Chapter -2

23 2 0
                                    

Azka POV
-------------------------------------------------
Gue lagi nunggu Nadine di ruang keluarga. Sepeti biasa rumah Nadine selalu sepi. Itu karena dia anak tunggal dia selalu merasa kesepian itu kenapa gue sering main kerumah dia. Kadang juga dia sering minta di temenin.

Walau gue preman tapi gue gak ada niatan buat yang namanya nyakitin Nadine. Karena itu prinsip gue, gue gak akan pernah nyakitin orang yang gue sayang. Nadine adalah cewek kedua yang gue sayang dan orang pertama nya yaitu ibu gue.

Ada rahasia besar yang gue sembunyiin dari semua orang kecuali kedua sahabat gue Tony Sama si Deva dia tahu semua tentang gue termasuk rahasia besar itu.

Gue akan berusaha buat bahagiain Nadine karena dia adalah separuh hidup gue. Bagaimana pun caranya, yang pasti itu dengan cara gue sendiri.

Gue denger suara langkah kaki. Gue liat kearah tangga. Gue liat Nadine lagi nguncir rambutnya yang panjang berwarna coklat. Sumpah pacar gue manis banget.

Asal kalian tau kita punya nama panggilan yang cukup aneh. Hahaha gue manggil dia dia itu Dugong imut dan dia manggil gue preman jelek tapi dia itu sering manggil gue pake yang nama panggilan yang di belakang. Gue gak marah sama sekali itu malah buat gue makin gemes sama dia. Dia juga gak marah gue panggil Dugong haha iya gue sering manggil dia Dugong.

"Ngapain liatin aku kaya gitu?" Tanya Dugong imut gue.

"Gak papa kamu cantik."

"Baru nyadar punya pacar cantik." Gue ngacak rambut dia. Dia cemberut karena baru saja dia merapihkan rambutnya tapi udah gue acak-acak lagi.

"Ih Berantakan lagi 'kan." Gimana gak cinta coba kalo dia bersikap kaya gitu. Gue suka dia yang lagi ngambek, karena menurut gue dia imut kalo lagi ngambek soalnya dia itu sering ngembungin pipinya sambil bibirnya dia majuin.

"Maaf. Sini aku benerin." Gue turunin tuh ikat rambut lalu gue acak-acak rambutnya.

"Jelek." Rengek Dugong ku.

"Apa sayang?" Tanya gue sambil naro dagu gue di bahunya.

Dia mengerucutkan bibirnya. Gue cium pipinya yang merona. Gue cekikikan karena dia makin kesel sama gue. Gue terus nyiumin pipinya.

"Ihh." Kesel dia. Dia menjauhkan wajahnya dari wajah gue.

Gue ketawa karena sikap dia. Gue meluk dia dari belakang dan taro lagi dagu gue di puncak kepalanya.

"Mau makan gak?" Tanya gue.

Dia ngangguk polos. "Iya. Aku ingin donat sama cheese cake yang lumer."

"Ya udah tunggu di sini ya aku beli dulu. Di luar 'kan habis hujan jadi dingin." Ucap gue.

Dia ngangguk. Gue cium pipinya. "Kamu tuh gemesin banget sih." Greget gue, gue gigit pipinya udah kaya makan bakwaw.

"Ihh sakit." Kesel dia. Gue ngacak rambut nya lagi. Dia mau nganterin gue sampe depan rumah tapi gue larang karena di luar memang sangat dingin karena habis hujan.

🌼🌼🌼🌼🌼

Nadine POV

Aku selalu senang berada di dekatat Azka. Dia selalu memanjakan aku. Aku selalu merasa aman didekatnya.

Azka memang bukan cowok romantis tapi dia selalu bisa bikin aku tersenyum bahkan tertawa lepas walau dia sering ngeselin sering bikin aku kesel.

Bahkan aku pernah marah sama dia. Aku blokir nomer dia. Beberapa hari kemudian dia bisa buat aku gak marah lagi sama dia tapi aku buat kesalahan lagi aku blokir nomer dia selama satu Minggu lebih. Hehe walau nomer nya aku blokir dia selalu datang kerumah aku. Beneran aku lupa, lagian kita jarang banget ngobrol lewat pesan atau pun telpon.

Aku sekarang lagi nunggu dia beli makanan. Aku mau ikut tapi gak di bolehin sama dia katanya di luar dingin tapi itu memang benar karena habis hujan.

Aku nunggu dia di depan televisi sambil memindahkan channel yang dirasa tidak ku sukai. Aku meletakan remote tv karena tidak ada channel yang seru.

Aku memutuskan untuk bermain game kucing. Saat aku sedang memberi kucingnya makan. Azka datang dia meletakan kotak donat dan cheese cake yang dia beli tadi.

"Masih idup tuh kucing?" Tanya dia.

"Masih lah, kan aku kasih makan." Ucap aku.

"Tuh makanannya. Aku mau ambil minum dulu." Ucap dia. Dia berdiri dan pergi untuk ke dapur mengambil minuman.

🌼🌼🌼🌼🌼

Azka POV

Gue ngambil gelas yang ada di dalam rak. Gue ngambil susu kesukaan Nadine dan satu gelas lagi air putih.

Gue naro gelas dengan kasar. Kenapa dia kembali di saat gue udah bahagia. Batin gue.

Kenapa gue harus ketemu dia di tempat tadi gue beli kue. Aarrg anjing!!

Gue tarik nafas panjang. Gue bawa dua gelas ke ruang tamu. Gue liat Nadine lagi makan cheese cake dengan sesekali tertawa melihat layar tv yang menayangkan acara comedy.

Gue taro dua gelas di atas meja. Gue langsung meluk Nadine dari samping. Dia hanya ngelirik gue lalu kembali pada acara comedy. Mungkin dia sudah terbiasa sama sikap manja gue ke-dia.

"Mau?" Tawar Nadine.

Gue buka mulut dia langsung nyiapin gue. Gue nyender sama dia kepala gue. Gue taro di bahunya.

"Kamu kenapa?" Tanya Nadine.

"Dingin. Butuh pelukan." Jawab gue itu emang bener gue sekarang lagi kedinginan. Gue liat dia taro cheese cake yang tinggal sedikit. Dia balas pelukan gue.

Dia usap-usap rambut gue. Gue ngerasa nyaman di usap kaya gitu. Gue merem untuk menikmati usapan di tangan mungilnya.

Gue buka mata. Gue liat Nadine lagi tidur. Gue liat jam yang ada di ruang tamu, jam 10 malem. jadi tadi gue ketiduran. Gue usap rambut panjang Nadine. Gue cium pipi hidung sama terakhir keningnya. Gue gendong dia untuk pindahin dia ke kamar.

Gue taro di di atas kasur dengan pelan-pelan takut dia bangun. Sekali lagi gue cium kening dia lalu gue keluar dari dalam kamar nya.

Orang tua Nadine belum pulang. Gue gak tega ninggalin dia sendiri. Jadi gue mutusin buat nginep di rumahnya. Gue turun gue liat ruang tamu yang berantakan. Gue emang sering nginep di rumah Nadine dan orang tuanya  juga tahu bahkan mereka nitipin Nadine sama gue.

Gue tidur di sofa ruang tamu. Gue masih belum ngantuk mungkin karena tadi gue udah tidur. Sunyi memeluk gue hanya suara detik jam yang gue denger. Sampai akhirnya mata gue mulai ngantuk.

🌼🌼🌼🌼🌼

Gimana sama chapter ini??

Jangan lupa votmennt nya😚


Preman SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang