Tidak Pantas

9 2 0
                                    

Shareen sedang tertawa bersama teman-teman nya, mereka tertawa terbahak-bahak sampai lagi-lagi Bianca hampir terjatuh dari kursi nya. Mereka bertiga tertawa bahagia sampai mereka mendengar dua orang siswi mengatakan hal buruk tentang Shareen.

"Lo denger ga? Tadi kak Bagas sama kak Raffi teriak" Kata siswi 1.

"Iya denger! yang dia bilang 'LO SUKA SAMA SHAREEN?' itu kan?" Jawab siswi 2.

"Iya, kok bisa si manusia se-sempurna Davin suka sama si Shareen?!" Sahut siswi 1 lagi.

"Matanya sakit kali si Davin, cewe kampungan kaya Shareen engga pantas buat berdampingan sama kak Davin!" Cetus siswi 2.

"Iya, Shareen nya juga sih kegatelan" Lanjut siswi 2.

Mendengar percakapan seperti itu, Bianca langsung berdiri dan siap untung memukul wajah dua gadis itu. Namun, Lauren dan Shareen menahan Bianca dan memintanya untuk duduk kembali.

"Ngapain sih nahan-nahan gue?!" Tanya Bianca penuh amarah pada kedua sahabatnya.

"Udah Bi, gapapa. Engga usah di denger omongan yang begitu mah. Lagian, gue juga engga apa-apa kok" Ucap Shareen laku tersenyum getir.

Sebenarnya, Shareen sangat sakit sekali ketika mendengar percakapan dua orang siswa tadi. Tapi, dia mencoba untuk tetap sabar dan tegar di hadapan sahabat nya.

Lauren mengelus-elus punggung Bianca dan menyuruh Bianca untuk tenang sedikit.

"Hai!" Ucap Arleta yang tiba-tiba datang dan duduk di kursi sebelah Lauren.

"Loh? ini ada apa?" Tanya Arleta.

"Engga ad--" Baru saja Lauren ingin menjawab, tiba-tiba saja Bianca berbicara dengan nada agak sedikit tinggi.

"Lo kenapa ngebentak Shareen sampe mencengkeran lengan nya dia?!" Tanya Bianca tepat di depan muka Arleta.

Arleta terlihat sangat gugup sekali, dia menggigit bibir bawah nya dan menatap langit-langit kantin lalu tersenyum tipis

"Eung... Maaf ya? tadi gue lagi emosi aja hehe. Sha, mau maafin gue kan?" Arleta tersenyum pada Shareen.

"Iya gue maafin lo, Let" Ucap Shareen lalu tersenyum tipis.

Shareen masih berpikir, apakah ada seorang sahabat yang tega memperlakukan sahabat nya seperti itu hanya karena sedang emosi? Dan ya, adakah manusia yang tidak malu akan kesalahan nya sendiri seperti ini?

Shareen terus berpikir hingga akhirnya Lauren mengajak mereka untuk kembali ke kelas, karena suasana di kantin mulai ramai sekali dan menjadi panas.

---
Pulang sekolah

"Dek, gue kaya nya balik jam 5 sore dah" Kata Bagas sambil membenarkan jam tangan di lengan kirinya.

"Ih! terus gue gimana?" Tanya Shareen lalu cemberut.

"Ah! Lu sama Davin dulu ya dek balik nya?" Cetus Bagas dengan senyum lebar nya itu.

"Hah?! eung... yauda deh" Shareen menurut.

Bagas segera menelepon Davin, dan Davin dengan senang hati mau mengantar Shareen pulang ke rumah.

Sekarang, Shareen berada di dalam mobil Davin. Canggung. Ya, itu yang sedang dia rasakan, entah itu hanya dia yang merasakan, atau bahkan Davin pun juga sama, Shareen tidak tahu. Dia hanya menatap keluar jendela dan mendengerkan musik dengan eaphone miliknya dan memejamkan mata.

"Baru juga masuk, belum jalan, belum juga pake seatbelt, udah tidur aja" Ucap Davin sambil memandang wajah Shareen.

Davin mendekati Shareen dan meraih seatbelt nya dan tidak sengaja tangan Davin menyentuh lengan Shareen. Shareen membuka mata nya dan menjerit. Lalu Davin sangat terkejut karena jeritan Shareen.

"Ssstt" Davin mengisyaratkan Shareen untuk diam dengan menaruh telunjuk nya tepat di hadapan bibirnya.

"Lo mau ngapain?!" Ucap Shareen dengan nafas yang tidak terartur, persis seperti habis lari marathon.

"Tenang dulu! Gue cuma mau pakein lo seatbelt doang karena lo tidur tadi" Jelas Davin yang masih sedikit terkejut karena teriakan Shareen.

"Gue engga tidur!" Ucap Shareen dengan ketus.

"Lah ya mana gue tau, yang jelas tadi lo merem dan gue berniat baik buat pasangin seatbelt lo" Kata Davin sambil merapikan kerah baju dan rambutnya.

Shareen diam, dia terpaku melihat Davin dari samping. Ada perasaan senang bisa sedekat ini dengan Davin, dan ada juga perasaan terkejut karena hal barusan.

Lagi dan lagi, Shareen berusaha menghilangkan pikiran nya itu, karena dia teringat perkataan siswi tadi. 'cewe kampungan kaya Shareen engga pantas buat berdampingan sama kak Davin!'

Lalu dia menggunakan seatbelt nya dan melirik Davin sesekali.

"Kenapa?" Ucap Davin tiba-tiba.

"Uhm engga" Jawab Shareen singkat.

Davin tersenyum tipis tadi tidak menatap wajah Shareen, lalu dia menyalahkan mobil nya dan segera keluar dari area parkir sekolah.

__
Di rumah Arleta

"Shareen pulang bareng kak Davin?" Ucap nya sambil memperhatikan foto di ponsel nya. Seseorang memotret mereka dan disebar hingga sampai ke di ponsel Arleta.

Terlihat jelas kemarahan di wajah Arleta, dia memejamkan matanya sejenak kemudian teriak dan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Harusnya gue yang ada di posisi Shareen!"

"Shareen Clarensia Raquilla, lo bakal nerima balasan nya nanti!" Kata Arleta dengan senyum licik nya itu. Lalu dia melempar ponsel nya ke kasur.

"Lo pikir, gue bakalan tinggal diam, Sha?"

Arleta berbicara sambil menatap ke arah luar jendela kamar nya. Lalu dia duduk di sofa kamar nya dan memikirkan sesuatu. Dia tersenyum miring dan tertawa puas, entah apa yang sebenarnya dia tertawakan.

"Shareen, lo engga bakal bisa lari dari gue kali ini!" Katanya sambil berjalan kembali ke arah kasur.

Lalu dia tiba-tiba melempar vas bunga yang ada di meja kamar nya, dan lagi-lagi mengacak-acak rambutnya lalu dia duduk di atas kasur milik nya.

Dia menangis disana, kedengaran nya seperti sangat terluka. Arleta menekuk kaki nya, dan dia menenggelamkan wajah nya di antara kedua lutut nya itu.

__
Di depan rumah Shareen.

"Makasih ya, Vin" Shareen berterimakasih lalu tersenyum dengan tulus.

"Iya, sama-sama Sha" Balas Davin lalu tersenyum dan mengelus-elus kepala Shareen.

Shareen jadi malu sendiri kalau sudah begini. Dia membuka pintu mobil dan hendak keluar.

"Shareen" Davin memanggil nama Shareen.

"Iya?" Jawab Shareen

Davin diam dan menatap Shareen.

Hello peeps! Gimana nih part 6 nya? Seru? Atau ada yang kurang? Boleh komen kok, hehe. Jangan lupa vote nya ya kalau sudah membaca, setidak nya untuk menghargai Author, Thankies 🌸🙌🖤

MEET SOMEONE NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang