Berpisah

83 14 20
                                    

Kita pernah sedekat nadi. Layaknya sepasang sepatu. Tapi kini, bahkan saling menatap pun rasanya enggan. Sampai akhirnya kita sudah berjalan menjauh. Sejauh langit dengan bumi.

"Ingat Shen, lo sama Gio cuma sebatas sahabat, belajar terima kenyataan, jangan sampai cuma karena ini semuanya hancur!" ucap Shena menegaskan dirinya sendiri

Beberapa bulan berlalu. Shena yang tidak tahan melihat Gio yang setiap hari bermesraan dengan Meira. Menahan rasa sakit setiap hari, tanpa Gio tahu bahwa sahabatnya ini benar-benar jatuh hati padanya.

Ditengah perjalanan, Gio melihat Shena yang sedang berjalan di lorong kelas.

"Shena!" ucap Gio

Tapi Shena hanya membalikkan badannya dan fokus melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan panggilan Gio.

"Shenina Keira!" ucap Gio lagi dengan nada yang lebih tinggi sambil berlari menghampiri Shena.

"Shena gila! Lo cantik-cantik budek banget sih sampe gak denger kalo gue manggil sekenceng itu," ucap Gio yang sudah berada di samping Shena.

Lagi dan lagi Shena tidak mendengarkan ocehan Gio yang tidak penting itu. Shena hanya fokus berjalan menuju ke kelas.

Kegiatan belajar pun sedang berlangsung. Tiba-tiba bel pulang pun berbunyi. Seperti biasa pasti seluruh siswa senang dengan bel akhir ini.

Gio pun langsung menghampiri Shena yang sejak tadi mencuekan dirinya.

"Shen, lo kenapa si akhir-akhir ini?" tanya Gio yang tiba-tiba.

Shena yang langsung menatapnya sesaat dan langsung angkat bicara.

"Ya lo pikir aja, kenapa gue bisa kaya gini ke lo!" ucap Shena dengan nada kesal.

"Ya mana gue tau, lo nya aja ga ngasih tau gue." jawab Gio santai tapi tepat. "Oh iya Shen, gue mau cerita nih," lanjut Gio.

"Mau cerita apaan lo? Tentang Meira lagi?" jawab Shena sambil menatap Gio.

"Iya nih soal Meira, jadi gue kan sama Meira udah lama nih pacaran, tapi gue belum pernah ngasih apa-apa ke dia. Menurut lo, gue kasih dia hadiah apa ya? Coklat? Bunga? Atau dua-duanya? terus dikasih puisi gitu? Apa masih kurang juga ya Shen?" tanya Gio.

Shena diam hanya menyimak tanpa menjawab pertanyaan dari Gio.

"Shena, jawab kek, gak asik lo." ucap Gio kesal.

"Gak usah ngasih begituan, alay banget lo." ucap Shena sambil menahan kesal.

"Lo kenapa sih Shen? Lo lagi ga mood ya? Lo lagi patah hati? Kasih tau gue siapa yang bikin lo sampe sakit hati gini. Biar gue hajar sampe bonyok! Bisa-bisanya dia nyakitin hati sahabat gue," ucap Gio panjang dan melanjutkan omongannya. "Ettt, Shen, emang lo punya gebetan? Kok lo gak ngasih tau gue? Siapa sih emang cowoknya?" ucap Gio dengan penasaran.

"Lo, Gi!" ucap Shena spontan.

Gio yang hanya terdiam karena sangat kaget mendengar ucapan Shena yang begitu spontan.

"Gue Jatuh hati ke lo Gi! Jauh sebelum Meira jadi pacar lo!" ucap Shena tegas.

"Lo gak pernah peka itu, karena lo cuma terus-terusan nganggep gue sebagai sahabat. Mungkin Meira tau kalo gue sayang sama lo lebih dari sahabat, makanya saat itu Meira datengin gue cuma buat ngomong kalo gue harus jauhin lo!" lanjut Shena panjang.

Gio diam, bingung dan berpikir.
'Jadi selama ini Shena sayang kepadanya lebih dari seorang sahabat? Dan Shena menjauhinya karena disuruh Meira? Kenapa semuanya jadi begini? Kenapa Meira gak cerita soal ini?' ucapnya dalam hati penuh dengan kebingungan.

"Lo harus tau Gi, gue setiap hari cuma bisa liat lo yang terus-terusan romantis sama Meira sedangkan hati gue yang semakin hari semakin patah karena ngeliat kalian," ucap Shena.

"Lo juga harus tau, gue gak pernah bisa jauh dari lo Gi selama lo pacaran dan lo lebih fokus ke Meira. Sahabat lo ini lo diemin, lo cerita hal yang gue gak suka yang ngebuat hati gue sakit. Lo gak pernah peka Gi, lo gak pernah tau gimana rasanya jatuh hati cuma satu pihak kayak gue ini!" lanjut Shena dengan bengis dan tak sadar meneteskan air mata.

Suasana hening, seketika Gio yang masih diam dan bingung harus bagaimana menyikapi Shena dan Shena yang berusaha keras untuk menyembuyikan air matanya dari Gio.

"Gue sayang lo lebih dari sahabat Gi. Gua mau jadi pacar lo!" ucap shena tanpa basa basi.

"Shen, kita udah sahabatan dari kecil dan sekarang udah hampir 14 tahun dan lo juga tahu itu. Dan lo juga tau kalo gue sekarang punya orang yang hati nya harus gue jaga. Meira yang gue cinta, Meira yang gue sayang sampai detik ini. Gue gak mau sampe sakitin hati dia Shen," ucap Gio yang di potong oleh Shena.

"Terus gimana sama perasaan gue? Lo gak mikirin itu karena yang lo pikirin cuman perasaan Meira!" ucap Shena marah dengan isakannya.

Gio diam dan ia memang bener-benar  kebingungan bagaimana semua ini bisa terjadi. Shenina yang notabenya adalah sahabatnya yang ternyata menyanyanginya lebih dari sahabat.

"Gue sayang Shen sama lo. Sayang sebagai sahabat kecil gue." ucap Gio frontal.

"Lo tau kalo gue udah punya Meira, lo juga tau kalo gua bener-benar sayang sama dia. Gue ga mau nyakitin perasaan dia." lanjut Gio.

"Ok Gi, kalo lo lebih milih Meira di bandingkan gue, gue juga sadar gue cuma sahabat lo yang gak akan pernah bisa jadi kekasih lo," ucap Shena.

"Mungkin setelah kejadian ini, gue akan pergi sejauh jauhnya dari lo Gi. Karena hati dan raga gue gak akan kuat liat lo yang setiap harinya sama Meira," lanjut Shena dan langsung meninggalkan Gio.

"Kenapa lo kayak gini sih Shen? Kenapa lo harus suka sama gue?" ucap Gio sambil melihat punggung Shena yang perlahan menghilang.

Jangan pernah jatuh cinta kepada sahabat, karena sakit hatinya berlipat ganda. Masih untung kalo sahabat yang satunya juga suka. Coba kalo kaya Shena? Nyesekkk kan? Ya iya lah!

-TAMAT-

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang