01

14.1K 1.6K 216
                                    

Lyla tidak mengerti apa yang terjadi. Setelah makan siang pertamanya dengan Bangchan, Bangchan jadi sering menemuinya, bahkan menghubunginya.

Waktu pertama kali Lyla makan dengan Bangchan, Lyla mengajak Yeji, karena tidak berani kalau menemui Bangchan sendiri. Berkali-kali Lyla juga harus ke kamar mandi karena gugup, dan membuat perutnya jadi sakit.

Kalau Bangchan begini, Lyla jadi bisa berharap lagi. Tapi saat ia hendak begitu, Lyla langsung menyadarkan dirinya sendiri, kalau dia tidak boleh begitu. Bisa saja Bangchan melakukannya karena mereka teman lama, atau... merasa bersalah karena dulu pernah menolaknya. Mungkin.

Siang ini Bangchan mengajak Lyla untuk makan siang lagi, tapi tidak boleh bawa teman.

"Jadi bagaimana, mau tetap kau terima?" tanya Yeji sembari membereskan berkas-berkas di mejanya. Kebetulan meja Yeji dengan Lyla bersebelahan.

"Eummm... yah, tentu saja." Balas Lyla.

Bibir Yeji melengkung ke bawah, disertai alis yang bertaut dan kening mengkerut. "Entahlah, hanya perasaan ku saja atau memang... ini terasa aneh. Bagaimana kalau Bangchan mendekati mu selama ini karena punya maksud tertentu?"

"Maksud tertentu bagaimana?" tukas Lyla dengan nada sedikit tidak terima.

"Yah, itu kan hanya perasaan ku. Habis aneh, dia tiba-tiba mendekati mu begitu." Tutur Yeji.

"Aku kan teman lamanya, ah, bukan teman juga sih. Hanya adik kelas yang pernah satu tempat les,"

Yeji meletakan dagunya di atas papan pembatas mejanya dengan Lyla.

"Jadi dia mendekati mu untuk apa?" tanya Yeji.

"Untuk berteman?" tebak Lyla dengan ekspresi tak yakin, mendengar perkataannya sendiri.

"Hah, yah, aku harap memang begitu." Gumam Yeji. "Kalau dia menawarkan sesuatu yang tidak masuk akal, kau jangan menerimanya ya?"

Lyla terkekeh kecil. "Tentu saja, lagi pula dia tidak akan mungkin melakukan itukan?"

Yeji menggelengkan kepalanya sembari menggendikan bahu.

"Kalau begitu aku akan makan siang dengan Ryujin, ingat pesan ku ya?"

Lyla menganggukan kepalanya, dan membiarkan Yeji pergi.

Meja Ryujin berada di lantai lain, tidak sama dengan Lyla dan Yeji. Jadi biasanya Yeji dan Lyla yang menghampiri Ryujin, atau sebaliknya, saat jam makan siang.

Setelah membereskan meja dan penampilannya, Lyla pun bangkit berdiri, dan bergegas pergi ke restoran yang ada tak jauh dari kantor. Tempat ia janjian makan siang dengan Bangchan.

•••

Suasana makan kali ini, terasa lebih canggung dari biasanya. Karena Bangchan rupanya memesan ruang VIP.

Di tengah acara makan, Bangchan akhirnya buka suara, setelah cukup lama terdiam.

"Sebenarnya aku ingin minta tolong," suara Bangchan sukses mengalihkan Lyla dari makanannya.

Ia menatap Bangchan dengan tatapan bertanya.

"Minta tolong?" tanya Lyla, yang dibalas anggukan oleh Bangchan. "Minta tolong apa?"

"Kau pasti tahu Ayah ku kena stroke, dia tidak mau menjalani pengobatan, sebelum aku memutuskan hubungan dengan Tania. Aku sudah bilang, kalau aku sudah putus, tapi dia tidak percaya sebelum aku menikahi wanita lain." Tutur Bangchan.

"Jadi?" Lyla bertanya lagi dengan hati-hati. "Apa maksud Bapak?"

"Aku tahu ini terdengar mendadak, aneh, terburu-buru dan... dan jahat sekali. Tapi mau kah kau menikah dengan ku?"

Husband 365 days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang