03

9.8K 1.3K 210
                                    

"Kenapa begitu?" tanya Bangchan.

"Hei, setiap Kakak itu pasti ingin adiknya bahagia, begitu pula sebaliknya. Kalau adik saya tidak bahagia, saya mana mau memberikannya pada anda. Meskipun jabatan anda tinggi, dan anda kaya, belum tentu adik saya suka dan bisa bahagia dengan anda." Balas Changbin.

"Saya akan berusaha membahagiakan dia." Tutur Bangchan.

"Yah, kalau begitu seharusnya adik ku tidak menolak mu. Jadi kelanjutannya bagaimana? Apakah saya diterima kerja?"

"Saya akan menerima anda, kalau berhasil membujuk adik anda untuk menerima lamaran saya."

"Kalau dia tetap menolak, bagaimana?"

"Saya akan tetap menerima anda, sebagai karyawan biasa. Karena bagaimana pun, saya harus objektif."

"Kalau begitu saya permisi, terimakasih sudah memberi kesempatan pada saya untuk wawancara."

•••

"Bagaimana?" tanya Lyla yang sudah menunggu Changbin sedari tadi di sekitar ruangan Bangchan.

"Aku diterima, tapi aku tidak akan kerja dalam waktu dekat ini." Balas Changbin.

Kening Lyla mengernyit. "Kenapa?"

"Kita bicara saat jam makan siang ya? Kakak akan tunggu di kantin." Kata Changbin.

Meskipun merasa heran, Lyla memilih tidak bertanya lagi.

"Ya aku kerja dulu ya, pesan saja apapun di kantin. Kopi dan kuenya enak, nanti bilang saja aku yang bayar." Tutur Lyla.

"Aku jadi merasa tidak punya harga diri." Kata Changbin.

"Ya ampun, dengan adik sendiri juga. Di mata ku kau memang tidak pernah punya harga diri kok." Balas Lyla.

Changbin melotot, ia kemudian langsung menjitak kepala Lyla.

"Aku akan pesan sampai kau bangkrut." Ucap Changbin sembari berlalu.

"Aaa~ jangan~" Lyla mengejar Changbin, kemudian melingkarkan kedua tangannya di lengan Changbin.

•••

"Bagaimana?"

"Ini akan sulit."

"Hah, kau bilang perempuan itu sudah menyukai mu sejak lama, bahkan sampai sekarang. Tapi kenapa dia tidak mau terima tawaran mu?"

"Bagaimana pun dia bukan wanita murahan, hanya karena perasaannya, dia tidak mungkin mengorbankan harga dirinya."

"Ck, harga diri? Paling dia hanya sok jual mahal."

"Jangan bicara buruk begitu, aku sedang usaha."

"Atau cari wanita lain saja."

Husband 365 days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang