Cinta atau Benci?

15 3 0
                                    

"Iya gue serius, dari tadi emang gue keliatan bercanda ya?" Tanya Shareen lalu menatap kedua sahabat nya dengan bingung.

"Ya engga, bukan gitu sha. Kalau menurut gue sih.. lo engga usah mikir yang macem macem dulu. Mungkin aja itu saudara nya dia kan?" Kata Lauren menjelaskan pada Shareen. Shareen hanya mengangguk lalu meminum kopi yang sudah ia pesan tadi.

Kata-kata Lauren memang ada benarnya. Jadi, Shareen akan berusaha melupakan ini semua. Dan entah kenapa, sekarang malah bayang-bayang Davin yang muncul begitu saja di pikiran nya.

Shareen memukul-mukul kepala nya karena dia tidak mau memikirkan Davin. Tapi, Lauren dan Bianca menatap nya dengan heran.

" Eh ini temen lo kenapa?!?!" Tanya Bianca pada Lauren dengan ekspresi panik.

"Eh oncom!! Temen lo juga nih! Eh shareen lo kenapa woi?!" Lauren ikut panik karena Bianca panik.

"Eh lo kesurupan ya sha? HEH! SAHA IEU?! SAHA IEU?!"
Dengan sigap Bianca langsung memegang kepala Shareen.

Shareen menatap kedua sahabat nya dengan heran, lalu dia tertawa terbahak-bahak dan hampir saja terjatuh dari kursi nya.

" Gue gapapa, tadi cuma kepikiran Da-" Shareen segera memotong ucapannya. Dan dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kepikiran siapa siih?" Lauren dan Bianca menggoda Shareen.

"Uhm... e-engga kok engga hehehe" Shareen menjawab dengan sedikit gugup.

"Waah lagi ada yang di taksir kok engga bilang bilang sih?" Tanya Bianca sambil mendorong pelan bahu Shareen dan tersenyum.

"Gue engga lagi suka sama siapa siapa kok!" Ucap Shareen lalu mengalihkan pandangan nya ke arah lain, lalu dia kembali meneguk kopi nya.

"Ah o-okay" Ucap Lauren sedikit ragu dan menatap Shareen sambil tersenyum.

---

-Di rumah Raffi-

"Lo serius Vin?" tanya Raffi dengan nada serius.

Ya, Davin memutuskan untuk pergi ke rumah Raffi. Di sana juga ada Bagas, sekarang mereka berkumpul di kamar Raffi.

Davin melihat ke luar jendela, dan menghela nafas. Lalu dia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu. Dan melihat kedua sahabat nya dengan bingung.

"Gimana ya? Gue juga kaga tau sih yanh gua rasain ini perasaan cinta atau justru malah perasaan benci?" Jelas Davin.

Kalau sudah begini, Bagas dan Raffi ingin sekali memukul Davin.

"Vin, lo ini bukan lagi anak kecil. Masa sih lo engga bisa bedain mana perasaan benci dan mana perasaan cinta?" Kata Bagas sambil memperhatikan Davin yang tampak bingung sekali.

"Bro c'mon! Dia udah sakitin lo, kenapa bisa lo masih cinta sama dia?" Ucap Raffi.

Davin terdiam, memikirkan perkataan Bagas dan Raffi yang memang ada benar nya. Ah maksudku, memang benar sekali.

"forget her, dude!" Ucap Raffi dan Bagas bersamaan.
Mereka berdua tertawa sebentar lalu kembali fokus pada masalah Davin.

Ya, saat ini Davin sedang benar-benar bingung dengan perasaan nya sendiri. Dia terus memikirkan Adeana sejak pagi tadi.

Tapi, setiap kali dia mengingat tentang wanita itu, dada nya sesak sekali. Rasanya seperti satu luka yang diberi cuka. Benar, perih sekali.

Ada rasa kesal, marah, perih, tidak terima di perlakukan seperti ini oleh mantan kekasih nya. Davin kembali menatap kedua sahabat nya itu, dia menghela nafas panjang dan membuangnya.

"Thanks bro" ucap Davin dengan tulus dan dengan senyum getirnya.

Raffi dan Bagas secara bersamaan menepuk punggung Davin dan mereka bertiga tertawa. Entah apa yang mereka tertawa kan, yang jelas mereka terlihat benar-benar bahagia saat ini.

"Gas, gue minta nomer adek lo lah" Ucap Davin tiba-tiba.

"Buat apaan?" Sahut Bagas sambil mencari ponsel nya.

"Mau nambahin kontak aja sih" Ucap Davin dengan nada datar.

"Yaudah gue send nih" Kata Bagas sambil menyalakan ponselnya.

"Okay, seseorang lagi jatuh cinta nih keliatan nya" Raffi berkata lalu tersenyum meledek pada Davin sebelum akhirnya meneguk minuman soda miliknya.

"Shut up, dude!" Davin melempar bantal ke arah Raffi sambil tertawa.

"Gue restuin sih Vin kalo lo mau sama adek gue" Lagi-lagi Bagas ikut meledek Davin.

Davin tidak membalas perkataan mereka dan memilih untuk segera mengirim chat pada Shareen.

Davin tidak membalas perkataan mereka dan memilih untuk segera mengirim chat pada Shareen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucu juga" Davin bergumam dalam hati.

Dan dia berpikir, apakah dia benar-benar suka pada Shareen atau tidak. Karena sejujurnya, dia baru mengenal Shareen dan tidak tahu betul bagaimana sifat Shareen.

Tapi, Davin merasa sangat senang ketika ada Shareen. Melihat gadis itu di sekolah saja rasanya belum cukup, Davin ingin melihat wajah gadis itu setiap saat. Bahkan dia merasakan seperti ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya ketika dia berada di dekat Shareen atau ketika dia melihat Shareen tersenyum.

---

-Di Starbucks-

"Gais! Davin chat gue!" Ucap Shareen pada kedua sahabatnya.

"SERIUS LO?!" Bianca dan Lauren menatap Shareen seperti tidak percaya. Kemudian Shareen memberikan mereka ponsel miliknya agar kedua sahabatnya bisa membaca sendiri percakapan nya dengan Davin di ponsel.

Setelah kedua nya membaca pesan tersebut, Lauren dan Bianca saling tatap dan tersenyum lalu melihat kearah Shareen.

Shareen bingung, lalu dia hanya merespon dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Kayak nya dia suka deh Sha sama lo!" Ucap Lauren dengan antusias.

"Nah kita satu pemikiran" Kata Bianca lalu ber-high five dengan Lauren.

"Menurut gue, lo sama Davin cocok Sha" Ucap Bianca sambil menggenggam tangan Shareen.

"Nah iya kan? Gue setuju juga tuh! Dan ya, keliatan nya lo suka ya sama dia?" Lauren berkata sambil mendekatkan tempat duduk nya dengan tempat duduk Shareen.

Shareen menatap kedua sahabatnya, seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sendiri tidak berani.

"Gue..." Kata Shareen memulai.

"Hmmm??" Lauren dan Bianca mencondongkan tubuh nya kedepan dan menatap Shareen dengan senyum manis.

"Gue sebenernya.." Shareen lagi-lagi terdiam.

Lauren dan Bianca masih saja menatap Shareen, seperti menunggu apa yang akan Shareen katakan. Shareen menggigit bibir bawah nya. Dan menatap ke-arah lain untuk menghilangkan rasa deg-degan nya itu.

"Gue itu sebenernya..."

HALO GAISSS 🙌 kita balik lagi nih bawa part 4! Gimana part 4 nya? Jangan lupa vote nya ya, Thankies 🙌🖤

MEET SOMEONE NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang