KISAH ATAS KELAHIRAN RASULULLAH

66 13 2
                                    

Setiap tahunnya di Man 4 Madiun diadakan acara Maulid Nabi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Musholla yang terletak di dalam madrasah. Hal ini untuk memperingati hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Khofifah tampak begitu gembira menyambutnya. Baginya hal ini tak lebih dari mendapatkan nasi pecel yang enak dan juga banyak.

Pagi itu, ia membantu umminya membuat nasi pecel yang akan disumbangkan.

"nduk khofifah, ummi tolong ambilkan daun pisang itu di atas meja!" segera Khofifah mengambilnya, dalam sekejap umminya sambil mencarup sambal kacang itu dengan menambahkan secangkir air yang telah dipanaskan.

Sebelum dzuhur nasi pecel yang ia buat bersama umminya sudah terbungkus rapi. Kemudian umminya meletakkan nasi pecel itu ke dalam tas yang berwarna coklat. Khofifah juga mengambil bagian dalam hal itu.

Khofifah bersiap-siap untuk berangkat ke madrasah. Ia memakai sarung bermotif batik warna biru senada dengan baju putih yang dikenakan (yang kayak ala santri-santri gitu hehehe). Tak lupa hijab polos yang menunjukkan ke elegan nya pun juga dikenakan.

"Ummi, Khofifah sudah siap!" ia menghampiri umminya yang masih sibuk merapikan kerudungnya.

"Tunggu sebentar ya!" jawab umminya.

Tepat jam 11 mereka sudah beranjak ke luar rumah menuju madrasah. Meski acara Maulid Nabi akan dimulai sesudah shalat dzuhur, nampak siswa-siswi Man 4 Madiun sebaya Khofifah yang telah memadati teras madrasah. Ia langsung berbaur dengan mereka, sedangkan umminya berjalan ke arah rumah di samping madrasah tersebut.

Setengah jam setelah shalat dzuhur, orang berdatangan semakin banyak. Acara pun dimulai. Dengan penuh semangat siswa-siswi Man 4 Madiun itu bershalawat yang dipimpin oleh sejajaran sholawat dari JS FATAHILLAH. Ya.. Grup sholawat tersebut sudah sering diperbincangkan masyarakat bahkan para remaja saat ini. Karena atas penampilannya yang memukau penonton hingga tabuhan pemain banjari yang bikin hati terasa lebih tenang dan mudah dihayati lantunan-lantunan yang dibawakan. Bahkan sholawat JS FATAHILLAH tersebut sudah banyak dikenal hingga luar jawa sampai dikalangan Provinsi Ibukota Indonesia. Setelah acara sholawatan dengan CREWS JS FATAHILLAH dilanjutkan dengan pengisian ceramah dari Ustadz Nur Habib Musthofa. Kali ini tak terdengar suara yang beradu selain suara dari Ustadz Nur Habib Musthofa tersebut. Dengan seksama mereka mendengarkannya.

Momen yang ditunggu pun tiba. Pembagian nasi pecel yang di dalamnya juga terdapat sebotol air aqua, mendapat perhatian lebih bagi siswa-siswi Man 4 Madiun. Mereka cenderung ingin mendapatkan lebih dari satu. Tidak terkecuali Khofifah. Secara bergilir mereka, membagikannya sampai pada orang yang ada paling pojok.

Khofifah keluar dari masjid dengan menenteng dua kresek warna putih. Di dalamnya terlihat ada nasi pecel serta buah rambutan dan salak. Sengaja ia mengambil bagian yang terdapat buah salak, kesukaannya. Ia pun sukses mendapatkan dua bagian meski sebenarnya ia bisa mendapatkan lebih dari itu. Waktu ia ingin membawa tiga bungkus, tangannya tak cukup kuat untuk membawanya.

Di dalam musholla berkumpul para siswa Man 4 Madiun. Mereka juga berharap bisa mendapat bagian. Ada yang sudah mendapatkannya, tapi ada juga tangan mereka yang masih kosong. Melihat semua itu ia teringat pesan umminya.

"Khofifah nanti jangan bawa lebih dari satu ya! Kasian kan temannya jika belum dapat bagian karena Khofifah mengambil yang bukan haknya."

Diantara kerumunan itu, nampak Imah teman sekelasnya yang belum mendapatkan bagian. Khofifah menghampirinya.

"Kamu belum dapat ya im?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KUMPULAN CERPEN (emi_khf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang