Esok harinya, para murid bersiap-siap untuk acara kelulusan yang diadakan hari ini. Para junior-junior ikut serta dalam acara kelulusan untuk memeriahkan acara tersebut. Para orang tua murid-murid yang akan melihat hasil tes bahwa mereka lulus atau tidak pun datang.
Orang tua Eca, Hoshi, Ai, Kiy, Amon dan Eli pun datang. Ina dan Ein tak memiliki orang tua dan tinggal di rumah Eca(Ina) dan Hoshi(Ein).
Acara kelulusan diadakan di aula terbuka tepat setelah halaman depan Academy. Panggung dengan berbagai hiasan dan juga beribu-ribu kursi tertata rapi di aula terbuka itu. Para murid yang berpartisipasi dalam mengisi acara hiburan pun sedang melakukan reherseal kecil pada subuh hari.
Ina berjalan mengelilingi Academy menikmati segarnya udara subuh hari. Ia akan segera meninggalkan Academy yang sudah menjadi rumahnya selama 6 tahun terakhir. Rasanya sedikit sedih. Entah kenapa perasaan Ina agak aneh dari kemarin. Mungkin karena ia akan meninggalkan Academy yang sudah ia tinggali selama 6 tahun itu.
Jantungnya berdegup kencang, apakah ia akan lulus? Pertanyaan itu terus berulang-ulang kali ia gumamkan.
"Ina! Acara akan segera dimulai loh!" Teriak Ein yang berada di belakangnya.
"A-ah, iya Ein. Aku akan segera kesabaran." Ujarnya lalu mengikuti langkah Ein menuju ke aula.
"Ina! Duduk disini!" Ujar Eca sambil melambaikan tangannya pada Ina.
"Ein duduk sama Oci sana!" Ujarnya lagi sambil memberi isyarat mengusir.
"Iya-iya (-_-")"
"Inaaaa! Akhirnya kita lulus!" Ujar Eca memeluk Ina. Ina membalas pelukan sahabat terbaiknya itu sambil tersenyum.
"Setelah ini kita akan terus bersama kan?" Ujar Eca tiba-tiba menjadi delima- eh dilema.
"Tentu! Aku janji!" Ucap Ina sambil mengacungkan jari kelingking mungil miliknya. Eca yang melihat itu pun mengaitkan jari kelingking nya.
"Kami ketinggalan apa nih?" Ucap Kiy yang baru saja sampai.
"Kiy! Ai! Kita akan lulus! Kyaaaa~" seru Eca sambil memeluk Kiy dan Ai.
"Hasil tes aja belum tahu, kau malah senang duluan. Yakin lulus?"
Jleb!
"H-hati ku.... Sakit..... AI JAHAT! HUWEEE" Seru Eca. Untung saja keadaan tengah ramai jadi teriakan miliknya tak menarik perhatian orang lain.
"E-eca.. j-jangan menangis... Huweeee." Ujar Ina yang ikut-ikutan nangis (?).
"Sudah gede dan punya gunung (?) Aja masih cengeng."
Pletak!
"DASAR OM-OM BEJAT!" Teriak Ina pada Ein yang duduk disebelahnya.
Kata 'gunung' itu membuat dirinya kini mempunyai sebuah kepala kecil diatas kepala (?) Miliknya.
"Ein, jangan bilang kata 'gunung' lagi. Kau tahu kan, miliknya itu terlalu-"
Pletak!
"ADA APA DENGAN GUNUNG MILIKKU HAH?!"
"T-TYDACK! AMPUNILAH HAMBA!"
•*•*•
"Hasil tes akan ditampilkan dilayar. Dalam hitungan mundur..
3
2
1!"Deg!
"I-Ina, K-KITA LULUS HOREEEEE!" Ujar Eca.
"Hahaha! Kita lulus! Kiy! Ai! Eca! Kita lulus!" Ujar Ina sambil memeluk Kiy, Ai dan Eca.
"Lulus coeg! Saatnya mencari cecan UwU." Ujar Eli.
"Cewe Mulu dilirik(-_-")." Ujar Amon dengan wajah aneh(?).
"Biarkan dia berada dalam dunia fantasi miliknya itu." Ujar Oci.
Brak!
Roar!Terdengar suara auman dan gedung-gedung runtuh dan hancur. Ledakan dan api tiba-tiba muncul. Semua orang langsung berlari ketakutan. Seluruh guru Academy segera memandu orang-orang ke ruang bawah tanah. Sedangkan kami, para senior yang sudah dinyatakan lulus berlari kearah asalnya ledakan tersebut.
Naga.
Naga kegelapan. Naga yang seharusnya tersegel di dunia alam bawah. Dunia kegelapan. Tapi, hari ini naga itu menghancurkan Academy.
Ina POV
Naga kegelapan?! Bagaimana bisa?! Naga itu harusnya tersegel bukan?! Naga itu.... Mana mungkin kami bisa mengalahkannya.....
"Ina! Ada apa? Ayo kita serang!" Ujar Eca yang memecah lamunanku.
"A-ah, iya." Kami harus berusaha mengalahkan naga itu, bagaimana pun caranya! Ia sudah merusak Academy yang sudah kuanggap rumahku sendiri. Tak akan ku biarkan dia merusak lebih banyak lagi.
Aku berlari bersama murid-murid lainnya. Menuju naga itu, kini para murid ahli pedang mengalihkan perhatian naga itu. Aku dan para ahli sihir serangan menyerang naga itu di jarak yang agak jauh. Sedangkan para ahli healer, mereka memulihkan mana dan stamina kami.
Meskipun kami sudah berusaha keras, naga itu tetap saja terlihat baik-baik saja. Bahkan beberapa dari kami sudah ada yang terluka. Bagaimana ini?!
Ina POV end
Kini mereka kewalahan, bahkan dengan bantuan para guru Academy juga tak cukup membuat naga itu runtuh. Hanya sedikit goresan kecil yang terdapat di tubuh naga itu.
Sudah banyak murid yang tumbang karena serangan naga itu, para healer pun hampir kehabisan mana mereka karena menyembuhkan banyak orang. Kini mereka benar-benar diujung tanduk.
Bahkan Ina dan Eca yang merupakan murid dengan poin tertinggi pun kewalahan. Mana milik Ina memang masih banyak tetapi stamina miliknya tidak stabil. Sedangkan Eca sudah tak boleh menggunakan sihir lagi, mananya tersisa 10% saja.
Kiy, Ai, Amon dan Eli pun sudah tumbang dan dibawa ke ruang bawah tanah. Oci dan Ein juga sudah hampir kehabisan mana mereka.
"Mari kita lihat, bagian paling seru di permainan ini!"
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic World : The True Past [COMPLETED]
Fantasyseri 2 dari Magic World series Teryna menceritakan masa lalunya bersama teman-teman masa kecilnya. Dimana diskriminasi pada Ras Bayangan belum tercipta. Ras Bayangan dan Ras Cahaya masih hidup berdampingan, tak ada perang dan hidup damai. Masa lalu...