab namanya yang sama persis dengan sesuatu yang disukainya.
Rania sudah duduk dibangkunya sambil mendengarkan cerita panjang dari teman sebangkunya, Pryta.
"Ya ampun Ran gantengnya itu loooh." histeris Pryta seakan makhluk bernama Sains adalah seorang pangeran berkuda.
"Fix! Dia jodoh gue." ucap Pryta lagi.
"Kamu ngga lagi demam kan Pryt?" tanya Rania polos.
"Ish, buyar sudah imajinasi princes Pryta." kata Pryta seraya mendelikan matanya tajam pada Rania.
"Maap hehe." kekeh Rania.
"Ran dicariin Bu Dria tuh." ucap Chelyn.
"Ooh iya, makasih Chelyn." ungkap Rania.
Sekedar informasi, Rania memang sering dicari oleh Bu Dria karena menyangkut tentang lomba olimpiade sains yang akan dihadapinya sebentar lagi.
"Oke." balas Chelyn lalu kembali ke bangkunya.
"Babay Pryta, aku pergi dulu."
"Yaaahhh." keluh Pryta.
"Menyendiri lagi, menyendiri lagi." lanjutnya dengan nada.
"Kamu ngga sendiri kok, ada yang nemenin." kata Rania serius.
"Siapa coba?"
"Bayang-bayang mantan hehe." ucap Rania lalu segera kabur dari hadapan Pryta.
"Ngga pernah dibacok nih bocah." gumam Pryta sedikit kesal, namun beberapa saat kemudian Pryta ikut nimbrung dengan teman sekelas yang lain dan Pryta pun mulai tertawa terbahak-bahak lagi.
_____Δ_____
Maaf kalau pendek.
Makasih udah mau baca 🙏
Jangan lupa vomennt ya guys.
Sebarin juga cerita ini keteman-teman kalian 😊Tunggu kelanjutan ceritanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Line
Novela Juvenil*SLOW UPDATE!* Ketika Sains membenci Sains. Dan Ketika Rania mencintai tentang Sains. Tinggalkan jejak (Vote & komen) 😊